19

1.3K 88 6
                                    

Sekarang sudah hari Sabtu pagi. Dan Rose sedang berada dikamarnya. Duduk ditepi ranjang sembari melamun.

Tok..tok..tok..

Pintu kamar diketuk. Rose enggan menjawab. Jadi dia diam saja.

Setelah itu pun pintu terbuka. Ayah dan ibu nya masuk. Ibu ikut duduk disebelah Rose, sedangkan ayah berdiri dengan jarak 2 meter diantara mereka.

"Rose" kata ibu sambil menatap Rose yang menunduk.

"Sayang, bicaralah. Jangan diam saja"

"Lagi pula apa yang harus aku katakan ?" Tanya Rose.

Ibu menghela nafas. "Rose, tataplah ibu"

Rose masih diam.

Ibu pun menggerakan tangannya untuk membuat Rose menatapnya. "Tataplah ibu, Rose"

Perlahan, Rose pun menatap ibunya.

"Jawab ibu. Kau..apa kau bersungguh-sungguh ingin bekerja di xxx ?"

Rose mengangguk. "Tentu ibu. Itu adalah impian ku"

"Jika ibu mengizinkan mu, apakah kau mau berjanji pada ibu ?"

"Berjanji apa ?"

"Kau harus bisa sukses dengan bekerja disana. Jangan buat ibu kecewa. Jangan sampai ibu merasa menyesal mengizinkan mu bekerja disana"

Rose terdiam beberapa saat. Lalu akhirnya dia pun mengangguk. "Aku berjanji tidak akan membuat ibu kecewa"

"Kau yakin ?"

Rose mengangguk mantap. "Aku berjanji tidak akan membuat ibu menyesal telah mengizinkan ku bekerja disana" ucapnya yakin.

Ibu tersenyum lalu mengelus kepala Rose lembut. "Kalau begitu ibu mengizinkan mu"

Mata Rose berbinar. "Sungguh ibu ? Ibu mengizinkan aku bekerja disana ?"

Ibu mengangguk. "Iya. Ibu mengizinkan mu"

Setetes air mata keluar dari mata Rose. Lalu ia pun langsung memeluk ibu. "Terima kasih ibu. Terima kasih. Aku janji tidak akan membuat ibu kecewa. Aku akan membuat mu bangga, ibu" ia mulai terisak.

"Iya ibu percaya pada mu. Kau tidak pernah membuat ibu kecewa. Sudah sudah, jangan menangis"

Rose pun melepaskan pelukannya. Lalu ibu menghapus jejak air mata dipipi Rose.

Ayah tersenyum melihatnya. "Kau bahagia sekarang ?"

Rose beralih menatap ayahnya. Ia pun bangkit lalu langsung memeluk ayahnya. "Terima kasih ayah. Ini semua berkat mu. Jika ayah tidak membujuk ibu, aku tidak akan diizinkan"

"Ayah akan senang jika kau merasa senang, Rose. Maka dari itu ayah menuruti keinginan mu ini"

"Terima kasih banyak ayah"

"Tidak perlu berterima kasih" ayah melepas pelukan Rose. "Ayah akan memesan tiket untuk mu. Kau bereskan saja pakaian mu, ya ?"

Rose mengangguk. "Iya ayah"

Lalu ayah pun pergi keluar dari kamar Rose.

"Ayo, ibu akan membantu mu" kata ibu.

Rose mengangguk dan tersenyum senang.

◎◎◎

Setelah selesai mengemasi barang, Rose pergi ke kamar mandi. Sedangkan ibu masih ada didalam kamar Rose.

Ibu Rose sedang melihat-lihat buku yang ada dimeja belajar. Lalu membuka laci yang ada dimeja tersebut.

Saat dibuka, ada sebuah poto yang ditindih oleh sebuah pulpen. Ibu pun mengambil poto tersebut.

I Always Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang