21'

10.6K 1.4K 192
                                    




"ju..."

"minjuuuuuuuu.."

minju membuka matanya sedikit, nyawa nya masih separuh. ia mengucek matanya pelan dan menutupi cahaya di jendela dengan tangannya, melihat jaemin yang membuka gorden.

"apa?.."

"temenin."

minju berdecak, "ngapain lagi?"

"ke supermarket, pengen buat makanan lagi, kemarin malem seru banget." ucap jaemin sambil duduk di pinggir kasur, minju berdecak pelan, "gak, nanti aja aku ngantuk."

"ayo, sekarang please."

"gak, kak...."

"kenapa sih? sekarang aja."

"masih ngantuk, dan masih jam 8 pagi."

"ya sekalian sarapan kan?"

"kan bisa dibuatin sama pembantu juga?"

"maunya buatan kita."

"nanti, belum laper."

"akunya yang laper, kim minju.."

"ck, gamau, nanti aja ya?"

jaemin berdecak kesal, "sekarang, minju."

kelihatan banget jaemin udah sebenernya marah tapi minju lagi mode ngantuk jadi dia gak peduli sekarang, minju menarik selimutnya lagi dan menutupi dirinua sampai ke kepala.

sudah tidak ada suara lagi, bagus.

"hngh, pergi aja sendiri kan bisa. kenapa harus sama gue coba- WOI KAK!" ucap minju yang bergumam pelan sambil menutup mata- reflek berteriak pas ada yang membuka selimutnya cepat dan menggendongnya.

ala bridal style, SIALAN.

"kak kak kak! ngapain sih?!" ucap minju kesal menggerak - gerakkan kakinya, tapi jaemin tidak menggubris, ia langsung mendudukkan gadis itu di sofa.

"tunggu, aku bawain baju ganti langsung pergi. lagian gak masuk akal kalau aku kesana bawa temenku, mending sama kamu. kalau sama temen pasti ngomel terus aku gak suka." ucap jaemin kesal, masih pagi hari sudah sambat.

"kek mak - mak, sambat mulu, ngomel mulu. udah sana." ucap minju menatap jaemin malas, jaemin senyum dan naik ke atas, minju duduk dan mengucek matanya lagi.

seorang pembantu mendatanginya dan memberinya air, minju tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih, pembantu itu tersenyum balik, tapi ia tidak kembali ke dapur.

pembantu itu justru sekarang duduk di karpet dekat minju, menatap minju sambil tersenyum, "kamu spesial." ucap pembantu twrsebut, minju bingung, "hah? m-maksudnya?"

"kamu satu - satunya yang bertahan disini, mengalahkan lena." ucap pembantu tersebut, minju hanya mengangguk - ngangguk sambil tersenyum tipis.

jangan salting, jangan salting.

"kamu harus merasa beruntung, dia baik banget sama kamu, sekarang dia berubah. saya sering lihat dia senyum di tangga kalau lihat kamu lagi makan di meja makan." ucap pembantu tersebut sambil tersenyum.

minju berniat ingin membuka mulut, menanyakan tentang jaemin lebih lagi, tapi ia menoleh saat melihat jaemin memanggilnya dari atas.

"minju! ini, kamu suka?" ucap jaemin turun sambil mengangkat sweater oversize dengan celana panjang, minju tersenyum dan mengangguk.

tumben banget bawain celana panjang? yaudahsih, yang penting dibawain sekarang.































"mau beli mie instan gak?" tanya jaemin sambil menunjuk - nunjuk beberapa produk mie instan yang ada, minju mengangguk pelan, "boleh, itu aja."

jaemin pun mulai jongkok dan melihat harga masing - masing, sedangkan minju dipojok melihat mi instan yang lainnya, sampai akhirnya saat ia sedikit merunduk dan mengambil mie instan yang tersisa satu.

ia mengambil mie tersebut sambil tersenyum, ternyata lorong dihadapannya kosong, karena orang di lorong sebelah juga mengambil mie yang tersisa satu.

jadi otomatis minju juga bertatapan dengan orang itu. tapi tatapannya yang awalnya berbinar langsung melotot ketika ia bertatapan mata dengan-

"eh?! minju?!"

"r-ryujin.."

orang tersebut melotot, sedangkan minju? ia gugup sekarang, ia reflek menoleh kearah jaemin yang masih sibuk mengomel mencari mie instan tersebut.

ryujin langsung berdiri dan langsung berjalan ke lorongnya, ia tersenyum dan memeluk minju, "aduh, ju! lo kemana aja sih gue kangen banget sama lo, lo tau gak sih pas lo gak mau dijemput dan besoknya gak balik bikin gue takut."

"lo kemana aja? kok gak lanjut kuliah? mama lo kambuh lagi makanya lo... gak bisa kuliah?" tanya ryujin, minju cuman diem dan tersenyum tipis, gak mampu menjawab apapun.

karena sekarang- ia melihat seorang laki - laki yang notabenya masih menjadi pacarnya karena belum resmi putus, berjalan kearahnya, merangkul ryujin.

"oh iya, ini pacar gue, minkyu."

minju tersenyum tipis, dan tertawa. gak menyalahkan, karena ia memang backstreet dengan minkyu, karena yang ia tau- ryujin juga ngefans sama minkyu, tapi justru minkyu nya yang naksir minju.

makanya minju gak berani cerita.

"o-oh, longlast kalau g-gitu?..." ucap minju, ryujin mengerutkan dahinya, "kenapa sih lo? oh iya! sama siapa lo? sama mama apa?..." ucap ryujin melihat sekeliling.

"sama gue, kenalin- na jaemin. lo tau gue kan?" ucap jaemin yang entah sudah berada disebelah minju dan merangkul pinggang minju posesif sambil menyodorkan tangannya.

ryujin sedikit melotot tapi juga tersenyum menyodorkan tangannya, "gue ryujin. temen minju." ucap ryujin, "kalian kenal ya, darimana? kan kak jaemin udah gak kuliah sini..." ucap ryujin.

"haha. oh, ini pacar lo? kim minkyu bukan lo?" ucap jaemin gak menggubris ryujin, ia tersenyum melihat minkyu, minkyu juga senyum, "iya, kim minkyu. pacar ryujin."

"oh iya, gue jaemin. pacar minju."

"kapan - kapan double date aja kita ayo." ucap ryujin sambil ketawa mencairkan suasana, karena kelihatan minkyu dan jaemin saling menatap tidak suka (?)

"maaf, kita sibuk. balik ya, ayo sayang." ucap jaemin menarik tangan minju yang masih kelihatan linglung, sesampainya dimobil jaemin menghela nafas.

minju menunduk, tiba - tiba bahunya bergetar, jaemin melotot saat tau minju menangis tanpa suara, jaemin langsung memeluknya.































"jangan nangis lagi, kamu ngerti gak sih? aku gak suka banget kalau lihat orang sebaik kamu nangisin dia, jangan gini lagi, it' hurt me."

CAPTIVE | JAEMINJU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang