dr. Akbar vs Pak Galang

2.4K 128 4
                                    

Sekarang mereka sudah ada di sebuah swalayan. Sebelumnya mereka sudah mendatangi panti asuhan yang dimaksud Uliya, dan mereka sudah mendapat izin bahwa tiga hari akan mengadakan tasyakuran bersama anak-anak panti.

"Biar saya yang bawa trolinya" Pak Galang mengambil alih troli yang hendak didorong Uliya

"Nggak usah Pak, saya saja" tolak Uliya

"Biar saya saja Uliya, belanjanya pasti banyak, nanti kamu keberatan"

Mendengar perdebatan Uliya dan Pak Galang, dr. Akbar jadi kesal dengan perilaku Pak Galang yang terlihat protektif.

"Biar gue aja sini. Uliya, kamu yang bawa list belanjaan ini ya" Uliya menuruti dr. Akbar dan menerima list belanjaan di ponsel dr. Akbar

dr. Akbar melirik Pak Galang seraya senyum kemenangan. Sedangkan Pak Galang hanya diam namun sorot matanya tajam.

"Kita ke tempat minuman dulu, ambil susu kotak" Perintah Uliya

Mereka bertiga yang asalnya berjalan beriringan. Kini sudah tertinggal Uliya yang berjalan mendahului mereka

"Lo ngapain masih ngikutin Uliya sih?"

"Serah gue lah, Uliya aja nggak masalah" Ucap Pak Galang acuh

"Guru tempatnya di sekolahan, bukan di swalayan"

"Dokter juga tempatnya di rumah sakit" Jawab Pak Galang tidak mau kalah

"Guru harusnya ngajar murid-muridnya, bukan ngikutin muridnya yang lagi belanja."

"Dokter juga harusnya sibuk meriksa pasien"

dr. Akbar tambah kesal, dia menengok ke Pak Galang yang ada disampingnya.

Tatapan mereka seperti anak remaja yang ingin adu gulat karena merebutkan kekuasaan.

"Bilang aja lo mau modusin Uliya" Pak Galang kembali bersuara

"Bukannya lo yang mau modus ya, cih"

"Lo udah punya cewe bro, cewe lo nggak cemburu kalo liat lo sering bareng sama Uliya?"

"Cewe gue nggak kaya lo, bukan apa-apa Uliya tapi posesif gitu." dr. Akbar terkekeh meremehkan

"Gue sih jaga-jaga aja, takut lo suka sama Uliya. Siapa yang tahu." Pak Galang tersenyum miring

Uliya berhenti sejenak mendengan perdebatan dua laki-laki tersebut. Dia ingin mendengar apa jawaban dr. Akbar mengenai pernyataan Pak Galang. Uliya tidak berharapa lebih hanya saja dia ingin memastikan.

"Gue laki-laki sejati bro, jadi gue selalu setia. Uliya sudah gue anggap kaya adik gue sendiri"

"Bagus kalo gitu, lo berarti nggak berhak ngelarang gue deket-deket Uliya." Ucap Pak Galang tersenyum kemenangan

"Tetep lo nggak boleh deket-deket Uliya."

Pak Galang mengacuhkan, ia segera menyusul Uliya yang sudah tiba di depan rak minuman.

dr. Akbar pun tak mau kalah, ia berjalan cepat, menyadari Uliya menatap kesal kepadanya karena ia tertinggal.

"Berapa, Li?" tanya Pak Galang, sudah ingin mengambilkan susu kotaknya.

"Dua puluh Pak"

"Hm Kak, kita juga perlu sembako buat kebutuhan panti. Kalo cuma ngasih jajan buat anak panti kan kurang enak, kita juga perlu ngasih sembako buat panti, buat makan persediaan mereka" Ucap Uliya pada dr. Akbar

"Ya sudah, kita beli kebutuhan makan mereka juga" persetujuan dr. Akbar yang langsung diangguki Uliya

Uliya berjalan beriringan dengan Pak Galang, sedangkan dr. Akbar berada di belakang mereka.

    KEMBALI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang