#2

201 10 2
                                    

"Jangan lupa apa??"ucapku bingung.

"Jangan lupa sop kakinya"ucapnya sambil tertawa.

"Ishh dasar kirain apaan"ucapku sambil memukul tangannya.

"Ya udah yuk pulang,aku bantuin bawain koper"ucapnya sambil menenteng dua koperku.

"Yuk,makasih ya"

"Sama-sama sayang"ucapnya sambil tersenyum.

Perjalanan menuju rumah sangat menyenangkan untukku bersama orang yang kusayang.Kita saling bertukar cerita sambil mendengarkan lagu kesukaan kita.Aku beruntung bisa memilikinya,dia mencintaiku apa adanya.

"Yang gimana kerjaan kamu di Paris?" Tanyanya memulai obrolan.

"Seru"

"Cuma seru aja gitu?"

"Ya emang apa lagi?"tanyaku.

"Ya apa kek,seneng kek,sedih kek,masa cuma seru aja yang spesifik dong"ucapnya kesal.

"Hahah ihhh kamu lucu tau,ya kerjaan aku disana seru,ada senengnya ada sedihnya,capek tapi aku bangga,aku bisa bikin menu baru,makanan Indonesia yang dilevel up"ucapku menjelaskan.

"Senengnya karena apa,sedihnya karena apa?" Tanyanya lagi.

"Ihh kamu nanya Mulu kayak wartawan"ucapku malas-malasan.

"Ya kan aku kepo,senengnya bukan karena banyak cowok ganteng kan?"tanyanya tajam.

"Ihh ya nggak lah,senengnya tuh kalau orang-orang suka makanan yang aku bikin,sedihnya kalau lagi dimarahin.Aku sih gak bakal selingkuh,kamu tuh yang dikelilingin banyak cewek,awas aja kamu selingkuh"kataku tajam.

"Ya enggak bakal selingkuh lah,kecuali kalau kamu ada dua.Cintaku itu cuma buat rena seorang,kamu itu kayak bintang kejora yang paling terang diantara bintang lainnya"ucapnya merayu.

"Akhhhh sayangg,basi banget sih kamu"

"Angetin makannya"ucapnya kecewa.Aku pun hanya bisa menertawakannya.

"Yang tadi aku udah belajar masak loh,aku jamin kamu pasti suka"ucapnya.

"Ohh ya,masak apa?"ucapku penasaran.

"Semur kadal"jawabnya sembari tertawa.

"Ihh dasar udah serius juga" ucapku kesal.

Sepanjang perjalanan kita banyak bercerita seru,sampai akhirnya mobil Dikta memasuki halaman rumahku.

Kulihat mamah dan kakakku sudah menyambut didepan pintu.

"Renaaaaaa"terdengar suara yang langsung membuat bumi bergetar,ya siapa lagi kalau bukan teriakan kakakku,Kareyka Moeloek.Yang langsung menabrak ku dan memelukku."ya ampun rena aku kangen banget sama kamu"teriak kakaku lagi,dengan pelukan yang semakin erat,yang membuat tubuhku sedikit terhuyung kebelakang.

"Ya ampun un aku juga kangen,tapi gak perlu kencang-kencang meluknya nanti tulang aku remuk"ucapku sambil berusaha mengambil nafas.

"Ehh iya iya maaf"ucapnya sambil melepaskan pelukannya.

Kulihat dibelakang mamah tersenyum lebar dan matanya berkaca-kaca.Akupun langsung menghampiri mamah dan memeluknya.

"Mamah rena kangen banget"ucapku sambil mengeratkan pelukan.

"Mamah juga kangen banget sama kamu sayang,kangen banget"ucap mamah dengan suara yang sedikit bergetar.
"Ya udah yuk masuk kamu pasti capek kan,mamah udah siapin makanan yang enak buat kita semua"

"Asikkk makan-makan"ucap kakaku bahagia.

"Kamu Rey,dasar"ucap mamah sambil geleng-geleng kepala,yang hanya diabalas cengiran oleh kakaku.

"Mba tolong bawain kopernya rena ya"kata mamah kepada pembantu dirumah.

"Iya Bu"

"Sini saya bantuin mba"ucap Dikta.

"Makasih den"

Kami pun masuk kedalam rumah,rindu rasanya memasuki rumah ini.Sudah cukup lama aku meninggalkannya.Saat memasuki rumah ku lihat kembali foto-foto yang tertempel di dinding.Disana terlihat jelas rena kecil yang masih berpipi cubby dengan poni dan belum mengerti apa-apa.Diujung ada juga foto kami bertiga bersama ayah,ya memang ayah dan mamah sudah berpisah,kami tidak tinggal bersama lagi.Namun kami masih berhubungan baik,ayah juga tau kalau aku pulang hari ini dan bilang kalau akan datang kerumah bersama bunda istri barunya dan adik tiri ku Celia.

Aku naik ke atas menuju kamarku,aku membuka pintu kamar dan terlihat semuanya tertata rapih,aku merindukan kamar ini.Aku berjalan menuju balkon kamarku,aku membuka pintu balkon dan seketika angin sejuk menampar wajahku,aku merindukan balkon ini tempat favoritku,dengan satu meja bundar dan dua kursi,serta rumput palsu yang tak perlu tanah dan air untuk hidup.

Aku kembali menutup pintu balkon dan berganti pakaian,lalu aku turun kebawah untuk bergabung bersama yang lain.

"Sayang ayok sini,kita makan"ucap mamah mengajakku.

"Iya mah"

"Na ada menu baru gak buat fedwell?"tanya kakaku memulai pembicaraan.

"Udah dong un,aku udah siapin banyak menu baru buat fedwell"ucapku semangat.

"Wahh siappp,ohh iya nanti kalau kamu jadi juri jangan galak-galak loh na"

"Ya tergantung pesertanya un,mulai aja belum"jawabku.

"Jangan jutek-jutek loh na"ucap mamah ikut menimpali.

"Enggak lah mah emang rena jutek apa"jawabku.

"Jangan dipelototi loh na pesertanya,bukannya masak bisa-bisa pingsan malah"ucap Dikta sembari tertawa.

"Enggak lah,kalau pingsan ya guyur air beres"ucapku tanpa beban.

"Kejam."

"Ha-ha-ha udah-udah ayok makan" ucap mamah melerai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
________

Tuh dikasih senyum manis dari chef renatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh dikasih senyum manis dari chef renatta

Makasih ya yang udah baca,jangan lupa vote dan coment ya....
Maaf kalau banyak typo
Keep suport chef renatta...❤❤
Love you..💕💕😘😘

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang