"Kau tidak bisa melihatnya? Rakha tidak terlihat sangat mabuk. Lihat baik-baik!! Laki-laki itu masih sadar bahkan bisa berjalan sendiri, dia tidak benar-benar sedang dipapah!!"
"A-apa???"
Lyssa menatap Vanno terkejut. Dia juga tidak mengerti apa yang Vanno maksudkan.
"Apa maksud, Kakak? Rakha tidak mabuk? Jadi, jadi-....Rakha....mem-..mem-perkosa ku dalam keadaan sadar?" tanya Lyssa dengan terbata-bata.
"Rakha mabuk. Tapi dia masih cukup sadar. Lain dari kamu, kamu mabuk karena terlalu banyak minum dan kamu juga meminum alkohol yang kadar alkoholnya tinggi." tukas Vanno menerangkan.
Lyssa membulatkan matanya dan matanya mulai memerah. Dia sudah hampir menangis.
"Biar kakak jelaskan informasi yang kakak dapatkan."
Flashback on
Vanno berjalan memasuki sebuah club malam. Malam itu dia memilih datang ke club itu setelah pulang dari kantor. Dia memilih untuk tidak langsung pulang ke appartementnya meskipun tubuhnya sudah sangat lelah dan ingin cepat-cepat diistirahatkan. Dia tidak sedang ingin mabuk sebenarnya. Dia datang kesini dengan tujuan tertentu.
"Mau pesan jenis apa nih, bro?" seorang bartender menyapanya dengan sangat santai dan mencoba seakrab mungkin.
"Pesen informasi penting." jawab Vanno dingin bahkan tatapannya sangat tajam, begitu mengintimidasi lawan bicaranya.
Begitulah cara Vanno menghadapi musuh bisnisnya.
"Hah? Apa yang kau maksud? Kau sudah mabuk sebelum kesini ya?" tanya bartender itu berusaha terlihat santai, meskipun kalau boleh jujur dia sudah takut karena ditatap begitu tajam oleh Vanno.
Jika tatapan bisa menyayat kulitnya, mungkin sekarang dia sudah tersayat-sayat.
"Aku tidak mabuk dan aku juga tidak berniat untuk mabuk. Aku ingin kau memberi ku informasi penting." jawab Vanno dengan suara beratnya.
"I-informasi apa?" tanya bartender itu sudah sangat gugup.
"Aku tidak yakin kau mengingatnya atau tidak. Aku ingin menanyakam tentang perempuan yang datang kesini di hari sabtu malam sekitar 1 bulan yang lalu." ucap Vanno mulai lebih tenang namun tetap tegas dan serius.
"Perempuan yang datang dihari itu 1 bulan yang lalu itu sangat banyak. Dan belum tentu aku yang melayaninya di bar ini." tukas bartender itu juga mulai santai.
"Akan aku perlihatakan fotonya. Aku tidak mau tau kau mengingatnya atau tidak, yang penting aku taunya kau harus memberi ku informasi. Sekalipun harus melihat CCTV, maka kau harus memperlihatkannya." kata Vanno dengan sangat tegas dan menuntut.
"Aku tidak bisa menjanjikan kalau aku tau. Dan untuk CCTV, itu menjadi rahasia pihak internal. Sebenarnya informasi tentang pengunjung disini juga rahasia, kau tidak bisa seenaknya meminta informasi pengunjung disini." ucap bartender itu.
"Orang yang akan aku tanyakan adalah adik ku. Dan dia mendapatkan masalah saat datang kesini. Kau mau menanggung masalahnya jika kau tidak memberiku informasi??" tanya Vanno mengancam.
"Ba-baiklah, tunjukkan fotonya." akhirnya bartender itu menurut. Dia sudah cukup berpengalaman dengan situasi seperti ini, untuk masalah yang dimaksud oleh Vanno dia mulai bisa menebaknya. Ada banyak jenis masalah yang terpikir olehnya. Salah satunya mungkin yang terjadi pada Lyssa.
Vanno mengambil handphone di saku jasnya. Lalu mencari sesuatu di ponsel pintarnya, kemudian dia menunjukkan layar handphonenya pada bartender itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan dalam Kerumitan (End)
Romans[Complete] . . . Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tak mencintai mu? Atau kamu pernah dicintai oleh seseorang yang sangat kamu benci? Atau bahkan kamu pernah merasakan sakit hati karena orang yang kamu cintai mencintai sahabat mu sendiri? Dan...