"Kumohon Jimin-Ssi " aku segera memotong ucapannya. Jika tidak, dia tidak akan mengantarkan ku ke rumah sakit karena ini sudah terlalu larut.
"Baiklah." aku bernapas lega setelah ia mengucapkan kalimat itu. Aku sudah sangat merindukan Kakek saat ini.
Kami memakan waktu setengah jam untuk sampai ke rumah sakit. Ku pikir, setelah mengantarkan ku sampai di depan rumah sakit, dia akan pulang begitu saja, tapi ternyata perkiraan ku salah. Jimin juga ikut masuk ke dalam rumah sakit, bahkan sampai ke ruangan Kakek.
Aku menempatkan diriku di kursi sebelah brankar Kakek. Masih terdapat banyak selang yang menempel pada tubuhnya.
Bagaimana bisa Eomma meinggalkan Kakek sendirian seperti ini? Aku benar-benar tidak menyangka. Bagaimana nanti jika terjadi apa-apa, atau Kakek membutuhkan sesuatu.
"Kakek? Aku minta maaf jika membangunkan mu." aku terkejut ketika Kakek membuka matanya. Ku rasa aku telah mengganggu tidurnya.
"Tidak Jae Hwa, kamu kesini dengan Park Jimin? Kalian sudah dekat?" aku hanya saling bertatapan dengan Jimin pada saat ini. Tidak tahu harus merespon ucapan Kakek bagaimana.
"Tuan Kim, apa anda sudah jauh lebih baik?" ya, itu Jimin. Mungkin dia berkata seperti itu hanya untuk mengalihkan pembicaraan. Saat ini aku hanya menggenggam tangan Kakek.
"Kurasa belum." aku melihat ke arah Kakek yang sedang menatap Jimin.
"Cepatlah membaik Kek, aku ingin agar Kakek segera di operasi." Aku mulai menjatuhkan air mataku lagi, tapi aku segera menghapusnya. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapan Kakek.
"Jangan menangis, nak," tangan Kakek yang ku genggam mengusap pipi ku lembut. Ya Tuhan, aku sangat menyayangi Kakek.
"Lebih baik kalian pulang. Ini sudah terlalu larut. Tidak baik nanti di tengah jalan." kakek, bagaimana bisa kau masih mempedulikan ku untuk saat ini?
"Tidak mau. Aku mau menemani Kakek saja di sini." dari hari-hari sebelumnya, aku tidak pernah di beri izin untuk menjaga Kakek, entah itu oleh Eomma atau pun Taehyung. Yang benar saja jika saat ini aku juga tidak di beri izin.
"Tidak usah Jae Hwa, nanti Eomma mu yang akan menjaga Kakek disini."
Aku menghela napas menanggapi ucapan Kakek. Aku tidak mungkin membantah Kakek. Jadi aku segera pamit padanya dan mengatakan bahwa aku akan menyuruh Eomma agar secepat mungkin untuk menuju ke rumah sakit.
Tapi, saat aku dan Jimin ingin keluar, Kakek justru menahan Jimin untuk tetap di dalam. Aku sempat perotes, tapi kata Kakek, ada yang ingin ia bicarakan pada Jimin.
Jadi saat ini aku masih menunggu di luar ruangan Kakek, menunggu Jimin keluar.
"Ayo" aku segera menoleh ke arah pintu ruangan yang baru saja terbuka dan menampilkan sosok pria yang sedang mengusap rambutnya kebelakang.
"Sudah? " aku segera bangkit dari duduk ku dan segera menghampiri Jimin.
"Iya" setelahnya kami berjalan beriringan menuju lobby.
"Kakek bicara apa padamu? " aku menolehkan kepala ku ke arahnya yang lebih tinggi dari ku.
"Tidak. Dia hanya berkata, agar aku bisa mengantarkan mu dengan selamat sampai rumah." dia menoleh ke arahku dan tersenyum.
"Pembohong." aku menolehkan kembali kepalaku ke depan. Melihat bahwa kami sudah sampai di lobby.
"Aku tidak berbohong." terserah padanya sajalah. Aku tetap tidak percaya. Jika Kakek benar bicara seperti itu, Kakek tidak perlu menyuruhku untuk keluar ruangannya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife | Park Jimin
Fiksi Penggemar[COMPLETE] ✔ [Always support this fan fiction okay? Vote and comment but if you want to follow really thank you. Love you Jihwaniverse] "Sedang apa kamu? Kamu tidak cocok berada disini. Disungai ini mayoritas yang mengunjungi orang orang yang seda...