Bab 7 : Teman(?)

1.8K 71 1
                                        

Sorry for typo and happy Reading

Bagi sebagian orang, berhubungan kembali dengan mantan adalah hal tabu namun tak sedikit yang malah tidak bisa melupakan begitu saja dia yang pernah dicintai alias bahasa gaulnya gamon atau gagal move on.

Salah satu masalah yang membuat seseorang tidak bisa bersama mantan lagi adalah suasana canggung, dimana kita tidak tau memulai pembicaraan dari mana.

Begitu juga dengan Anandya darmantara, 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menata kembali hati nya yang sudah hancur karena penghianatan dan saat hati barunya mulai terbentuk tiba-tiba dengan tak tau malunya sang pelaku malah kembali hadir dan bertingkah seakan tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

Rindu? Tentu saja, banyak hal yang sudah mereka lewati bersama dan tak dapat dipungkiri jika memori-memori kebersamaan mereka masih sering menghantui tidur gadis itu.

"Masih pikirin mantan?"

Dya mendesah berat dan mengangguk pelan, tak bisa berbohong pada Acha

"C'mon Dy, masih banyak laki-laki di luar sana. Move on dong, lo gak bisa terus-terusan gini. Lo harus ngelanjutin hidup lo dengan atau tanpa Devon sekalipun"

Acha menatap Caramel disampingnya terperangah, tak percaya gadis berambut sebahu itu bisa mengatakan hal bijak seperti itu.

"First love never die"

Dya meletakkan kepalanya diatas meja lelah, sementara Acha dan Caramel kompak melototi Elisa yang dengan tenang tetap menatap ponselnya tak sadar baru saja menurunkan kembali mood seseorang.

"Jadi gue harus gimana?" Tanya Dya lemas

"Saran gue lo jangan tahan perasaan lo. Biarin semuanya ngalir, coba berdamai sama keadaan. Lo gak harus lupain masa lalu lo sama Devon, tapi coba buat ikhlasin semuanya." Saran Elisa lagi tanpa menoleh

"Caranya?" Tanya Caramel dan Acha kompak

"Coba lo ajak Devon temenan"

Dya menegak, menatap berbinar pada Elisa.

"Lo bener Sa, gue selama ini terlalu tertekan sama perasaan gue dan malah ngebuat gue gak tenang. Kayaknya temenan sama Devon gak buruk-buruk amat"

"Lo yakin Dy? Temenan sama mantan itu mustahil loh" Caramel masih terlihat tak Terima

"Gak ada yang mustahil Mel, gue pasti bisa"

Dya mengepalkan tangannya dan mengangguk menyakinkan.

Mantan bukan musuh, kalo mantan emang gak boleh temenan?

🌻🌻🌻

Devon mencoret-coret bukunya bosan, entah apa yang dipikirkannya tapi sejak tadi ia tak bisa tenang.

Gadis itu terlihat baik-baik saja, sama sekali tak terlihat galau atau masih memikirkan kejadian kemarin. Padahal ia sendiri tak bisa tidur semalaman memikirkan tentang gadis itu.

"Devon!!"

Cowok itu tersentak tak menyadari jika gadis yang baru saja ia pikirkan sudah ada disampingnya. Duduk dengan tenang sama sekali tak terlihat canggung.

"Kenapa? Tumben" Devon memicing curiga, pasalnya gadis ini tiba-tiba datang padanya ditambah sahabat-sahabat gadis itu yang dengan terang-terangan menatap mereka

"Gue pengen bilang sesuatu"

"Apa?"

Dya membasahi bibirnya menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba hadir

"Gue akan lupain semua yang terjadi kemarin, tentang kita yang pernah ehm pacaran atau tentang lo yang nyakitin gue. Gue bakal lupain semuanya, dan gue harap lo  gak bakal ngungkit hal itu lagi. Lo mungkin emang mantan gue tapi itu gak ngebuat kita jadi musuhan atau jauh-jauhan. Jadi, gue harap kita bisa mulai semuanya dari awal. Mungkin bisa kita mulai dari jadi teman"

Devon terdiam tak menyangka gadis itu begitu blak-blakan mengatakan semuanya meski beberapa teman-teman mereka sedang mendengarkan sekarang. Dan apa tadi katanya, teman?

"Ehmm gue...."

Dya mengambil tangan Devon dan menautkan jari kelingking mereka membuat Devon kembali tersentak

"Gak usah banyak mikir, pokoknya kita temenan"

Dya melepaskan jari Devon dan bangkit untuk kembali ke kursinya lagi meninggalkan Devon yang masih terdiam.

🌻🌻🌻

Laki-laki itu memukul samsak didepannya dengan keras. Abri , Joshua dan Bobby hanya menatapnya dari belakang tak ingin menghentikan Devon yang terlihat emosi.

"LO KENAPA GAK NANYA APAPUN SAMA GUE!! KENAPA LO MUTUSIN SEMUANYA GITU AJA!! TEMAN?? LO BILANG TEMAN. BULSHIT!! LO CEWEK PALING EGOIS YANG PERNAH GUE KENAL, ANJ!! BANG$#@$&(0-+6(sensor)"

Bobby menghembuskan nafas lelah, sudah 30 menit dan Devon belum terlihat ingin berhenti. Masih memukul-mukul samsak dan berteriak-teriak tidak jelas seperti orang kesetanan. Bukan apa-apa jika ini di rumah laki-laki itu tak masalah, tapi mereka sedang berada di rumah Bobby.

Bobby merasa tak enak pada tetangganya yang kerap kali melihat mereka heran terutama pada Devon yang tak jua berhenti berteriak.

"GUE BENCI LO!!! GUE NYESEL PERNAH NGENAL LO!! Gue.... Gue masih... Cinta sama lo"

Devon terduduk lemas, akhirnya merasa lelah juga membuat Abri, Bobby dan Joshua kompak menghembuskan nafas lega.

"Udah ngamuknya?"

Cowok berambut hitam sedikit pirang itu mendelik pada Joshua dan mengambil jus jeruk yang ada di meja. Baju sekolahnya sudah entah kemana hanya kaos hitam tipis yang tinggal dengan celana abu-abu nya. Kentara sekali ia tidak sempat pulang ke rumah untuk sekedar mengganti pakaian.

"Dya lagi?"

Tebak Abri tepat sasaran.

"C'mon dude, lo itu cowok. Masa gamon gini sih? Move on elah" Nasehat Bobby

"Lo semua gak ngerti" Devon mengambil tempat duduk disamping Bobby, duduk lesehan di atas rumput Teki halaman rumah Bobby.

"Kita gak harus ngerti semua hal untuk tau apa yang lo rasain sob" Kata Joshua seraya memakan pizza makaroni didepannya

"Jadi, kenapa lagi sama Mantan lo itu? "

Devon menghela nafas pelan

"Dia bilang bakal lupain semuanya, dia mau mulai semuanya dari awal lagi jadi temen gue. Bahkan tanpa mengkonfirmasi lagi kenapa gue ngelakuin hal itu dulu"

"Lah, bukannya bagus? Jadi mungkin aja lo bisa gaet hatinya lagi" Ujar Abri

"Tapi harusnya dia nanya, bukannya pergi gitu aja dan sekarang malah seenaknya bilang kalo kita itu cuma temen sekarang. Yakali gue kejebak Friendzone "

Abri, Bobby dan Joshua mendengarkan seksama dan tak berkomentar lagi. Biarlah Devon mengeluarkan unek-unek nya sekarang.

Gue masih cinta sama dia, nggak ada yang pernah bisa gantiin posisi dia.






TBC

EX✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang