#6

96 5 0
                                    

     Selama perjalanan pulang aku menangis dalam diam,sungguhbaku benci air mata ini.Benar-benar tegakah dikta melakukan itu,sebegitu tidak berartinya kah aku ini.

"Un kamu kenapa sih?"tanya kian yang menyadari aku menangis.

"Gak papa"

  Kian tau aku memang tidak suka ditanya-tanya,jadi kian diam saja dan kuyakin ada banyak pertanyaan di kepalanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
   Setelah sampai rumah,aku langsung masuk ke kamar tanpa mempedulikan sekitar.Aku bahkan tidak melihat ada kak reyca dan mamah yang dilewati begitu saja tanpa kusapa.

    Aku masuk ke kamar,menangis sejadi-jadinya tanpa suara.Ya aku memang cengeng,aku sering menangis diam-diam.

  Aku pun menelfon Dikta untuk mengajaknya datang kerumah malam ini.

"Hallo kamu sibuk gak?"tanyaku saat Dikta telah mengangkat telefon.

"Enggak kok,emang kenapa?"tanyanya.

"Dateng ya nanti malem,aku pengen ngobrol aja"

"Siap tuan putri ,nanti malam aku Dateng.

"Ya udah,see you"

"See you too sayang"

   Sayang,dia memanggilku sayang tanpa adanya perasaan sayang yang sesungguhnya kah.
.
.
.
.
.
Jam 19.30 kudengar suara mobil yang dapat dipastikan itu mobil Dikta.Memang benar mobil Dikta memasuki halaman rumah.Apa yang harus aku katakan pertama,harus bagaimana sikapku padanya nanti.

Saat aku melamun,terdengar suara kak reyca memanggilku.

"Renaa,turun ada Dikta"ucap kak reyca berteriak.

"Iya"balasku dengan suar lirih,entah didengar atau tidak.

  Aku pun langsung turun kebawah dan melihat ada Dikta yang duduk diruang keluarga dengan senyum yang terukir diwajahnya.Sakit sekali melihatnya,senyum itu yang aku suka,yang sebentar lagi mungkin tak dapat aku lihat lagi.

"Hayy sayang,"sapa Dikta.

"Hayy"jawabku sekenanya.

"Gue tinggal dulu ya kalian berdua"ucap kak reyca sambil berlalu pergi.

"Kamu mau aku bikinin sesuatu gak,"ucapku basa basi sambil duduk disebelahnya.

"Gak usah deh,oh iya kamu katanya mau ngomong.Mau ngomong apa?"tanya Dikta.

"Siapa Isabel?"tanyaku tajam.

"Maksud kam-"ucap Dikta terpotong oleh ku.

"Siapa Isabel,selingkuhan kamu? Tunangan kamu?"ucapku dengan nada datar tanpa ekspresi dan tanpa menoleh sedikitpun.

"Isabel,ya dia pacar aku kita emang mau tunangan"ucap Dikta menunduk.
"Tapi bukan gini maksud aku,maaf udah nyakitin kamu"sambung Dikta lagi.

"Aku salah apa sama kamu sampai kamu tega kayak gini sama aku"tanyaku dengan air mata yang kembali jatuh,sungguh aku benci ini.

"Maafin aku,aku juga punya alasan untuk ini,aku udah terlanjur janji pada orang tuanya Isabel sebelum mereka meninggal"ucap Dikta menjelaskan.

"Dengan cara mengorbankan hubungan kita?"tanyaku lagi.

"Aku minta maaf,aku sayang banget sama kamu,aku gak mau kita kayak gini,"ucap Dikta memohon.

"Terus harus diapain lagi,aku sayang sama kamu,aku cinta sama kamu,"ucapku sambil memukul pundaknya,dan menangis tanpa suara.

"Aku juga sayang sama kamu,aku cinta sama kamu,aku juga bingung harus apa sekarang"ucap Dikta sambil menggenggam tanganku.

"Kamu tepatin janji kamu untuk nikahi dia,dan tinggalkan aku"ucapku datar.

"Maafin aku na,aku udah nyakitin kamu"ucap Dikta menunduk.

"Gak perlu minta maaf,aku ngerti kok,sekarang kita masing-masing aja "ucapku sambil menangis(lagi),aku benci air mata ini.

"Aku sayang banget na sama kamu"

"Kita bersikap dewasa saja,mungkin Tuhan belum mengizinkan kita untuk bersama saat ini,kalau kita jodoh aku yakin dengan cara apapun kita bisa kembali lagi."

"Maafin aku na,maafin aku"ucap Dikta menunduk.

"Satu yang perlu kamu tau aku sayang sama kamu,terima kasih untuk semuanya selama ini"ucapku sambil beranjak berlalu pergi.

"Maafin aku na,aku sayang sama kamu,kita masih bisa jadi sahabat kan"ucap Dikta sambil menahan tanganku.

"Iya"ucapku sambil tersenyum,dan air mata ini lolos begitu saja melewati pipiku.

   Aku pun berlalu menuju kamarku,sampai aku bersembunyi ujung tangga,kulihat Dikta masih disana dengan wajah tertunduk seolah menyiratkan kesedihan.Aku pun menangis(lagi).

  Aku berlari menuju kamar,kubanting pintu dan terduduk dibaliknya.

  Aku berlari ke balkon,ku lihat Dikta dibawah sana mau memasuki mobilnya,tapi apa ini,dikta menangis,baru kali ini aku melihat dia menangis seperti itu.

   Aku terduduk disebelah ranjangku,menangis dalam diam,sakit rasanya sakit sekali.Aku mendengar ketukan pintu,dan suara kak reyca terdengar disana.

"Na aku boleh masuk gak?"tanya kak reyca dibalik pintu.

"Masuk aja,"jawabku.

  Kak reyca pun masuk dan langsung memelukku dari samping,dia ikut duduk disebelahku.

"Na kamu udah tau semuanya,maaf ya tadi aku gk sengaja dengerin obrolan kamu sama Dikta"ucap kak reyca sambil masih setia memelukku.

"Iya gak papa"balasku.

"Ohh iya na,aku mau ngasih tau kamu sesuatu"

"Sesuatu apa?"tanyaku.

"Jadi sebelum kamu balik ke Indonesia Dikta..........
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
____________
Hallo semua makasih udah baca,maaf gak bisa upload cepet,semoga kalian ngerti ya...
Love you all..💞💕❤😘

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang