Sorry for typo and happy Reading
Cewek bertubuh tinggi itu memutar-mutar pulpen ditangannya dengan wajah merenung ke depantak biasanya gadis itu tak heboh seperti biasa membuat mereka bertanya-tanya ada apa gerangan dengan cewek berpipi bulat itu tapi tidak ada yang berani bertanya, karena sepertinya suasana hati Dua sedang kacau.
Sementara itu Dya masih larut dengan pikirannya sendiri, tentu saja masih memikirkan hal yang semalam saat ia menemukan foto masa lalunya yang masih disimpan cowok itu ditambah dengan cowok itu mengupload dan memberi caption my sunshine, panggilan sayang cowok itu padanya saat mereka masih bersama dulu.
Mendesah pelan, Dya meletakkan kepalanya ke meja dengan menghadap pada Elisa yang tengah memakan keripik pedas dengan sambil memegang ponsel. Merasa tak ada yang menarik Dya memutar kembali kepalanya kesamping dan matanya langsung bertabrakan dengan sosok Devon yang sedang memainkan ponsel sepertinya sedang bermain game dengan wajah polos yang membuat Dya ingin sekali mencakar wajah putih mulus itu, tak tau yah kalau ia sekarang tengah galau memikirkan sang pelaku yang sama sekali terlihat tak bersalah, padahal jelas-jelas cowok itu sudah membuatnya baper lagi.
"ANJ GUE BAPER"
Semua larut dalam keheningan, Elisa yang akan menyuapkan keripik ke mulutnya menjadi terhenti, Acha dan Caramel yang sedang selfie cantik hampir melempar ponsel yang ada ditangan mereka, Rio hampir saja latah dan Martin yang refleks membungkam mulut jhonny disampingnya takut -takut cowok blasteran itu mengumpat dengan bahasa aliennya. Sementara itu Devon yang juga kaget dengan teriakan gadis itu ikut menoleh memperhatikan Dya yang sudah menunduk malu membuat Devon gemas dengan pipi bulat yang memerah itu.
"Lo kenapa sih Dy, siapa yang bikin lo baper? Ayo ngomong sini sama bunda" Caramel menepuk-nepuk bahunya kode agar Dya bersandar disana
"Siapa yang bikin lo baper sih Dy?" Celetuk Rahmat tetap fokus dengan game ML nya
"Gak kok, gue cuma ngimpi tadi" Alibi Dya dan segera menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangan menghindari tatapan bertanya teman-teman satu kelasnya
"Halah, paling juga gara-gara si mantan yang ternyata masih deket sama selingkuhan" Acha mencibir pelan dibalas delikan tajam Dya
"Wih beneran? Ah gue bilang juga apa Dy, mending move on deh daripada sakit hati mulu" Acha mengangguk mengiyakan perkataan Caramel sementara Elisa hanya mendengar tak menanggapi
"Kalau move on mudah, song joong ki mungkin udah nikah lagi kalii" Dya enggan mengangkat kepalanya dan masih tetap setia dengan posisinya
"Eh taik gak usah bawa-bawa mantan gue ya, tak bilangin tante song hye kyo tau rasa lo" Caramel menjitak pelan kepala gadis itu membuat Dya mengumpat dalam hati mencoba sabar dengan tingkah sahabat-sahabat gilanya itu
Sementara itu di sudut sana tepatnya di samping Rahmat dan dibelakang Rian, seorang cowok tengah memandang Dya dalam dengan senyum pahit menghiasi wajah tampannya yang dalam hati kian merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan pada gadis langsing itu.
🌻🌻🌻
Gadis berpipi bulat itu merutuk dalam hati menyesal telah menerima ajakan Acha untuk ke kantin sehingga ia harus bertemu lagi dengan cowok itu, awalnya ia ingin ikut dengan Elisa tapi begitu ingat jika sahabatnya itu tak akan mengacuhkannya membuatnya males dan jadilah memilih mengikuti ajakan Acha serta Caramel untuk ke kantin, namun sepertinya nasib sial sedang berpihak padanya hingga ia bertemu dengan Devon disini.
"Kenapa sih Dy, masam gitu muka lo. Biasa aja dong, udah mantan juga" Bisik Caramel menyenggol pelan lengan gadis itu
Dya mendecak dan menoleh sinis, ini tuh semua kerjaannya Caramel yang dengan tanpa dosa malah mengajak Devon untuk bergabung bersama mereka.
Meskipun ada cowok lain seperti Axel, Rafa, Daniel, Rahmat, Martin dan Yono entah kenapa Dya hanya merasa tak nyaman dengan cowok yang memakan mie instan nya dengan tenang itu.
Karena dia itu mantan? Dih! Dya dulu sempet naksir Rahmat awal masuk SMA tapi biasa aja tuh, tapi kenapa kalo sama Devon yang cuma mantan itu bisa membuat hati Dya porak-poranda.
Dya hanya mengaduk makanannya tak selera dengan wajah jutek andalannya mencoba bersikap bodo amat, meski ia bisa merasa jika Devon kerap mencuri pandang padanya.
"Eh Elisa mana sih? Daritadi gue tungguin kok gak nongol-nongol sih?" Suara Yono menyentak Dya dari lamunannya membuat gadis itu menoleh tegak pada cowok berambut belah tengah Yono
"Ngapain lo nyari Elisa? Pengen nyepik? Gak bakal mempan" Semburnya langsung menatap Yono garang
"Apaan sih Dy, jealous amat. Gue cuma nyariin aja kok, tumben dia gak ikut" Yono meringis salah tingkah, Dya belum juga menghentikan tatapan membunuhnya
"Nyari pacar gih Dy, biar ada yang pawangin. Gue takut lo jadi belok sama Elisa" Celetuk Rafa membuat Caramel otomatis memukul mulut pacarnya itu
"He! Mulut, nggak mungkin temen gue belok anjir"
"Ya maap yank, kan cuma pemikiran aku doang"
Dya menjulurkan lidah dengan ekspresi enek melihat romansa didepannya
"Tapi bener juga sih Dy, gimana kalo sama Rahmat aja, lo kan pernah naksir tuh sama dia"
Martin mendorong-dorong bahu Rahmat di sampingnya
"Berisik lo"
Gadis itu merengut dengan menipiskan bibir
"Tapi lo cocok sih sama Rahmat, cuma Rahmat nya aja yang gak mau ngegas, cemen!"
Rahmat mendelik
"He sayton! Gue ada didepan lu ya ngapain ngomongin gue??"
Daniel cengar-cengir dengan ekspresi bodoh menyadari Rahmat yang tersinggung
"Tapi kalo lo sama Rahmat sih gue dukung, biar lo jadi pasangan pertama di kelas, biar...."
Omongan Martin terhenti saat suara gelas yang diletakkan kasar menarik perhatiannya bahkan seluruh warga kantin
"Napa lo Von?"
Devon tak menjawab dan malah mengambil ponsel di saku celana dan meletakkan di telinganya
"Gue lagi di sekolah Key"
Key...
Keyla....
Dya diam membeku
TBC
