Malam ini aku mencoba ingin menenangkan diri sejenak dengan menulis,menulis sebuah kisah indah sebuah mimpi cita-cita cinta yang aku harap akan aku rasakan secepatnya.Pikiranku berkeliaran,cinta ini masih sulit untuk hilang dari hatiku,namun disisi lain ada hati yang mencoba membahagiakan ku aku benar-benar kacau.
Terdengar suara ketukan di pintu kamarku,dari suaranya sudah jelas tau aku siapa.
"Ren,aku masuk yah"ucap suara dibalik pintu,ya kak reyca.
"Masuk aja un"
Kak reyca pun masuk dan duduk di sampingku,dia memelukku.
"Na..."ucapnya menggantung.
"Kenapa un?"tanyaku.
"Aku mau ngasih tau sesuatu,gak enak kalau aku pendam sendiri,gimanapun kamu harus tau"
"Emang kenapa?"
"Dikta..."ucap kak reyca menggantung kembali.Nama itu lagi yang sedang berusaha aku hilangkan dari pikiranku.
"Dikta kenapa?"tanyaku dengan nada yang kubuat-buat biasa saja.
"Dikta masih sayang banget sama kamu na,sebenarnya aku mau bilang ini waktu di fedwell kemaren tapi gak enak karena ada Gavin,aku takut Gavin sakit hati,"
"Coba cerita ke intinya"ucapku tak mau bertele-tele.
"Waktu aku ketemu Dikta dia juga bilang,dia masih sayang banget sama kamu,dia pengen balikan sama kamu lagi,aku tau kamu juga masih cinta kan sama Dikta,hati kamu gak sepenuhnya udah berpaling sama Gavin kan,"
"Yah aku emang masih sayang sama Dikta,tapi aku gak akan kembali un,udah cukup aku sakit hati,aku mutusin buat ikhlas putus sama Dikta juga bukan cuma karena Dikta mau nikah sama isabel,selama ini aku selalu tahan dengan sikap dia yang kadang cuek,suka kasar, aku tahan karena aku sayang,saat aku pikir Dikta udah mulai perhatian gak kasar lagi,kita bahkan udah jalan 3 tahun tiba-tiba dia mau nikah sama yang lain,sekarang di kayak gitu dia bilang minta balikan,dia gak mikirin perasaan aku,yang abis dibuang gitu aja tiba-tiba mau diambil lagi,aku bukan sampah daur ulang yang abis dibuang terus diambil buat dimanfaatin lagi"ucapku panjang lebar.
"Yah aku tau kamu kecewa sama Dikta,tapi apa kamu gak punya sedikit aja perasaan buat buka hati lagi buat Dikta?"tanya kak reyca,pertanyaan bodoh menurutku.
"Un coba deh kamu mikir aku udah punya Gavin ak gak mungkin nyakitin orang sebaik Gavin,aku udah coba pelan-pelan buka hati buat Gavin"
"Aku tau,aku akan dukung keputusan kamu,pertahanin sama Gavin,dia sayang kamu aku yakin dia bisa bahagiain kami,jangan sia-siain orang sebaik gavin,tapi Dikta?"
"Aku gak ada urusan lagi sama dia,dia udah tau mana yang bener mana yang salah"entah mengapa kata-kata yang keluar dari mulutku semakin membuat remuk hatiku.
"Ini kan juga bukan pilihan dikta,dikta mau nikah sama isabel karena perjodohan,tapi sekarang semuanya udah berakhir,aku gak minta kamu buat balik lagi sama Dikta tapi aku mau temuin dia"
Entah apa jalan pikiran kak reyca yang menyuruhku untuk bertemu Dikta,aku harus apa setelah bertemu dia.
Aku tak menanggapi kata-kata kak reyca,aku kalut dengan pikiranku sendiri,kak reyca tau dan hanya memelukku dari samping dan meninggalkan kamarku.
Tiba-tiba ada notifikasi yang muncul di handphone ku,dari Dikta.Mau apa dia?
Hai nna apa kabar,?maafin aku ya ngechat kamu malem-malem.
Aku cuma mau minta maaf na,boleh telfon gak?
Apa ini,apa maksudnya kenapa Dikta tiba-tiba mengirim pesan.Dan apa katanya tadi telfon,aku harus apa?
Aku baik kok,telfon aja
Sungguh aku bingung harus menjawab apa.Tak berselang lama handphone ku berdering,benar dari Dikta.
"Hallo"ucapku mengangkat telefon.
"Assalamualaikum"ucapnya diseberang sana,sungguh aku rindu suara ini.
"Waalaikumusalam"jawabku.
"Maaf ya nna ganggu malem-malem"
"Gak ganggu kok"
"Bisa ketemuan gak nna?"
"Kapan?"
"Besok,dicafe biasa ya"
"Oke"
"Kamu lagi ngapain nna?"
"Emm,udah dulu ya aku masih ada yang harus dikerjain"ucapku mencoba mengakhiri pembicaraan.
"Ohh ya udah,besok aku jemput ya"
"Gak usah aku kesana sendiri aja,jam 10 ya"
"Iya,nna-"ucapnya sengaja ku potong.
"Ya udah,assalamualainkum"
"Waalaikumusalam"jawabnyw,dan langsung kumatikan sambungan teleponnya.
Perasaan apa ini,aku ingin menangis sekencangnya.A ku takut,rasa itu kembali lagi.
.
.
.
.
.
.
.Perjalanan menuju cafe yang dijanjikan terasa berat,sulit rasanya.Jujur aku rindu,sangat rindu,namun aku harus tau dia bukan milikku lagi.
Sesampainya di cafe,aku langsung masuk kedalam.Ku lihat seorang pria memakai kaos putih sedang duduk dipojok memainkan handphone,benar Dikta.
Aku langsung menghampirinya walaupun langkah kaki terasa berat sekali.Aku beranikan diri berjalan kearahnya,dan ku sapa dia.
"Dikta"ucapku menyapa.Entah kenapa tubuhku terasa bergetar,sudah hampir 5 bulan aku tidak bertemu dengannya lagi,dan hampir 5 bulan juga bukan dia pendamping ku lagi.
"Rena,ayo duduk"
"Iya"ucapku sambil duduk didepannya,sepersekian detik suasana canggung menyelimuti.
"Emm oh iya mau pesen apa,"
"Emm coklat aja lah"ucapku berusaha terlihat biasa saja.
"Oke"
"Mas"ucap Dikta memnaggil pelayan.
"Coklat dua""Iya mas,sebentar ya"ucap pelayan.
"Iya,makasih ya"
"Kamu apa kabar na,udah lama ya kita gak ketemu"ucapnya berbasa-basi.
"Baik,kamu?"
"Baik juga,lagi sibuk apa sekarang?"
"Gak sibuk ngapa-ngapain sih,paling privat dining sama bikin menu-menu baru"
"Ohh,gimana restorannya?"
"Udah jalan kok,doain ya"
"Pasti"
Kami pun terlibat perbincangan yang cukup seru,serasa tidak pernah ada sesuatu yang terjadi,sampai semua berubah kembali saat Dikta mengatakan sesuatu.
.
.
.
.
.
.
._______
Vote and coment okehhh...😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomanceDia adalah kekasih,teman dan sahabat untukku.Dia juga bisa menjadi sosok ayah dalam hidupku. Dia seorang entertainer,yang dikagumi banyak orang.Sedangkan aku sangat benci dengan media,bagiku hidupku miliku orang lain tak perlu tau. Cinta kita tak...