Hari berlalu begitu cepat. Lyssa merasa jelas-jelas baru kemarin dia datang ke pesta ulang tahun Devan, lalu sakit hati, mabuk dan berakhir dengan kehilangan harta berharganya.
Dia benar-benar tidak bisa melupakan semua jalan cerita itu. Apalagi sebentar lagi dia akan menikah.
"Kamu undang siapa saja teman-teman kamu?" tanya sang mama membuat Lyssa kembali ke dunia nyata.
Ya, saat ini dia bersama dengan sang ibu tercinta dan calon mertuanya. Bisakah dia menyebutnya begitu?
"Tidak tau. Mengapa harus mengundang teman-teman Lyssa? Inikan hanya pernikahan terpaksa." jawab Lyssa dengan malas.
"Jangan begitu. Pernikahan apapun ini, tetap saja ini adalah pernikahan yang sah. Memang kamu mau mengulangi pernikahan nantinya? Bukankah kamu ingin menjalani pernikahan sekali seumur hidup mu?" tanya Lia dengan serius.
Lyssa mengangguk dengan ekspresi cemberut yang membuat kedua wanita paruh baya itu tersenyum gemas.
"Ayolah. Senyum sedikit, sayang. Masa calon pengantin wajahnya kusut begitu." goda Lia sambil mencubit pipi chubby Lyssa.
"Apasih, Ma." kesal Lyssa mengerucutkan bibirnya.
"Ayolah. Pernikahan kamu seminggu lagi. Kamu harus latihan senyum. Karena saat resepsi nanti kamu harus selalu tersenyum pada setiap tamu yang hadir." bujuk Lia.
"Lyssa mengerti. Itukan masih seminggu lagi. Jika Lyssa tersenyum sekarang, seminggu lagi senyuman Lyssa pasti luntur." celetuk Lyssa asal.
Kedua wanita paruh baya itu tertawa kecil mendengar ucapan Lyssa.
"Ya sudah. Sekarang kembali lagi ke kegiatan kita. Tulis nama teman-teman yang akan kamu undang." ucap Rea menghentikan tawanya.
"Dara pasti kamu undang kan?" tanya Lia tiba-tiba.
Mendengar pertanyaan mamanya, Lyssa langsung teringat beberapa hari yang lalu saat pertemuannya dengan Dara dan pertengkaran hebat mereka.
"Kenapa harus mengundang Dara?" tanya Lyssa balik.
Lia seketika teringat permasalahan yang tengah terjadi antara Lyssa dan Dara.
"Aah, maaf. Mama lupa, sayang." ucap Lia merasa bersalah.
"Mama tau gak?" tanya Lyssa tiba-tiba.
Lia dan Rea mengernyit mendengar pertanyaan Lyssa.
"Tau apa, sayang?" tanya Lia tidak mengerti.
Lyssa memikirkan tentang Dara yang ternyata mencintai Rakha.
'Aah kalau aku bilang tentang itu, bagaimana kalau mama Rea penasaran soal Dara dan ingin tau. Lalu nanti mama Rea malah menyukai Dara, nanti bagaimana dengan nasib ku?' batin Lyssa tidak ikhlas.
"Tau apa, nak?" tanya Rea mengulang pertanyaan Lia karena Lyssa belum menjawabnya.
"Eem, tidak ada. Lyssa akan mengundang Dara kok." jawab Lyssa mengalihkan pembicaraan.
"Benarkah? Kamu yakin?" tanya Lia tidak yakin.
"Iya. Tentu saja aku harus mengundangnya, bagaimanapun juga Dara sahabat ku dari kecil." jawab Lyssa tersenyum penuh arti.
Lia hanya tersenyum mendengar jawaban Lyssa tanpa tau arti dibalik senyuman Lyssa.
'Aku memang tidak menyukai pernikahan ini, tapi aku lebih tidak menyukai lagi kalau sampai Dara mendapatkan laki-laki yang dia cintai sementara aku harus menderita seumur hidup ku gara-gara semua ini.' batin Lyssa menjadi egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romance[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...