Satu member harus memohon kepada member lain yang tidak lain adalah produser lagu-lagu mereka agar suaranya dimasukan kedalam lagu baru mereka. Kim Seokjin harus memohon kepada Min Yoongi dan Kim Namjoon untuk bagiannya dalam lagu baru mereka. Betap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
. . . .
Segarnya hembusan angin pagi menerpa wajahnya dan cahaya matahari pagi bersinar menembus jendela kaca dan menimpa sebagian wajahnya, seakan berusaha membangunkannya.
Dia berguling malas untuk melihat jam yang bertengger di meja putih di samping kasurnya. 7.39 Am. Dia kembali berbaring, menatap kosong langit-langit kamarnya, membiarkan pikirannya berkelana entah kemana. Hal-hal yang tidak penting mulai mampir di pikirannya. Dia memikirkannya.
"Sarapan apa hari ini ya..."
Adalah salah satu hal tak penting yang melintas di pikirannya. Orang tuanya saat ini sedang liburan dan kakaknya tinggal di asrama Universitas. Di sinilah dia. Sendirian. Kesepian.
Dia duduk di pinggiran kasur. Sebenarnya, dia tidak ingin bangun. Dia ingin melanjutkan tidur, tapi hidup tidak melulu tentang tidur. Benar, tidur adalah hal yang paling menyenangkan dilakukan setelah lulus dari sekolah menengah atas. Karena setelah lulus, dia harus belajar sampai tak tidur untuk persiapan ujian masuk perkuliahan. Ya, tapi tidur tetap hal yang paling menyenangkan untuk dilakukan.
Tapi, dia harus mengecek email dan kotak posnya. Berharap dia diterima di salah satu universitas impiannya. Dan dia juga berharap mendapat panggilan dari universitas lainnya.
Dia melamun untuk beberapa menit sebelum bergerak. Diambilnya kacamata yang tergeletak di meja putih, di samping jam duduknya. Dia menatap jamnya lagi. 8.07 Am. Perlahan dia berjalan menuju kamar mandi sambil mengambil nafas dalam untuk menyegarkan dirinya.
Setelah memghabiskan satu setengah jam untuk bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah dan langsung menuju dapur. Dia disambut oleh seekor anjing berbulu putih dengan ekor yang mungil. Anjing tercintanya yang bernama Jjangu. Dia menuangkan makanan anjing ke mangkok makan Jjangu. Dia berjongkok dan mencium hidung satu-satunya anjing kesayangannya. Diamatinya Jjangu dengan senyum lembut. Jjangu sudah memakan separuh makanannya dengan lahap.
"Wow... pelan saja Jjangu, bisa-bisa kau tersendak kalau kau makannya begitu. Kita mirip, sepertinya kita soulmate jjangu. Kita tercipta untuk satu sama lain dan makanan adalah segalanya." Ujarnya pada anjingnya.
Dia mengelus bulu lembut jjangu lalu menciumnya sebelum berdiri. Dia berdiri di tengah dapur, melamun sebentar sebelum membuka kulkas untuk mencari bahan untuk menu sarapannya. Dia membuka kulkas, membungkuk untuk melihat lebih jelas apa yang tersisa di kulkasnya. 2 butir telur, kimchi, beberapa sosis dan nugget. Hanya itu yang tersisa di kulkas.
"Ahh.. aku harus keluar dan membeli bahan makanan hari ini.. " Dia berbisik pada dirinya sendiri.
Diambilnya telur dan beberapa nugget dari kulkas lalu menggorengnya. Dia memutuskan membuat sarapan yang mudah saja.
Dia sarapan dengan tenang.
Mengunyah sarapannya perlahan mencoba merasakan setiap gigit nuggetnya. Ditengah sarapannya ponselnya berdering.