8. Mendamba

816 84 0
                                    

Membuka matanya, dia melihat seorang bocah lelaki tengah berdiri dan mengucek matanya di depan pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka matanya, dia melihat seorang bocah lelaki tengah berdiri dan mengucek matanya di depan pintu kamar. Bocah itu Jungkook. Dia terlihat seperti hampir menangis. Tak tahu kenapa tapi hati Jin terasa sakit melihatnya.

Masih mengucek matanya dari rasa kantuk, Jungkook berjalan menuju Jin, yang tengah duduk di sofa. Jungkook mendudukan dirinya di samping Jin lalu memeluknya. Merebahkan kepalanya di dada bidang Jin. Jin balas memeluknya dan berkata, "Hai, apa aku membangunkanmu?"

Dengan isakan kecil, Jungkook membalas dengan suara lirih, yang hampir tidak bisa didengar Jin. "Aku rindu ibuku..."

Butuh waktu beberapa saat sebelum Jin menyadarinya, bocah ini pasti merindukan ibunya. Bagaimana dia tidak rindu!? Dia meninggalkan rumahnya saat masih belia untuk mewujudkan mimpinya. Dia menanggung beban di pundaknya, dia adalah dambaan orang tuanya. Tidak hanya Jungkook, dia yakin teman-temannya yang lain juga merasakannya.

"Hai, tak apa..." Jin menenangkan dangan mengusap punggung Jungkook pelan.

Jin masih membisikan 'tak apa' pada Jungkook dan mengelus rambut hitam lembut Jungkook sampai tak terdengar lagi suara isakan. Jin mengintip wajah Jungkook. Jungkook sudah tertidur. Jin menghapus sisa-sisa air mata Jungkook di pipinya.

Jin mencoba melepaskan dirinya dari Jungkook agar bocah itu bisa tidur dengan posisi yang nyaman sehingga saat bangun besok badanya tidak sakit. Dia merasa bersalah karena mencoba melepaskan dirinya dari Jungkook. Saat dia bergerak sedikit, pegangan bocah itu mengerat di pinggangnya. Sepertinya bocah itu tidak mau melepaskan Jin. Jadi dia  membiarkan Jungkook tidur dengan posisi itu.

Dia membiarkan bocah itu tidur di pelukannya untuk saat ini. Dia menilik jam tangannya sambil mengelus rambut Jungkook. Jam 2.47 malam. Suasana di sana sangat tenang dan damai. Sempurna untuk tidur. Mengucek matanya sebentar, dia mencoba tidur dengan posisi berpelukan. Akhirnya dia tertidur.

Setelah tidur selama 3 jam, Jin terbangun. Matanya menatap pintu kaca geser, di luar terlihat masih gelap. Dan, akhirnya tubuhnya mulai terasa pegal. Jin mengintip wajah Jungkook, dan ternyata masih tertidur pulas. Jin mengechek jam, masih menunjukan pukul 5.52 pagi. Dia menunggu 8 menit sampai jam menunjukan pukul 6.00. Tepat.

Menjauhkan tubuhnya dari Jungkook, dia membiarkan Jungkook tidur dengan posisi yang nyaman. Jin mengambil bantal dan selimut dari kamar tidur, dia menaruh bantal di bawah kepala Jungkook dan menyelimuti bocah itu. Jin meregangkan otot tubuhnya, mencoba merilekskan otot-ototnya yang kaku.

Setelah merenggangkan ototnya, Jin langsung menuju arah pintu, dimana dia meletakan kopernya dengan kondisi terbuka tanpa menutupnya semalam. Dengan bantuan cahaya temaram, dia mulai menata kopernya yang semalam berantakan lalu menutupnya. Dia mengangkat kopernya dan menempatkannya di pojokan, dekat dengan jendela. Sebenarnya lebih gampang menarik kopernya yang ada rodanya tapi dia takut mengganggu teman-temannya yang masih tidur.

✔️Cinta dan Penghargaan [Love And Appreciate by RosellyJin]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang