Telepon pria itu berdering. Segera dia angkat panggilan yang masuk. Lesung pipit di wajah yang tak lagi muda namun tetap tampan itu muncul, begitu melihat penelepon.
"Halo Tae Hyung" sapanya duluan.
"H-halo Jeff.. hm apa kabar?" Nampak sosok seberang sana yang gugup.
"Lumayan baik. Meski masih sakit begitu sosok Hyung tak lagi mewarnai hidupku"
Sang penelepon pun terdiam.
"Hyung bagaimana kabarmu?" Tanyanya mengusak kecanggungan tadi.
"Baik. Jeff?"
"Ya?"
Helaan nafas dapat didengarnya dari ujung telepon.
"Bisa kita bertemu? Ada yang hal yang sangat ingin aku katakan padamu. Kamu gak sibuk kan?"
Senyum tulus pria itu terkembang, "tentu bisa. Untukmu aku akan selalu sedia ada, Hyung. Meski aku terbalut luka aku akan selalu menuruti apa yang kau ingin."
Terdiam sejenak hingga sang penelepon kembali angkat suara.
"Terimakasih Jeff. Baiklah aku akan mengirimkan kamu alamatnya nanti. Permisi""Ya Hyung"
Begitu panggilan berakhir pria itu tersenyum miris melihat ponselnya.
"Mengapa penyesalan selalu datang di akhir?"
Sama halnya dengan sang penelepon. Dia menatap nanar ponselnya. Air mata jatuh tanpa permisi.
"Andai Jeff hiks.. andai kalimat itu kamu ucapin saat kita bersama"•••
Pemuda yang telah pindah marga menjadi Lee itu naik ke atas tangga menuju kamarnya dan sang suami.
Dirinya kesal setengah mampus. Padahal sang suami sudah diteriaki belasan kali tapi tetap tak mau turun.
"Dia itu.." geram Hyuck sambil menggertakkan giginya.
Brak!
Pintu kamar terbuka keras tapi tetap sang suami tak kunjung bangun.
"Hyung bangun!"
"HYUNG!"
"BANGUN HEI!"
Sudah ya. Hyuck kelelahan berteriak. Inginnya mematahkan kaki suaminya. Tapi nanti Mark bakalan susah untuk kerja dan Hyuck gak bakal terima uang.
Akhirnya cara lain super ampuh terpikirkan oleh Donghyuck. Dia pun ikut baring dan memeluk Mark dari belakang.
"Hyung~ suamiku yang tampan~ Hyuckie udah masakin makanan enak buat hyung. Ayo bangun~"
Tubuh Mark bergerak sehingga posisinya adalah berhadapan dengan sang istri. Perlahan membuka mata lalu mengecup bibir manis itu.
"ADUH SAKIT HYUCK" pekik Mark begitu usai mencuri morning kiss dari sang istri.
Rasanya telinga Mark ingin putus saat itu juga.
"RASAIN! AKU SUDAH LELAH YA TERIAK-TERIAK BANGUNIN HYUNG TAPI DENGAN PINTARNYA HYUNG MALAH CIUM-CIUM AKU"
Mark meringis. Abai akan teriakan sang istri. Telingannya serasa lepas saja.
Setelah dirasa jera. Hyuck melepaskan telinga Mark.
"Mandi, turun! Awas aja kalau lama aku gak segan buat buang semua semangka di kulkas!"
Ya Mark sabar kok. Salah sendiri juga dirimu Mark sampai buat nyonya Lee yang semok itu kesal sampai ke ubun-ubun.
Mark segera menuruti kehendak istrinya. Mandi dengan cepat, pakai baju yang sudah disiapkan Hyuck dan turun.
"Pagi Hyuckie" ujar Mark begitu sampai di meja makan. Hyuck merespon dengan dengan dehaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Lee
FanfictionDonghyuck, 17 tahun; dipaksa ayahnya menikah dengan seorang laki-laki dewasa yang sukses di Kanada namun berdarah Korea Apakah yang akan terjadi? Bagaimana 'drama' bahtera rumah tangga yang akan mereka jalankan? Warning! YAOI! BXB! Male pregnant! 1...