🍀1🍀

3.1K 262 23
                                    

Seoul, 2002

Suzy sedang merayakan ulang tahun bersama dengan keluarganya. Terlihat beberapa makanan dan juga kue tart  terletak diatas meja dengan lilin yang menancap pada kue tersebut.

"Sayang segera tiup lilin mu dan buatlah sebuah permohonan."

"Eomma apa appa lupa hari ini hari ulang tahunku? Kenapa appa belum pulang."

"Ani, apa tidak mungkin lupa dengan hari ulang tahun uri Suzy."

Terdengar pintu terbuka menampakkan seorang laki-laki paruh baya dengan membawa pizza di tangannya. "Appa pulang." Sambil mengangkat kedua tangan yang membawa pizza tersebut.

"Appa datang." Dengan wajah sumringah Suzy langsung beranjak dari tempat duduk, berlari menghampiri appa nya. Laki-laki paruh baya yang disebut appa oleh Suzy langsung memeluk putri kecilnya tersebut dan mencium keningnya.

"Tentu appa datang, ini kan hari ulang tahun putri appa satu-satunya. Baiklah kita nyalakan lagi lilinnya." Ucap Tuan Bae

Saengil chukha hamnida saengil chukha hamnida...
Saranghaneun uri Suzy Saengil chukha hamnida.

Suzy memejamkan mata dan membuat sebuah permohonan "semoga appa, eomma, dan aku akan tetap bersama selamanya." Lalu ia membuka mata dan meniup lilin tersebut. Appa dan eomma Suzy bertepuk tangan. "Permohonan apa yang kau buat untukku appa."

"Semoga uri Suzy diberi kesehatan dan kebahagiaan selalu dan menjadi uri Suzy yang kami banggakan". Ucap Tuan Bae sambil mengusap rambut putrinya tersebut.

"Aku akan giat belajar dan membuatmu bangga appa." Ucap Suzy sambil menyuapkan sepotong kue yang telah di potong oleh eomma nya.

Tiba-tiba ponsel Tuan Bae berdering.

"Tring....tring...tring...."

"Yeoboseo."

Terlihat ekspresi shock pada raut wajah Tuan Bae setelah menerima telepon. Ia pun mengedipkan mata dan menganggukkan sedikit kepalanya pada isterinya.

"Ne, yeobo." Eomma Suzy pun pergi kamar dan mengemasi barang Suzy.

"Eomma kita akan kemana, kenapa kau mengemasi barang-barang ku?"

"Suzy ah, dengarkan eomma. Apapun yang terjadi kau harus tetap melanjutkan sekolahmu. Ini ada kartu kredit eomma gunakan seperlunya. Ini cukup untuk membiayai kebutuhanmu sampai lulus Univeritas. Eomma tau kau adalah anak yang cerdas. Suatu saat kau akan mengerti. Sekarang ikutlah dengan paman Lee, ia akan mengantarmu ke rumah paman Kim. Setelah urusan kami selsai kami akan menjemputmu Suzy ah." Ucap eomma Suzy dengan mata berkaca-kaca.

"Eomma berjanji?"

"Ne, eomma janji. Jangan jadi anak yang nakal."

***

Keesokan harinya terlihat paman Kim sedang membaca koran, dalam koran tersebut tertera berita mengenai kebangkrutan pengusaha terkenal yakni Tuan Bae yang tak lain adalah appa Suzy. Tak hanya di koran berita tersebut telah muncul di TV dan media sosial.

Saat itu bibi Park sedang menyiapkan bubur untuk sarapan pagi ia menuangkan bubur ke mangkuk Suzy dan Jin (anak dari bibi Park dan paman Kim) terlihat Suzy sedang mengamati acara tersebut dan wajah Suzy berubah jadi murung. Bibi Park yang melihat perubahan ekspresi Suzy lalu mengamati siaran TV yang memberitakan kebangkrutan appa Suzy, segera ia mengambil remote dan mematikan TV tersebut. Meskipun usianya baru 12 tahun, ia cukup mengerti akan problem yang dialaminya saat ini.

The CEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang