9. What kind of help

907 67 40
                                    

Sekarang aku sudah berada di Perusahaan. Baru saja sampai. Mendudukkan diriku disofa panjang yang terdapat didalam ruanganku. Ah, jika diingat lagi,aku punya janji untuk bertemu dengan Jimin. Kenapa panas sekali hari ini. Aku membuka jasku dan menyalakan pendingin ruangan. Aku memutuskan keluar untuk sekedar membeli minuman yang dingin. Setidaknya bisa menyegarkan tenggorokan ku.

Kenapa cuaca di kota Seoul hari ini sangat panas? Padahal sebentar lagi akan memasuki bulan oktober. Biasanya jika sudah mendekati akhir tahun, cuaca akan menjadi dingin. Atau bahkan turun salju. Wah, kebetulan sekali aku bertemu Namjoon. Kurasa dia sedang menelepon. Baiklah aku akan menunggunya selesai.

"Nyonya Kim, ada apa?" tenang saja. Aku tidak mendengarkan pembicaraannya dengan lawan bicaranya ditelepon itu. Aku sedang menggunakan earphone saat ini. Tapi memang, aku berdiri tepat dibelakang Namjoon. Jadi wajar saja jika dia merasakan kehadiranku. Melihat Namjoon sudah mengetahui kehadiranku, aku segera melepas earphone yang terpasang ditelingaku.

"Aku ingin mengajakmu untuk membeli minuman dingin. Kurasa cuaca di Seoul saat ini sangat panas. bagaimana?" aku tidak ada niatan lain. Jika kalian mengira aku mencari perhatian Namjoon, kalian salah besar. Aku hanya ingin lebih dekat dengannya karena dia Sekretaris ku. Jika aku dan Sekretaris ku tidak saling dekat pasti akan canggung. Dekat yang kumaksud adalah dekat sebagai atasan dan bawahan.

"Benar. Cuaca di Seoul tidak seperti tahun kemarin. Biasanya jika sudah bulan September akan berubah menjadi dingin. Tadi saya juga berniat untuk mencari minuman. Tapi beruntung Nyonya menawarkan saya untuk pergi bersama." baiklah. Ternyata Namjoon juga merasakan panasnya cuaca saat ini. Rasa rasanya, jika kalian tidak memakai alas kaki dan berjalan di jalan pasti akan menggosong telapak kaki kalian. Sebenarnya aku lebih menyukai musim salju. Entah mengapa, mungkin salah satunya karena bisa bermain dengan salju saljunya. Entahlah. Maka dari itu aku sangat tidak suka jika sudah waktunya musim dingin tetapi kenapa sekarang masih panas cuacanya? Sungguh menyebalkan.

Selagi berjalan menuju mobil kami berbincang-bincang mengenai kerjasama dengan Perusahaan Park. Mulai dari denah yang sudah dirancang, hingga tanah yang tepat untuk pembangunan. Itu yang masih aku bingungkan. Makanya aku dan Jimin mengadakan pertemuan untuk membahas soal tanah. Tapi kami sudah sepakat tidak akan membawa bodyguard ataupun sekretaris. Jadi hanya ada aku dan Jimin.

Mobil kami melaju menuju kedai kopi yang berada di pinggir Sungai Han. Aku sangat mengenal pemilik kedai kopi tersebut. Ya, kedai kopi milik bibi Seu-Han. Sewaktu kecil aku sering diajak eomma ke kedai kopi itu. Eomma dan bibi Seu-Han sangat dekat. Aku tidak tahu mereka dekat karena apa, yang aku tahu mereka bersahabat. Bahkan bibi Seu-Han sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri. Sekarang, didalam mobil tidak ada perbincangan. Namjoon sendiri hanya menatap lurus ke jalan begitu pun denganku yang juga menatap kota Seoul dengan cuaca yang sangat terik. Beruntung perjalanan kali ini tidak terlalu macet.

Dan setelah menempuh waktu kurang lebih lima belas menit, kami sampai di kedai kopi milik bibi Seu-Han. Kedainya tepat sekali berada dipinggir sungai Han. Jika dilihat lagi, jembatan sungai Han ini sudah banyak perubahan. Karena dulu sangat banyak orang yang mati bunuh diri di jembatan ini. Akhirnya pemerintah mulai bertindak, mereka sedikit mengubah jembatan Han. Dan sekarang jembatan sungai Han sangat Indah, terdapat beberapa tulisan tulisan cinta dipinggiran jembatan tersebut. Apalagi jika dilihat pada malam hari. Pasti jembatan sungai Han akan menyalakan lampunya yang Indah. Ah, sangat cocok sekali untuk berkencan.

Baiklah, lupakan soal jembatan. Sekarang kami sudah duduk manis di dalam kedai. Sebelumnya juga, saat kami menginjakkan kaki di kedai, bibi Seu-Han sudah menyambut kami, terutama aku. Bibi memelukku, dia berkata, dia sangat merindukanku. Jujur, aku juga merindukannya. Dan sekarang bibi sedang membuatkan dua cappucino dingin untuk aku dan Namjoon. Setelahnya kami berbincang bincang ringan. Aku tidak terlalu berlama lama dikedai, karena aku tahu Namjoon cukup canggung, jadi aku memutuskan untuk berpamitan dengan bibi dan kembali ke Perusahaan. Padahal niatku tadi sekalian ingin berbincang tentang Perusahaan dengan Namjoon dan menikmati minuman kami. Tapi aku tidak menyesalinya, meskipun bibi ternyata mengajak ku berbincang dan aku harus menghiraukan Namjoon.

My Little Wife | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang