2.Park JMorgan Company

1.9K 117 7
                                    

Close, love each other, but not tell each other. IT HURTS.

~~~~~

Didalam ruangan yang khusus untuk orang yang kedudukannya sebagai pemilik perusahaan itu terdapat dua orang pria. Yang satu sedang duduk dikursi rajanya dengan santai, sedangkan yang satunya lagi berdiri di sebelahnya sambil membawa tab yang lumayan besar.

"Hyung, tolong kosongkan jadwal ku selama dua bulan kedepan" ucap pria yang sedang berkutat dengan benda persegi ditangannya.

Pria yang dipanggil hyung sekaligus sekretaris nya itu kerap mengerutkan dahinya bingung. Tidak biasanya pria yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri itu seperti ini. Apa dia ada masalah? Atau hanya ingin beristirahat?

"Kenapa? Emm maksudku, tidak biasanya kamu seperti ini. Apa kamu sedang ada masalah pak? " ucap Seokjin kepada atasannya itu.

Pria itu tidak langsung menjawab pertanyaan Seokjin. Beberapa saat ia menengadahkan kepalanya dan menyenderkan punggungnya kebelakang. Meletakkan benda persegi yang dari tadi ia pegang. Mukanya kembali masam tetapi ia tetap menyunggingkan senyumnya dan menoleh menatap Seokjin.

"Sudah kubilang, jika kita sedang berdua tidak usah seformal itu hyung" ia sempat terkekeh mendengar kata 'Pak' yang diucapkan oleh Seokjin.

"Ah,baiklah. Lantas, ada apa dengan mu? Apa kamu ada masalah jimin?" Seokjin kembali bertanya karena pertanyaan sebelumnya belum sempat dijawab oleh Jimin.

Park Jimin kembali menyunggingkan senyum manisnya. Tetapi Seokjin tahu, itu hanyalah senyuman untuk menutupi wajahnya yang lelah. Seokjin tahu pria ini sangat lelah karena belakangan Perusahaan ini agaknya sedang menurun. Tetapi Pria itu tidak ingin membahasnya lagi kepada Jimin. Karena itu pasti akan menambah beban pikirannya.

"Tidak apa hyung. Aku hanya ingin beristirahat saja. Ku rasa aku membutuhkan istirahat belakangan ini. Sebelum memikirkan Perusahaan ini bagaimana caranya agar kembali naik" Jimin tetap mempertahankan senyumnya. Tetapi bisa dilihat dari matanya, ia memiliki beban yang cukup banyak.

"Jimin.. Jangan menganggap bahwa kamu sendiri. Aku selalu ada, aku akan membantumu membangun Perusahaan ini agar kembali naik. Jadikanlah sebagai pelajaran. Jangan pernah berkecil hati. Kita harus tetap semangat. Dan akan aku coba untuk mengatur ulang jadwalmu setelah dua bulan kedepan." Seokjin memberikan semangat untuk Dongsaeng nya. Tidak ingin Jimin terus memikirkan beban yang ia miliki. Jimin memang sering membagi masalahnya dengan Seokjin karena ia sudah sangat percaya kepada pria itu.

"Terimakasih hyung" pria itu memutarkan kursinya. Menghadap ke jendela yang tepat berada di sebelah kirinya. Melihat pemandangan gedung gedung tinggi yang tidak melebihi tinggi gedung perusahaannya. Otakknya kembali berputar memikirkan kejadian yang membuat perusahaan nya sedikit menurun. Bagaimana bisa ia ditipu oleh klien sialan itu. Aishh sangat ceroboh! Baiklah sekarang ia tidak ingin membahasnya lagi, tidak ingin memikirkan hal yang membuat nya emosi.

Seokjin masih setia berdiri ditempatnya tanpa bergerak sesentipun. Pria itu berkutat dengab tab yang ia pegang dari tadi. Pria itu tengah mengatur ulang jadwal Jimin.

Jimin kembali menghadap Seokjin. Bangun dari kursinya dan memakai jasnya kembali setelah tadi sempat ia lepas. Menyunggingkan senyumnya kembali. Tetapi ini senyum tulus.

"Hyung, Ingin makan tidak? Aku lapar. Bagaimana kalau kita makan bersama?"
Ucapnya kepada Seokjin yang masih berkutat dengan tab nya itu. Tetapi tidak lama kemudian menatap jimin. Sambil mengerutkan dahinya. Jimin yang ditatap seperti itu juga ikut mengerutkan dahinya bingung.

My Little Wife | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang