#10

93 9 5
                                    


"Dikta kenapa?"ucapku dengan suara yang agak keras,yang berhasil jadi pusat perhatian teman-teman ku.Cepat-cepat aku mengembalikan ekspresi wajahku normal lagi.Jujur aku sangat khawatir.

"Dikta gak jadi nikah sama isabel"jawab kak reyca.

"Loh kenapa?"tanya Vidi heboh.

"Isabel selingkuh,dia main sama cowok lain,dan Dikta ditinggalin,kemaren gue sempet ketemu Dikta,jadi tuh.."

Author pov
Flashback on

  Kareyca sedang berkeliling mall mencari tas,seperti kesukaan perempuan pada umumnya,yap belanja.Namun kali ini dia sendirian.

  Saat sedang mencari toko tas dia melihat,seorang pria berhoodie putih duduk sendiri,dengan muka yang sedikit kacau,dan kareyca sangat tau siapa itu,ya Dikta.

  Tanpa pikir panjang kareyca pun menghampiri Dikta.

"Ta...."sapa kareyca sambil menepuk pundak Dikta.

"Eh Rey lo disini?,"tanya Dikta cukup terkejut.

"Iya nih,kok lo sendirian gak sama isabel?"ucap kareyca basa-basi.

"Eehh enggak,rey gue mau kasih tau lo sesuatu"

"Sesuatu apa?"tanya kareyca.

"Gue gak jadi nikah sama isabel"ucap Dikta sambil menunduk.

"Loh kenapa?"ucap kareyca kaget.

"Dia batalin pertunangan kita,dia selingkuh sama cowok lain,gue harus gimana Rey,disisi lain gue seneng gak jadi nikah sama isabel karena ini emang bukan kemauan gue,tapi gue nyesel juga karena gue udah terlanjur kehilangan rena"ucap Dikta makin menunduk.

"Sabar ya ta,semua pasti ada jalannya,gue tau lo bisa hadapin semua"ucap kareyca memberi semangat.

Flashback off

Rena pov

"Nah gitu"ucap kareyca mengakhiri ceritanya.

  Semuanya kaget mendengar cerita kak reyca,begitukah yang terjadi?

  Aku hanya bisa menyimak tanpa berkata-kata,aku hanya bisa memainkan kuku-kukuku,entah kenapa ada rasa bahagia Dikta gak jadi nikah sama isabel,namun sekarang aku telah memiliki Gavin,pria baik,malaikat yang Tuhan kirim buat aku sebagai pembimbing aku.

  Ternyata Gavin menangkap kekhawatiran ku,dia pun menggenggam jari-jariku dan mengajakku pulang.

"Ehh kayaknya udah malem pulang aja yuk ren,kamu juga belum istirahat kan"ucap Gavin mengajakku pulang.

"Iya"jawabku singkat.

"Guys kita duluan yah"pamit Gavin pada yang lain.

"Duluan ya"pamitku,sebisa mungkin aku menunjukan wajah biasa saja,namun tidak menutup fakta hatiku sedang bergemuruh sekarang.
.
.
.
.
.
.
   Dalam perjalanan pulang kami hanya saling diam,aku tau Gavin membiarkanku berkelana dengan pikiranku sendiri.

"Jangan dipikirin kalau itu bikin kamu sakit,biarin semua berjalan sesuai alurnya"ucap Gavin membuka obrolan.

"Maafin aku"ucapku menunduk.

"Kamu gak perlu minta maaf,kamu gak salah kan,aku tau kamu masih sayang Dikta kan"tebak Gavin yang memang amat sangat benar.

  Aku tak berani menatap Gavin,ya aku memang sudah mencoba untuk melupakan Dikta,perlahan memang kenangan tentang Dikta mulai pergi dari ingatanku,namun tak semua bisa dihapus begitu saja,selama ini telah banyak hari kita lalui bersama.

"Aku gak marah kamu masih punya perasaan sama Dikta,kalau kamu mau kembali sama Dikta aku akan lepas kamu"

"Nggak bukan gitu maksud aku"ucapku cepat.

"Aku tau,jangan dipendam na,sakit rasanya"

"Aku gak akan kembali sama Dikta"

"Kenapa? Bukannya kamu masih sayang dia"

"Ya aku memang masih sayang dia,namun aku tetap tak akan kembali,aku udah punya kamu,pria hebat berjiwa malaikat"

"Hahah kamu apaan sih,ya udah aku gak akan bahas tentang ini lagi,aku sayang kamu na,"

"Aku juga sayang kamu gav"

"Jangan jadiin masa lalu sebagai beban buat kamu,biarin semua berjalan sesuai alurnya"ucapnya sambil menggenggam tanganku.

  Aku hanya bisa tersenyum,betapa beruntungnya aku,mendapatkan orang sebaik gavin,dia nyaris sempurna sedangkan aku hanya bisa membuat nya kecewa karena kebodohan ku.

.
.

.
.

Setelah memasuki gerbang rumahku,mobil Gavin berhenti dan seperti biasa dia selalu membukakan pintu mobil untukku.

Kami masuk kedalam rumah dan terlihat mamah sedang menonton televisi.

"Assalamualaikum"ucapku dan Gavin kompak.

"Waalaikumusalam heyy udah pulang"

"Iya"ucapku dan Gavin sambil menyalami mamah.

"Ya udah Tante,kayaknya aku harus pulnag deh"pamit Gavin

"Loh kok cepet banget"ucap mamah.

"Iya,kenapa gak mampir dulu?"tanyaku.

"Iya besok aku ada meeting banyak berkas-berkas yang harus aku siapin"jawab Gavin.

"Ohh ya udah deh"

"Ya udah aku pulang dulu ya"pamit Gavin dan kembali menyalami mamah.

"Hati-hati ya sayang"ucap mamah.

"Iya Tante"

"Hati-hati ya gav"ucapku.

"Iya istirahat ya kamu"
Aku hanya mengangguk saja.

"Ya udah duluan ya,assalamualaikum"ucap Gavin sambil berlalu pergi.

"Waalaikumusalam "jawabku dan mamah.

  Setelah Gavin pulang aku langsung naik ke kamarku dan bersih-bersih.Setelah selesai aku menuju balkon,sudah lama sekali aku tak mengunjungi balkon ini.Aku duduk diatas rumput sintetis,malang rasanya tak ada rumput asli yang bisa tumbuh disini.Diatas langit terlihat banyak bintang,dan aku sangat suka sekali bermain dengan rasi bintang,dan seketika aku kembali teringat dengan sebuah kenangan bersama Dikta,ah Dikta lagi yang kembali menjajah pikiranku.

   Dulu aku dan Dikta suka sekali melihat bintang di rooftop rumahku,bahkan bisa sampai lama sekali hanya untuk melihat bintang dan mengobrol kesana kemari.

   Aku kembali menikmati angin yang berhembus menampar wajahku,segar sekali rasanya bisa menjadi obat kepenatan hari ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
_____________

Jangan lupa vote and coment❤💕😘💞

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang