15. Pejuang

996 89 6
                                    

"Terimakasih sudah membuatku tenang, terimakasih sudah melindungiku, terimakasih sudah membuatku lupa akan beban di pundakku, terimakasih sudah membuatku nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih sudah membuatku tenang, terimakasih sudah melindungiku, terimakasih sudah membuatku lupa akan beban di pundakku, terimakasih sudah membuatku nyaman. Kali ini, aku merasa bahagia. Kali ini, aku bisa tidur tanpa banyak pikiran. Terimakasih banyak." Jin berucap lebih pada dirinya sendiri masih di pelukan sang adik.

...

Yoongi tahu sang kakak sudah tertidur di pelukannya. Yoongi tahu sang kakak lelah. Yoongi tahu depresi itu seperti apa. Yoongi sudah pernah mengalaminya sendiri dan dia tahu bagaimana rasanya. Setiap kali Yoongi merasa depresi, Jin ada di sampingnya. Jin di sampingnya, menenangkan dirinya. Jin melakukan apapun yang dia bisa untuk membuat sang adik lebih baik. Kali ini, Yoongi melakukan itu untuk sang kakak.

Sejujurnya, saat-saat Jin menghadapi depresinya, masalah-masalahnya dan keterpurukannya sangatlah menyakitkan untuk di saksikan. Sekarang Yoongi tahu, senyuman yang paling indah menyembunyikan rahasia paling besar. Senyuman paling bahagia menyembunyikan rasa sakit terbesar. Jin menyembunyikan semua itu. Jin menghadapi rasa sakitnya sendirian.

Jin. Dengan mata tanpa dosa, dengan wajah malaikat, dengan sifat optimistic, dengan senyum yang menyembunyikan lebih dari rasa sakit yang bisa dibayangkan.  Dari luar, Jin terlihat seperti orang yang tidak memiliki masalah dan memiliki beban berat tapi kenyataanya, dia menyembunyikan banyak sekali beban dihidupnya. Dia adalah pejuang. Dia berjuang untuk kebahagiaan orang lain tapi bukan kebahagiannya sendiri. Seperti halnya malaikat.

Yoongi menunduk, menatap sang kakak. Untuk pertama lakinya, dia melihat Jin tertidur tanpa beban. Jin terlihat begitu tenang. Yoongi menghapus sisa airmata Jin di pipi dan sudut matanya. Dia takut untuk bergerak. Dia takut jika dia bergerak sang kakak akan terbangun. Dia takut jika harus melihat kondisi sang kakak yang terpuruk lagi. Dia takut. Benar-benar takut.

Matanya terasa berat, dia menarik selimut di kasur Jin yang dia sandari. Dia menyelimuti dirinya dan Seokjin lalu tertidur.

"Tetaplah bahagia bersama kita hyung..." Harapan Yoongi sebelum dia tertidur.

...

Jin tidak tahu sudah berapa lama dia tidur tapi dia tahu dia tidur tidak dalam waktu yang lama. Kepalanya terasa sangat menyakitkan, pusing. Dia merasa tidak enak badan ketika dia membuka matanya tadi. Dari posisinya saat ini, dia menoleh menatap pemandangan di luar jendela dari kamarnya. Masih gelap. Karena itu, dia yakin kalau dia tidur tidak untuk waktu yang lama, karena melihat di luar masih gelap. Dia bergerak. Dia melepas pelukannya, lalu menyelimuti kembali sang adik.

Jin melangkah pelan ke arah pintu, agar sang adik tidak terbangun. Membuka pintunya sepelan mungkin, dia keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk minum. Dia butuh air untuk menyegarkan tenggorokannya yang kering. Dia masih lelah fisik dan batin. Setelah menuang air ke gelasnya, dia duduk di kursi dapur.

Jin menenggak air esnya untuk menenangkan tenggorokannya. Tenggorokannya, kepalanya, badanya semua terasa sakit. Mereka ada jadwal latihan tari jam 10 dan sekarang dia merasa tidak enak badan. Sakit. Bukankah itu sebuah hal menakjubkan yang terjadi tepat di hari ulang tahunnya. Jin merebahkan kepalanya di meja dapur berharap pusingnya bekurang. Dia menutup matanya dan mencoba tenang. Suara detik jarum jam menemaninya entah berapa lama hingga sepasang tangan menepuk pundaknya pelan.

✔️Cinta dan Penghargaan [Love And Appreciate by RosellyJin]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang