3.Today makes me tired

1.4K 93 9
                                    

Aku sangat gugup sekarang. Sekaligus merasa risih karena dilihat oleh banyak pasang mata. Aku berharap agar bisa cepat-cepat keluar dari ruangan ini.

"Baiklah. Seperti yang bisa kalian lihat disini. Saya akan memperkenalkan kepada kalian Calon Penerus Perusahaan ini. Dia satu satunya cucu saya. Saya sudah mempercayai semua kepadanya. Saya harap kalian bisa menjaga sikap kalian karena dia nanti akan menggantikan saya dan menjadi Pemimpin di Perusahaan ini. Saya harap jangan ada yang membocorkannya terlebih dahulu ke publik. Mengerti?" saat Kakek mengucapkannya, semua karyawan menjawab mengerti dengan serempak.

Lihatlah aku, sekarang aku sedang meremas jari-jari tangan ku sendiri dari awal hingga akhir. Tetapi aku cukup profesional, aku menyunggingkan senyum manis ku dihadapan para karyawan. Dan mata ku menjelajah ruangan ini. Dihadapan ku saat ini ada meja yang cukup panjang dan banyak kursi disetiap sisi meja. Ruangannya cukup luas. Di sebrangnya terdapat kaca yang memperlihatkan gedung gedung lainnya disana.

"Jae Hwa silahkan perkenalkan dirimu" tiba-tiba saja Kakek membuka suaranya dan mengembalikan kesadaran ku dari acara melamun karena saking takjubnya dengan Perusahaan kakek.

Jujur, ini kali pertama aku datang ke Perusahaan kakek. Karena sebelum sebelumnya aku hanya sekedar melewati Perusahaan kakek ketika hendak pergi kesekolah pada saat duduk di kursi sekolah menengah pertama.

"Baiklah. Nama saya Kim Jae Hwa. Seperti yang sudah kalian semua dengar dari kakek. Saya akan mengambil alih Memimpin Perusahaan ini nanti. Saya akan Memimpin dengan baik. Saya tidak akan mengecewakan kakek saya. Jadi dimohon kerjasamanya." sebagai penutup aku kembali tersenyum manis kepada karyawan.

Bagus! Aku tidak gugup. Cukup bersikap sopan, ramah, dan profesional Jae Hwa. Aku sendiri terkejut akan ucapan yang aku lontarkan barusan. Tapi aku sangat berterimakasih kepada Tuhan karena aku bisa berbicara dengan lancar. Tidak gugup. Padahal jantung ku sudah berdegup lebih cepat dari normalnya. Biasanya jika aku sedang gugup, bicara ku pun juga ikut gugup. Jadi aku sangat bersyukur sekarang.

Terdengar tepuk tangan yang menggema didalam ruangan setelah aku memperkenalkan diri. Termasuk Kakek. Dia juga ikut bertepuk tangan. Kurasa Kakek juga bahagia dengan cucunya ini. Kakek sudah sangat mempercayai ku sekarang. Jadi, aku akan berusaha untuk tidak mengecewakan Kakek.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Emm.. Tadi aku sangat gugup. Untung saja bicaraku tidak ikutan gugup."

"Wahh daebak. Sudah kubilang kamu pasti bisa Jae Hwa-ya. Maka dari itu yang terpenting kamu harus percaya diri"

"Iya. Aku sangat bersyukur Taehyungie. Kalau begitu Aku akan tingkatkan lagi rasa percaya diriku"

Dapat ku dengar Taehyung terkekeh di seberang sana setelah aku mengucapkan kalimat itu.

"Tapi jangan sampai tinggi banget. Nanti kamu sendiri yang akan malu"

"Baiklah baiklah Tuan Kim yang terhormat. Aku akan menutup telponnya. Aku ingin istirahat. Besok juga akhir bulan kan? Aku ingin belajar untuk ujian kelulusan bulan depan."

"Iya. Besok akan aku jemput Jae Hwa-ya"

"Tidak usah. Aku akan berangkat dengan kakek besok"

"Ahh baiklah"

Sambungan telpon terputus sepihak. Aku bangkit dari posisi tidur ku dan mengambil beberapa buku pelajaran untuk aku pelajari. Huft. Tidak terasa ujian nasional sudah dekat. Kenapa hari hari ku berlalu begitu cepat?

Ya, sejak hari dimana kakek berbicara akan mengajak ku ke Perusahaannya kembali diundur menjadi akhir bulan. Padahal aku sudah mengatakan bahwa akhir bulan aku akan sibuk belajar untuk mengahadapi ujian kelulusan bulan depan. Tetapi itu selalu bentrok dengan jadwal kakek yang belakangan ini padat. Jadi aku mencoba untuk menerimanya.

My Little Wife | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang