28

1.5K 114 5
                                    

Hari sudah pagi.

Sekarang Chanyeol sedang jalan pagi. Dan dia selalu berpikir dan berharap, bahwa dia akan bertemu dengan Rose dijalan.

Chanyeol menghela nafas. "Bagaimana aku bisa bertemu dengan Rose ? Aku tidak tau dimana dia tinggal"

Selama di Kanada, tentunya Chanyeol menggunakan bahasa Inggris jika bertanya atau mengobrol dengan orang-orang disekitar.

Pandangannya terarah pada toko yang berada tak jauh dari hadapannya. Kemudian keluarlah seorang pria dari toko tersebut.

Chanyeol mempertajam penglihatannya. Wajah pria itu tak asing baginya. Ia pun segera mendekati pria itu.

"Hey ! Tunggu sebentar"

Pria itu mengurungkan niatnya yang akan membuka pintu mobilnya. "Ya ? Ada yang bisa ku bantu ?"

"Kau..kau yang waktu itu bersama Rose kan ?"

"Rose ?"

Chanyeol mengangguk. "Kau mengenal gadis yang bernama Roseanne Park, kan ?"

"Ohh iya, dia teman ku"

Chanyeol tersenyum senang. "Kalau begitu, kau tau dimana dia tinggal kan ?"

Pria itu mengangguk. "Tentu aku tau"

"Tolong beri tau aku, dimana dia tinggal ?"

Pria itu mengerutkan dahinya. "Tunggu dulu. Kau siapa ? Kenapa ingin bertemu dengan Rose ?"

"Aku temannya dari Korea. Ayolah beritau aku"

Pria itu ragu untuk memberitaunya atau tidak.

"Ku mohon, ini penting. Aku harus bertemu dengannya"

"Baiklah. Dia tinggal di xxxx, rumahnya nomor xx"

Chanyeol tersenyum senang. "Terima kasih banyak"

Pria itu mengangguk.

Setelah itu pun Chanyeol pergi, langsung pergi ke alamat yang baru dia dapat. Dia tidak mau menunggu lebih lama lagi. Dan ia pun langsung mencari taksi.

÷÷÷

Rose kembali berbaring. Tapi bukan diranjang yang ada dikamarnya, melainkan diranjang milik Irene.

"Kak, sekali-sekali kita bertukaran kamar ya kak"

Satu alis Irene diangkat. "Kenapa ?"

"Ranjang ini sangat nyaman"

"Ranjang mu juga kan sangat nyaman"

"Iya, tapi yang ini lebih nyaman" jawab Rose.

Irene memutar bola matanya malas. Lalu ia pun menyimpan sisir yang sudah ia gunakan. "Kau mau ikut tidak ?"

"Kemana ?"

"Butik"

Rose pun duduk. "Tidak ah. Aku malas"

"Dari pada bosan diam dirumah"

"Biar saja. Jika libur lebih baik habiskan waktu dirumah saja"

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi" kata Irene sambil mengambil tas selempangannya.

"Hati-hati kak"

Irene mengangguk. Lalu ia pun keluar dari kamarnya. Dan saat akan menuruni tangga, dia berpapasan dengan ibunya.

"Kau mau ke butik ?"

Irene mengangguk. "Iya ibu"

"Rose tidak ikut ?"

I Always Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang