Rakha menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu appartement barunya.
"Ingat itu." ucap Rakha pada Lyssa yang hanya berdiri di belakangnya dengan wajah cemberut.
"Berikan saja kartu aksesnya pada ku." ujar Lyssa dengan nada ketus. Dia masih kesal karena perbuatan Rakha di mobil tadi.
"Nanti. Sekarang ingat saja baik-baik kode aksesnya." jawab Rakha cuek.
Rakha masuk ke dalam appartement yang baru dia beli beberapa hari sebelum pernikahan. Sebenarnya dia sudah mendapatkan appartement sejak 10 hari sebelum pernikahan mereka. Tapi karena tiba-tiba Lyssa mengatakan ingin kamar terpisah, maka dia menjual kembali appartement yang sudah ia beli dan membeli appartement baru lagi.
"Berapa kamarnya?" tanya Lyssa saat dia menyusul masuk dan melihat rupa appartement yang akan menjadi tempat tinggalnya itu.
"3. Yang satu lagi untuk ruang kerja ku." jawab Rakha.
Lyssa membuka satu persatu pintu kamar yang ada di appartement itu. Mendengar kamarnya ada 3, dengan ruang tengah yang cukup luas di tambah dapur itu membuat appartement itu sangat besar.
"Kamar mandinya?" tanya Lyssa lagi.
"Ada 2. Di kamar utama dan di area dapur." jawab Rakha yang kini tengah menyandarkan tubuhnya di sofa empuk yang menghadap ke televisi berlayar datar itu.
"Aku ingin kamar utama." ucap Lyssa menuntut.
"Terserah." jawab Rakha dengan nada malas. Dia malas jika harus berdebat hanya karena masalah kamar dan kamar mandi.
"Yeay.." Lyssa bersorak pelan dan langsung memasuki kamar yang paling depan.
Rakha hanya melihat sang istri yang menyeret sendiri 2 koper besar miliknya.
"Apa dia benar-benar membawa semua barangnya?" gumam Rakha entah bertanya pada siapa.
*****
Lyssa mengaduk-aduk sup yang tengah ia buat di dalam panci. Ternyata Rakha mempersiapkan appartement itu dengan baik. Bahkan sudah menyiapkan bahan makanan yang cukup banyak.
"Apa yang kau masak?" tanya Rakha menghampiri sang istri di dapur.
"Sup ayam." jawab Lyssa tanpa menoleh pada Rakha.
"Em. Aku mau mandi, aku pakai kamar mandi di kamar utama." ucap Rakha meminta persetujuan Lyssa.
"Ya pakailah. Toh ini appartement milik mu." jawab Lyssa dengan santai.
"Kalau begitu izinkan aku tidur di kamar itu, itukan termasuk bagian dari appartement ku." Rakha mencoba mengelabuhi Lyssa.
Lyssa berbalik dan menatap Rakha yang tengah berdiri di belakangnya itu.
"Untuk yang satu itu, tidak akan. Kau boleh meletakkan pakaian mu di lemari kamar utama karena lemarinya yang cukup besar, kau juga bisa menggunakan kamar mandinya ketika aku tidak sedang menggunakannya. Tapi hanya aku yang boleh tidur disana." ujar Lyssa menjelaskan.
"Memang apa salahnya tidur di kamar yang sama?" tanya Rakha bergumam sambil membalikkan badannya meninggalkan area dapur.
"Hei! Apa yang kau katakan barusan??" tanya Lyssa berseru karena Rakha sudah menjauh darinya.
"Bukan urusan mu!!" jawab Rakha juga berteriak.
Lyssa hanya mengedikkan bahunya mencoba acuh. Dia kembali berkutat dengan peralatan dapurnya.
Akhirnya setelah berkutat dengan berbagai macam peralatan dapur dan aneka bahan makanan itu, sekarang menu untuk makan siang mereka telah tersaji dengan rapi di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Lãng mạn[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...