Menatap poto sosok yang dirindukannya membuat pria paruh baya itu kembali menitihkan air mata.
Bukan hanya air mata kesedihan namun haru bahagia juga dirasakannya. Bagaimana kehidupan mereka jalani hingga hanya dia dan sang anak yang menatap kepergian sosok istri dan ibu sekaligus.
Terkadang pria itu mengutuk dirinya saat tidak sengaja melihat sang anak yang menatap beberapa siswa sekolahan. Saat sang ayah menegur dan bertanya, sang anak malah tersenyum paksa lalu mengelak jika dia ingin sekolah.
Padahal dapat dirasakan jika sang anak sangat ingin mengeyam bangku pendidikan. Namun apa daya sejak kematian sang istri, sosok ayah yang kuat di dalam dirinya luntur. Bahkan dia cenderung kurang tanggungjawab dan berakhir dengan sakit-sakitan yang diderita.
Melihat itu sang anak ambil alih sebagai tulang punggung keluarga. Dia begitu sayang kepada sang ayah, meski mereka selalu bertengkar. Karena hanya ayahnya yang dimilikinya di dunia ini dan dia takut jika suatu saat sosok ayahnya akan menghilang juga.
Pria itu semakin kalut.
Namun pertolongan dari Tuhan datang lewat perantara seorang anak yang pernah diasuhnya.
Tuhan begitu penyayang dan pengasih. Tak sia-sia Pria paruh baya itu membesarkan anak laki-laki yang telah tumbuh menjadi dewasa itu. Dengan mantap dia meminta izin untuk menunaikan janji yang pernah istrinya pinta.
Yaitu menikahkan anak mereka.
Pria itu tidak menolak malah dia dengan senang hati menerima izin tersebut. Dia sudah yakin begitu membayangkan keadaan sang anak yang akan lebih baik dari sekarang dan dia juga yakin bila dia akan perlahan dilupa sehingga dia bisa pergi dengan tenang tanpa menyusahkan bayi mungilnya yang tak lagi kecil.
"Ayah sangat menyayangimu, Hyuck"
•••
Sudah beberapa minggu Jungwoo menjadi tutor seorang Donghyuck. Jungwoo juga berhasil menggoyahkan Donghyuck yang awalnya anti dengan hitung-hitungan namun sekarang malah memilih fisika sebagai mata pelajaran khusu untuk tes nasional yang diadakan seminggu lagi.
Mereka berdua tengah duduk di taman botani semangka milik Mark yang sengaja Mark dirikan di samping rumahnya. Mereka duduk nikmat sambil memakan semangka yang Hyuck potong dan eskrim yang dibawa Jungwoo.
"Kak Uwu, aku gak nyangka bakal ikut tes nasional tahun ini"
Jungwoo tersenyum, "selamat ya!"
"Terimakasih kak! Uh aku bakal merindukan kakak setelah tes nanti huwaaaa"
Jungwoo tertawa melihat siswanya itu menampilkan wajah sedih yang dibuat-buat.
Ya sebenarnya Jungwoo akan sedih juga berpisah dengan siswa sekaligus sahabat kecilnya itu.
Pria menggemaskan itu memeluk Donghyuck dan mereka pun berpelukan di bawah teras taman botani.
"Nanti kamu ikut tes masuk kuliah aja. Soalnya sehabis jadi tutor kamu aku akan jadi dosen matkul fisika. Biar kita sering-sering-"
"Main!"
"Iya main-"
"Makan!"
"Iya-"
"Beli boneka!"
"Iy- eh belajarnya kapan?!"
"Hehe"
Jungwoo hanya menggeleng takjub.
Donghyuck itu memang sesuatu. Dia punya segala cara untuk membuat Jungwoo bersabar melihat kelakuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Lee
FanfictionDonghyuck, 17 tahun; dipaksa ayahnya menikah dengan seorang laki-laki dewasa yang sukses di Kanada namun berdarah Korea Apakah yang akan terjadi? Bagaimana 'drama' bahtera rumah tangga yang akan mereka jalankan? Warning! YAOI! BXB! Male pregnant! 1...