#7

82 6 0
                                    

"Ohh iya na,aku mau ngasih tau kamu sesuatu"

"Sesuatu apa?"tanyaku.

"Jadi sebelum kamu balik ke Indonesia Dikta udah bilang semuanya sama aku,dia nyesel na,dia nangis baru kali ini aku liat Dikta kayak gitu"ucap ka reyca menjelaskan.

  Aku tersentuh sejenak,namun kenapa harus aku,kenapa aku yang harus merasakan ini apa salahku.

"Apa Dikta pernah memikirkan perasaan ku,dia terlihat bahagia saat berjalan bersama Isabel"ucapku acuh.

"Kamu jangan gitu na,dikta sayang sama kamu.Bahkan mamah sudah tau tentang hal ini juga,tapi ya kita gak tega buat bilang ke kamu"

"Kenapa ini harus terjadi padaku,apa salahku?"ucapku sambil menangis lagi.

"Kamu gak salah na,ini takdir.Kamu harus coba terima,Tuhan sudah menyiapkan akhir yang baik buat kamu,mungkin ini cara Tuhan buat bikin kamu lebih kuat"ucap kak reyca memberi semangat.

  Aku hanya mengangguk saja,sakit rasanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari-hari yang kujalani akhir-akhir ini begitu berbeda,tidak
ada lagi yang selalu membuatku kesal dipagi hari sekaligus membuat mood ku baik.

Salahku sendiri memang yang selalu mengabaikan telfon dan pesan darinya,rasanya aku belum sanggup.

  Sudah satu bulan aku benar-benar tak bertemu dengannya lagi,dan aku mendapat kabar bahwa Dikta telah bertunangan.Hancur,sakit,perih semua tak dapat kuelakkan lagi,kita telah bersama hampir 3 tahun,bukan waktu yang singkat.Saling mengenal satu sama lain,memperkenalkan pada keluarga besar,karena ku harap dia akan jadi bagian dari keluargaku juga.

  Namun sepertinya itu hanya mimpi belaka.

  Melepaskan memang mudah yang susah adalah melupakan dan mengikhlaskan.Banyak kenangan yang kita lalui bersama,bagaimana cara dia memperlakukanku hal yang sangat aku rindu.

  Aku berjalan mengambil buku diary dimeja,dan tanpa sadar sesuatu jatuh dari sana,sebuah kalung.Kalung berliontin hati,ya kalung dari Dikta malam itu,sekaligus kenangan terakhir kita saat masih saling menggenggam hati.

   Ingin aku melupakan semuanya,namun sulit,sangat sulit.Ingin membuka hati untuk orang lain namun aku tak ingin menyakiti pria yang singgah dihatiku.Aku takut membuatnya kecewa karena ragaku miliknya namun hatiku milik orang lain.

    Tiba-tiba handphone ku berdering,nomor tidak dikenal.

"Hallo"ucapku mengangkat telefon.

"Hallo,how are you?"ucapnya diseberang sana.

"I'm fine,Sorry, who is this?"tanyaku

"you forget me?"tanyanya kembali,sungguh aku tidak tau siapa ini.

"I really don't know you"

" Ini gue na Gavin,masa lupa sih"ucapnya sambil tertawa.

"Gavin?"tanyaku bingung.

"Ya,masa lupa,mentang-mentang dah 3 tahun gak ketemu"

"Ya ampun Gavin gimana kabar lo?lo dimana sekarang?oh my God,i miss you so much"ucapku heboh.

"I miss you more babe,gue baik,gue di Jakarta nih sekarang.Eh ketemu yuk"ajaknya.

"Ayuk dimana,lo jemput gue oke"

"Siap rumah lo belum pindah kan?"

"Ya belum lah,tapi mau kapan?"

"Nanti malem gimana?"

"Okee,see you"

"See you too"

"Bye"

"Bye"

     Entah kenapa saat berbicara dengan Gavin tadi mood ku kembali membaik.Oh iya,gavin adalah sahabatku kita teman satu SMP,SMA namun kita pisah saat kuliah.Tapi walaupun pisah dulu kita masih sangat sering bertemu,namun 3 tahun terakhir kami mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing.

  Well,aku benar-benar merindukannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
    Jam menunjukan pukul 19.30,terdengar suara mobil menuju halaman rumahku.Ya bisa dipastikan itu Gavin.

  Entah kenapa aku sangat bahagia,seakan beban kesedihan hilang seketika.Aku membukakan pintu untuk Gavin,saat dia tepat berdiri di depanku kami langsung berpelukan,senang rasanaya sungguh.

"Renaa gue kangen banget sama lo"ucap Gavin sambil mengeratkan pelukannya.

"Gue juga kangen banget sama lo"ucapku juga."ya udah masuk dulu yuk,"

  Aku pun mengajak Gavin masuk dan bertemu dengan mamah.

"Assalamualaikum Tante"ucap Gavin sambil menyalami mamah.

"Gavin? Ya ampun kamu kok jadi tinggi banget sekarang,udah lama banget gak ketemu"ucap Mama heboh.

"Iya Tan emang lagi banyak kerjaan akhir-akhir ini,ohh iya Tan ini buat Tante"ucap Gavin sambil menyerahkan bingkisan.

"Wahh apa ini,makasih ya sayang"

"Sama-sama Tante,semoga Tante suka ya"

"Tante suka makasih ya"

"Ya ampun,Gavin kan?"tanya kak reyca heboh.

"Hey reyy"ucap Gavin sambil memeluk kak reyca sekilas.

"Gila udah lama banget ya kita gak ketemu,tambah ganteng aja lo"

"Halah biasa aja"

"Kalian mau jalan nih?"tanya kak reyca.

"Iya nih,oh iya Tante izin pinjem anaknya sebentar ya"izin Gavin.

"Iya hati-hati ya,pulangnya jangan kemaleman"pesan mamah.

"Siap Tante"

"Ya udah mah,kita jalan dulu ya," pamitku.

"Iya hati-hati ya"

"Assalamualaikum"salamku dan Gavin kompak.

"Waalaikumusalam,"jawab mamah dan kak reyca.

"Pepet terus gav mumpung jomblo itu"ucap kak reyca sembari tertawa.

"Siapp"jawab Gavin dengan tertawa juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________
Haiii makasih yang udah baca,maaf uploadnya lama...
Love you all....😘❤💕💞

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang