PART 24 "Keputusan Akhir"

152 2 0
                                    

       Lyssa duduk di sofa ruang tengah appartement kakaknya. Seminggu telah berlalu sejak ia mengetahui kehamilannya. Tapi sampai detik ini dia belum kembali ke appartement Rakha -atau yang Rakha bilang itu adalah appartementnya juga- jadi bisa disimpulkan itu appartement mereka berdua.

       Dan selama seminggu ini Lyssa belum diizinkan kembali bekerja. Bahkan sang atasan sendiri yang tidak lain adalah pamannya, setelah diberi tau bahwa Lyssa tengah hamil dan tidak diizinkan bekerja dulu, pamannya dengan senang hati mengizinkan itu.

"Kak Vanno!!" teriaknya lewat telefon.
  
       Iya, benar sekali. Dia tengah duduk santai di sofa ditemani tontonan dari laptopnya, dan dia tengah menelefon Vanno.

"Beliin mie ayam." ucapnya pada Vanno dengan nada merajuk.

"Kakak lagi kerja. Nanti pulang kerja atau pas makan siang kakak beliin." Vanno menyahut penuh kesabaran.

        Sulit menghadapi bumil yang satu ini. Vanno sendiri heran. Adiknya yang biasanya sangat tidak merepotkan, sekarang menjadi sangat-sangat merepotkan ditambah menyebalkan. Seminggu ini Lyssa telah membuatnya teruji menjadi laki-laki paling sabar menghadapi sikap anehnya semenjak hamil. Padahal yang harusnya menghadapi sikap itukan suaminya, kenapa jadi dia.

"Pokoknya beliin. Sekarang. Gak mau nanti. Aku maunya sekarang dan aku laparnya sekarang." desaknya merengek-rengek.

      Disana Vanno menghela nafasnya lelah sekaligus jengah. Dia lagi-lagi mengalah untuk menghadapi sikap adiknya yang entah kenapa jadi kekanak-kanakan. Sangat tidak seperti Lyssa yang sebelumnya.

"Oke-oke. Tapi kakak minta orang buat anterin. Kakak harus meeting sebentar lagi." Vanno meminta pengertian dari Lyssa.

       Lyssa menggembungkan pipinya ingin protes. Namun karena dia tadi sempat mendengar Vanno yang menghela nafas, akhirnya dia juga setuju saja.

"Iya. Tapi jangan lama-lama. Lebih dari 30 menit belum datang juga, Lyssa minta yang lain." ancam Lyssa seperti anak kecil.

"Apa rasa lapar kamu hilang setelah 30 menit?" tanya Vanno penasaran.

"Iya. Setelah 30 menit Lyssa lapernya bukan ingin makan mie ayam. Bisa aja spageti." jawab Lyssa dengan santai.

"Kalau begitu kakak biarkan saja. Toh setiap 30 menit keinginan kamu berganti. Kakak yakin, walaupun kakak belikan mie ayam sekarang, nanti kamu pasti akan menghubungi kakak lagi dan minta yang lainnya." omel Vanno.

"Tidak bisa begitu. Jika keinginan pertama ku tidak terpenuhi, keinginan kedua dan seterusnya akan lebih sulit lagi." ujar Lyssa dan dia memelototkan matanya, padahal Vanno tidak akan melihatnya.

"Iya iya kakak mengalah. Akan kakak pesankan sekarang. Kakak tutup. Jangan ganggu!" tukas Vanno kesal dan langsung menutup telefon itu sepihak.

      Lyssa menganga tidak terima dengan tindakan Vanno barusan. Dia hampir mengumpati kakaknya itu jika saja dia tidak ingat kalau dia sedang hamil.

"Dia berlagak menolak menuruti permintaan ku yang kadang suka aneh-aneh. Tapi pada akhirnya dia menurutinya. Bahkan meskipun sulit dicari, pada akhirnya dia memberikannya untuk ku. Dasar aneh." cibirnya lalu memposisikan dirinya senyaman mungkin untuk melanjutkan tontonannya.

*****

Ting tong

      Mendengar bel appartement dibunyikan, Lyssa langsung beranjak dari posisinya dan membukakan pintu setelah sebelumnya dia melihat siapa yang datang dari layar kecil di pintu.

"Saya ingin mengantarkan pesanan mbak Lyssa dari pak Vanno." ucap orang itu.

      Lyssa mengira dia pasti adalah orang suruhan Vanno atau mungkin kurir.

Hubungan dalam Kerumitan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang