BAGIAN - TIGA

2.3K 151 2
                                    

Danish

Langkah kakiku gontai saat menyusuri jalan setapak menuju rumah. Rasanya, aku benar-benar lelah setelah seharian mencari berita ke sana ke mari. Sebagai seorang pencari berita, pekerjaanku selalu tidak mudah. Aku harus menghadapi berbagai macam orang dan keadaan. Terkadang, aku harus lari dikejar anjing atau melompati tembok. Bahkan, aku pernah hampir ditangkap polisi karena dikira pencuri. Tetapi, demi sebuah berita yang akan membuatku mendapat pujian, aku selalu saja rela melewati semua. Mendapatkan berita yang pertama kali terbit dan menjadi hits adalah kebanggan sendiri bagi orang-orang yang bekerja di duniaku.

Aku berdiri di depan sebuah rumah satu lantai dengan sebuah taman kecil di bagian depan. Rumah ini juga adalah alasanku melakukan semua itu. Aku harus membayar angsuran rumah ini setiap bulannya. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Hidupku tidak mudah, aku tahu itu. Tetapi, aku tidak pernah putus asa karena hidup tidaklah hidup jika terlalu mudah. Aku melangkahkan kakiku melewati pagar lalu membuka pintu. Gelap. Aku meraba tembok dan menyalakan lampu. Aku menghela nafas lagi. Rumahku tampak berantakan dengan beberapa barang yang tidak berada pada tempatnya. Setelah ini, aku harus mulai membersihkan rumah setelah tiga hari aku memilih untuk tidur di kantor.

Ku letakkan tasku di dalam kamar lalu melepas jaket. Aku berjalan ke luar kamar lagi dan mulai memunguti sampah-sampah bekas makanan. Setelah itu, aku mengembalikan buku-buku dan beberapa barang yang berserakan. Aku sudah merasa sangat lelah namun masih melanjutkan untuk menyapu lantai. Setelah hampir dua jam, akhirnya rumah ini terlihat seperti rumah.

Aku merebahkan tubuhku di karpet bulu yang terletak di ruang tamu. Aku benar-benar lelah hingga tanpa sadar aku sudah tertidur.

-00-

Pagi ini cerah. Langit biru dan matahari bersinar terang. Secerah hatiku saat ini yang akhirnya bisa libur selama seminggu. Aku sedang menyiram bunga-bunga di taman yang sudah lama sekali ku abaikan. Sesekali, aku memotong daun atau bunga yang telah layu. Beberapa tetangga tampak menyapaku dan rata-rata mereka mengatakan lama tidak melihatku. Ya, tentu saja karena aku hampir selalu berangkat pagi dan pulang saat malam.

Pandanganku terhenti pada deretan bunga daisy yang mulai tumbuh dengan baik. Seketika, ingatanku membawaku pada peristiwa dua tahun yang lalu saat pertama kalinya aku membeli rumah ini. Halaman ini masih kosong dengan rumput-rumput hijau yang tampak monoton. Hingga, seseorang membawakan benih bunga daisy dan mulai menanamnya bersamaku. Saat itu, yang dia katakan, daisy ini seperti aku. Polos dan sederhana, namun sebenarnya menawan dan tampak elegan. Aku yang pada saat itu sedang pada kondisi terburuk dalam hidupku merasa tersanjung. Dia adalah laki-laki pertama yang mengatakan hal seperti itu. Dan aku bisa melihat ketulusan dari matanya saat mengatakannya. Dia membuatku percaya masih ada laki-laki baik di dunia ini.

Airmataku menetes tanpa aku sadari dan aku segera menghapusnya. Sejak satu bulan yang lalu, aku sudah bertekad untuk melupakan laki-laki itu. Dia memang laki-laki baik dan tulus saat mengatakannya padaku, tetapi dia tidak mencintaiku. Saat itu, dia hanya ingin menghiburku setelah melihat apa yang terjadi padaku. Dia, pada kenyataannya, mencintai perempuan lain dan memilih menikah dengannya. Hatiku terasa sesak lagi mengingatnya. Bayangan tentang pernikahannya masih terekam jelas di ingatanku. Entah kenapa, aku harus datang ke pernikahannya dan membiarkan hatiku rontok saking sakitnya.

Aku mematikan kran air dan masuk ke dalam rumah. Sudah cukup mengingat masa lalu dan membuat hatiku bersedih lagi. Aku meraih jaket dan mengambil tas slempangku. Mungkin lebih baik aku berjalan-jalan di sekitar perumahan supaya ingatan itu tidak semakin menyiksaku. Langkah kakiku panjang-panjang ke luar lingkungan perumahan. Aku berencana pergi ke swalayan terdekat dari rumahku dengan berjalan kaki. Mungkin aku bisa berbelanja beberapa barang kebutuhan karena seingatku lemari pendinginku hanya tersisa botol-botol air mineral.

Close To You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang