Author pov
"Ta itu si rena bukan sih"ucap Ichan menepuk pundak Dikta yang sedang sibuk main handphone."Mana?"tanya Dikta mencari orang yang dikatakan Ichan tadi.
Saat ini mereka sedang berada di mall,dan memang benar terlihat seorang perempuan dengan rambut digerai duduk disana sambil memainkan handphone.
"Itu,samperin yuk"tanpa menunggu jawaban, Ichan menarik tangan Dikta menuju ke arah renatta.
"Ren"sapa ichan.
"Ehh,haii"jawab rena sedikit terkejut.
"Sendirian aja?"tanya Dikta.Sedikit canggung rasanya Dikta ikut bertanya.
"Enggak kok tadi sama Celia"jawab rena.
"Unaaa"terdengar suara anak kecil memanggil renatta.
Terlihat seorang anak kecil tersenyum bahagia membawa es cream digendongan Gavin.
"Hei,udah dapet es cream nya?"tanya renatta.
"Udah,kak Dikta..."ucap Celia turun dari gendongan Gavin dan memeluk kaki Dikta.
"Haii Celia"ucap Dikta membalas pelukan Celia.
"Kak Dikta kok jarang Dateng ke rumah sih?"tanya Celia polos.
"Iya maaf ya"ucap Dikta sambil mencium pipi Celia.
"Ikut yuk pulang ke rumah,una tadi bilang mau bikin kue loh"
"Maaf ya gak bisa kayaknya"
"Yahh kenapa?"ucap Celia kecewa.
"Kak Dikta sibuk sayang,lain kali yah"kali ini renatta yang menimpali.
"Ya udah deh,"
"Ya udah pulang yuk"ajak renatta pada celia.
"Ya udah,dadah kak Dikta "ucap Celia.
"Duluan ya"ucap renatta pada Dikta dan Ichan.
"Iya"
Renatta berjalan duluan sambil menggandeng Celia.
Gavin berjalan mendekati Dikta,sambil berkata sesuatu."Bro kalau lo masih sayang perjuangin"ucap gavin pada Dikta.
"Tapi sekarang dia kan punya lo"jawab Dikta.
"Raganya punya gue tapi kalau hatinya masih punya lo gimana?"
"Lo sayang kan sama rena,jangan tinggali dia jangan bikin rena rasain lagi hal bodoh kayak yang udah gue lakuin"
"Gue bakal jagain rena,gue duluan"ucap Gavin sambil menepuk pundak Dikta.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Renatta pov
Kenapa hati ini kembali teriris saat bertemu Dikta lagi,aku harus apa.Kenapa mata ini ingin menangis,aku telah punya Gavin sekarang.
Gavin masuk kedalam mobil dan melihatku menangis.
"Kamu kenapa na?"tanya Gavin sambil mengusap air mataku.
"Aku bakalan balik lagi ke Paris Minggu depan"ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Tapi balik lagi kan ke Indonesia,mau aku temenin?"
"Gak usah aku sama kian aja"tolakku.Aku menoleh ke belakang ada Celia yang tertidur pulas disana.Ingin sekali aku kembali kemasa-masa seumur Celia,bahagia tanpa beban.
"Nna jangan bohongin hati kamu,aku sayang sama kamu na aku gak mau kamu terluka,kalau kamu gak mau balik ke Dikta karena aku lebih baik aku pergi,kalau bahagiamu ada sama Dikta kembali na.Aku ikhlas kalau kamu mau balik lagi sama Dikta asalkan kamu bahagia"ucap Gavin sambil menggenggam tanganku.Rasanya aku sudah jadi orang paling jahat didunia.
"Gav udah aku bilang berapa kali,aku gak akan balik lagi"ucapku.
"Oke oke lupain itu semua tatap masa depan,cahaya terang bersinar disana"
"Makasih gav buat semuanya,aku sayang kamu"ucapku menggenggam tangan Gavin.
"I love you more"
______
Hari ini aku kembali ke Paris,pesawatku telah terbang sejak satu jam yang lalu.Aku menatap sebuah kalung cantik dengan namaku disana,kalung dari Gavin.
Tadi pagi Gavin datang kerumah hanya untuk memberikan kalung ini dan sebuah kertas kecil yang Gavin bilang harus aku baca setelah sampai Paris.
Tubuhku rasanya lemas sekali,aku menatap keluar jendela awan putih berarak rapi diluar sana.Aku menangis,kembali aku teringat saat aku pulang ke Indonesia seseorang menyambutku di bandara dengan senyum yang selalu aku suka.Sekarang aku meninggalkan Indonesia dengan tujuan utama melupakannya.
"Kenapa un?"tanya kian.
"Gak papa"ucapku mengusap air mata,entah sejak kapan air mata ini telah mengalir deras membentuk sungai kecil di pipiku.
"Kamu sakit un,kok pucet?"ucap kian sambil memegang keningku.
"Nggak kok"ucapku dengan pandangan yang masih ku arahkan keluar jendela.
"Tapi badan kamu panas un,tidur aja un perjalanannya juga masih lama."
Aku hanya mengangguk saja,perlahan mataku mulai terpejam.Jiwaku terbawa ke alam mimpi,andai aku tak bangun lagi.
__________
Hari ini aku kembali ke negara yang penuh kenangan,kebahagian ,air mata,perjuangan.Menara Eiffel disana sebagai saksi bisu perjuanganku disini.
"Hei Eiffel i'am back"ucapku seolah berbicara pada Eiffel disana.
"Rena,mau sampai kapan kamu kabur dari masalah.Mau sampai kamu ngehindarin semua,mau sampai kapan kamu ngerepotin orang lain.Fokus rena jangan liat masa lalu,kamu punya masa depan yang siap menyambut disana.Kamu udah punya Gavin siapa orang yang gak mau ada diposisi kamu sekarang,banyak orang yang mau milikin Gavin,tapi Gavin malah milih kamu rena perempuan yang gak tau kata terimakasih udah disayang dan diperjuangkan orang sebaik Gavin"ucapku bermonolog pada diriku sendiri.
Aku keluar rumah berjalan menuju Menara Eiffel.Aku duduk sendiri disebuah bangku taman.Mengahadap lurus ke depan,banyak pasangan yang sedang beradu kasih disana.Tak terkecuali burung merpati,terbang bersama seolah menikmati dunia yang fana ini.
Aku teringat sebuah surat kecil yang Gavin berikan padaku saat di Indonesia.Aku mengambil dari kantung Hoodie ku.Sebuah surat kecil dengan pita merah disana.
Dear Renatta
Udah sampai Paris sekarang? Gimana perjalanannya? I know menyenangkan pastinya kan.
Kamu suka gak sama kalungnya,aku gak tau kamu suka pakai kalung atau enggak.Waktu itu aku pernah liat kamu pegang kalung berliontin hati,tapi aku gak pernah liat kamu pakai kalung itu.Jadi aku bikinin kamu kalung ini,ini aku bikin sendiri loh.
Hati-hati yah disana,aku gak mau princess kesayanganku kenapa-napa.
Aku bakalan nunggu kamu balik kesini,jangan lama-lama ya disana.I love you
Gavin
"I love you too"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomanceDia adalah kekasih,teman dan sahabat untukku.Dia juga bisa menjadi sosok ayah dalam hidupku. Dia seorang entertainer,yang dikagumi banyak orang.Sedangkan aku sangat benci dengan media,bagiku hidupku miliku orang lain tak perlu tau. Cinta kita tak...