Malam ini adalah saat yang sangat ditunggu oleh Lyssa. Kenapa begitu? Karena ini adalah hari ulang tahun orang yang sangat spesial untuknya.
"Gimana? Apakah aku sudah cantik?" dia bertanya pada sahabatnya yang sedari tadi hanya mengamatinya berdandan.
"Kau sudah cantik sejak lahir." gadis berparas ayu dan manis itu menjawab dengan bosan. Dia kesal karena sahabatnya tak henti-henti bertanya soal penampilannya, tanpa perduli dia sudah bosan menunggu.
"Kapan kita akan berangkat? Kau pikir kita tinggal berteleportasi dan sampai disana? Kalau macet bagaimana? Ini malam minggu. Cepatlah." akhirnya dia mengungkapkan apa yang ia pendam sejak tadi.
"Aah iya. Aku lupa. Aku tidak boleh terlambat. Bagaimana? Kau sudah memesan taksi?" tanya Lyssa sambil memasukkan bedak dan lipstick ke dalam tasnya.
"Sudah sejak 15 menit yang lalu. Supirnya sudah menghubungi sejak tadi, aku rasa dia akan pergi jika kita tidak bergegas." jawab perempuan bernama Dara itu.
"Baiklah jangan mengomel. Ayo pergi." Lyssa menarik tangan sahabatnya itu keluar dari kamarnya.
Dara kelimpungan mengikuti langkah Lyssa. Gadis itu memiliki kaki jenjang dan tubuh semampai, sedangkan dia? Dia terlihat seperti seorang adik jika berdiri berdampingan dengan Lyssa.
'Kenapa sekarang dia yang terburu-buru.' batin Dara kesal sendiri.
*****
Taksi online yamg membawa Lyssa dan Dara berhenti di sebuah hotel yang lumayan berkelas. Dari luar sudah tampak ramai tamu yang datang menghadiri pesta itu.
"Lihat. Kau terlalu lama berdandan. Sekarang sudah sangat ramai." keluh Dara pada Lyssa yang hanya menunjukkan cengiran polosnya.
"Aku kan cuma mau terlihat sempurna di hadapan Devan." ucap Lyssa sambil membayangkan lelaki pujaannya.
"Cinta itu tidak menuntut kesempurnaan. Justru dia harus melihat mu apa adanya. Baru itu bisa dibilang cinta. Jika dia hanya melihat mu dalam kondisi sempurna, suatu saat jika kamu tak sempurna lagi dia hanya akan meninggalkan mu." ujar Dara menasehati.
"Maka aku akan terus berusaha terlihat sempurna." Lyssa sudah dibutakan oleh perasaannya sendiri.
"Ayo masuk. Aku tidak sabar melihat Devan." lanjutnya lagi-lagi menarik lengan Dara.
"Berhenti menarik ku!" Dara tak sengaja berteriak membuat beberapa orang melihat ke arah mereka.
Dara tersenyum kikuk dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.
"Jangan berteriak makanya." tegur Lyssa seenaknya saja.
"Kau yang membuat ku berteriak." balas Dara tak mau kalah.
Lyssa hanya tersenyum melihat sahabatnya kesal. Mereka berjalan memasuki ballroom hotel dimana pesta diadakan.
"Dimana ya Devan?" Lyssa bertanya-tanya sambil melirik ke semua penjuru.
"Dia pasti di dekat kue ulang tahunnya." celetuk Dara asal.
"Aah benar. Kenapa kau tau kalau dia akan berdiri disana?" tanya Lyssa dengan curiga. Dara hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Aku hanya menebak." jawabnya santai.
"Aku akan kesana." Lyssa langsung meninggalkan Dara.
Dara menatap kepergian sahabatnya dengan tatapan tidak percaya.
"Tadi dia menarik ku terus menerus, saat menemukan apa yang dia cari, dia meninggalkan ku begitu saja. Aku ragu kami sahabatan." gerutu Dara tapi dia tetap menyusul Lyssa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romance[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...