02'

17.2K 1.8K 244
                                    


buku ini gak bakal full kekerasan, jadi santai saja, karena bab kemarin itu terlalu gimana gitu, aku perhalus sekarang HEHEHEHE.





























klek

"siang,"

minju langsung bangun sesaat, dia tipe yang lumayan sensitif kalau ada yang panggil ataupun ngebuka pintu ruangan, minju langsung menatap jaemin tajam.

"masih ngantuk, hm? mau lanjut tidur? nanti aku bangunin." ucap jaemin sambil mendekati minju, minju menggelengkan kepala.

"lepasin ini."

"mau kabur? percuma gak bisa. kamu tau kan kalau diluar sana banyak bodyguard yang jaga dan gak biarin mangsa saya pergi gitu aja."

"enggak, aku gak mau kabur, tanganku sakit diiket gini, kakiku juga sakit ketekuk gini gak bisa gerak, please lepasin ini semua..."

jaemin diam sejenak, dia mengangguk pelan, "oke aku lepasin, janji jangan kabur ya? kamu gak boleh pergi dari sini tanpa seizin ku."

minju ngangguk, akhirnya jaemin ngelepasin ikatan di kaki dan lengan tangan minju, minju bebas dan langsung merenggangkan kakinya.

setelah merenggangkan kakinya minju langsung lari keluar ruangan, dia gak kuat ngelihat ruangannya sempit banget, tapi entah mungkin jaemin salah paham dan berpikir bahwa minju mau kabur-

- jaemin langsung narik lengan minju sampai minju berhadapan dengannya, dan ngebuat jarak mereka cukup terkikis, jarak mereka hanya 3 cm.

"... kak?"

"ngapain lari? mau kabur, hm?"

minju lepasin lengan jaemin tapi gak bisa, tenaga jaemin lebih kuat darinya, minju menghela nafas, "aku gak suka, ruangan ini terlalu sempit, sesak."

jaemin melepaskan lengan minju, lalu langsung menggandengnya, "oke, ayo keluar." tarik jaemin, minju hanya menurut. minju gak mau berontak.

dia mau buat jaemin percaya sama dia dulu, baru dia bisa kabur lebih mudah. bersyukur jaemin gak curiga.

sesampainya didapur minju dibuat kagum, wow. ini bener - bener mewah, minju lihat ke kiri dan ada jendela besar banget, dan terdapat pemandangan gedung - gedung disana.

bentar... jadi ini apartemen?

sial. minju jadi kesulitan kabur dong? turunnya tuh yang sulit, apalagi lantai ini kelihatan tinggi banget- minju stress sekarang. dia harus apa?

minju berjalan pelan kearah jendela besar disana, pintunya digeser dan dia langsung keluar dari dalam ruang tamu, dia melihat pemandangan disana.

"ngapain? ayo makan."

minju noleh sesaat, dia langsung masuk ke dalam, dia cukup takjub sebenernya sama keadaan ini. wow. gak bisa dipungkirin makanan disini juga kelihatan enak.

minju kira dia bakal makan telur sama nasi terus selama disini, bahkan sekarang ada banyak makanan, ada sayur - sayuran juga.

"ngapain diem disana? duduk."

minju duduk, lalu jaemin langsung mengambilkan piring dan sendok, dia langsung mengambil beberapa sendok nasi dan lauk, lalu langsung menyodorkan pada minju-

- berniat menyuapi minju.

"aku bisa makan sen-"

"nurut."

minju diam dan langsung mangap, jaemin langsung senyum, tapi gak sama minju. minju diam menatap jaemin- tanpa arti? membuat jaemin jadi ikut bingung.

".... kak? ini dagingnya kok rasa-"

"oh iya, itu daging lena."

"le-lena? d-daging manu-sia?"

jaemin ngangguk santai dan menyodorkan lagi, tapi minju langsung muntah dan mendorong piring tersebut sehingga makanan nya berserakan dilantai, piringnya pecah.

jaemin menggeram dan langsung mendorong minju sampai terdorong ditembok, "saya udah ngasih kamu makan! apa susahnya sih tinggal dimakan hah?!"

"gak mau! lo kira gue mau makan daging manusia?!"

"MAKAN AJA APA SUSAHNYA SIH HAH? BISA NURUT GAK SIH? GAK USAH NYUSAHIN BISA GAK?!"

"KALAU GAK MAU NYUSAHIN YA BEBASIN GUE! LO KIRA GUE SENENG DIGINIIN HAH?! APA SUSAHNYA JUGA TINGGAL-"

plak!

"bisa gak, kamu berhenti ngebentak saya?"

"gak, gak bakal. kamu pantes-"

plak!

minju langsung memegang pipi kanan dan kirinya, terasa sangat panas sekarang, tamparannya cukup keras. minju meneteskan air matanya yang sudah terbendung daritadi.

"kamu tinggal nurut saya dan saya gak bakal nyakitin kamu, sekarang, gak sulit kan? apa salahnya tinggal nurut saya?"

minju diam, dia teringat misinya.

"kalau kamu gak mau saya begini, turuti yang saya mau, lakuin apa yang saya perintahkan, jangan menolak. gak susah kan?"

"aku gak bakal kasih kamu makanan itu, tapi kamu harus nurut saya. lakuin yang saya perintahkan, mengerti?"

minju ngangguk pelan, "i-iya."

jaemin berjalan menjauhi minju dan membersihkan makanan dilantai, minju menatapnya. entah, minju bingung. kenapa kakak kelas yang dikenal baik dan sabar ini jadi berbeda 180 derajat dari yang ia lihat?

CAPTIVE | JAEMINJU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang