17'

10.9K 1.5K 202
                                    



maaf semakin aneh krn ak gatau mau ketik apa WKWKWKWKWK MAU DIBAWA KEMANA BUKU INI.

anyway makasih ya buat kalian yang kemarin ramein kolom komennya, seneng bgt ada yg respon, jadi sekarang mayan mood buat buka wattpad aokwowk.

-

"kak!"

jaemin turun dengan panik, "apa?"

"apa ini?" tanya minju sambil menunjuk anak tangga, jaemin menghela nafas, "... oh, itu kemarin aku lupa bersihin, kemarin aku kena darah banyak kan, ya gitu.."

ucap jaemin sambil menuruni anak tangga hati - hati, lalu ia mengode ke salah satu pembantu, pembsntu tersebut terlihat ketakutan.

"ngapain aja kemarin sampai gak lihat ada darah disini? bisa gak sih lakuin pekerjaan yang bener?" ucap jaemin menatap tajam pembantu yang mengangguk sambil menunduk.

minju duduk dan mulai mengambil buah apel yang sudah dipotong, ia menatap jaemin yang sibuk dengan hapenya, sampai akhirnya jaemin juga ikut mendongak.

"kenapa?"

minju bingung, "kenapa apanya?"

"kenapa lihatin? mau ngomong apa?"

peka juga.

"mau nanya,"

jaemin langsung mematikan ponselnya, "kenapa?"

"bohong kan?" tanya minju.

jaemin mengerutkan keningnya, "hah?"

"aku yakin itu bukan darah yang kemarin, bunuh orang lagi?" tanya minju, jaemin menggeleng pelan.

"kemarin pas aku pingsan, kamu bunuh orang lagi kan? jujur." ucap minju, jaemin menggeleng lagi dan menghela nafas, "cuman perempuan itu, ju."

"bohong, harusnya darahnya udah kering dong gak mungkin sampe netes - netes? berarti kamu bunuh anggota sini kan? atau kamar sebelah?" tanya minju, jaemin diam.

"kan, bohong." ujar minju sambil tertawa kecil.

"iya, oke. aku emang bunuh selain cewek itu"

"kenapa?"

"y-ya karena 1 gak cukup buat aku!" ucap jaemin frustasi, minju bingung, "hah?! biasanya berapa emang?"

"9? oh, 10 deh so-"

"anjing?!"

jaemin melotot dan langsung menarik bibir minju pelan, "mulutnya, dijaga!" ucap jaemin kesal, minju mengangguk pelan, "gila, parah!" ucap minju masih kaget.

"emang segitu, gak banyak. lagian mencar dan ga didaerah yang sama, jadi jelas gak bakal memengaruhi populasi di suatu tempat kan? yang berkurang 1-3 orang aja disetiap tempat," cerita jaemin panjang lebar.

"duh kak, tetep aja. kurang - kurangin, ngerti gak sih? mereka juga punya mimpi dan cita - cita, kehalang semua kan gara - gara ulah satu orang? atau ulah kalian penghuni gedung ini?"

jaemin memutar bolanya malas, "stop ceramah."

"... gak ceramah juga, tapi emang mau ingetin. bayangin keluarganya yang dapet kabar gituan? bahkan sampai anaknya gak ditemuin dimana, kan-"

"ditemuin lah, aku tau informasi mereka semua, pasti ditemuin." ucap jaemin, minju bingung.

"aku taruh korbannya didepan rumah keluarganya,"

minju yang lagi makan langsung tersedak, melotot melihat jaemin yang berbicara seperti itu dengan santainya.

".... gila, psikopat gila."

"gak ada psikopat yang sehat, kim minju. mereka sehat fisik, tapi sakit mental, you must to know that." ucap jaemin sambil tersenyum dan mengacak rambut minju pelan.

"tapi kurang - kurangin kak, mereka juga punya keluarga. gimanapun juga kasihan pihak keluarganya yang ngerasa kehilangan.." ucap minju.

jaemin ketawa kecil, "merasa kehilangan? haha, orang tua ku aja gak nyari aku sampai sekarang. are you sure? mereka gak mung-"

"setiap orang beda - beda. dan mungkin orang tua nya kakak nyari, cuman kakak nya gak sadar?"

jaemin diam, "aku males bahas ini, aku ke atas dulu."

minju pun menyusul jaemin yang ingin naik ke tangga, huh syukurlah tangga nya udah bersih. minju ikut berjalan dan membuat jaemin berhenti tiba - tiba,

sontak kepala minju menabrak punggung jaemin.

"ngapain ikut?"

"m-mau nonton..."

"yaudah ayo,"

ajak jaemin sambil menarik tangan minju, agar berjalan disebelahnya. mereka tidak mengatakan apapun, karena minju yang gak sabar nonton dan jaemin yang- pikirannya entah kemana.

ia jadi berpikir tentang omongan minju, minju adalah orang pertama yang mengingatkan jaemin untuk berhenti melakukan ini.

sebenarnya beberapa korbannya sudah sempat mengingatkannya sambil memohon ampun saat itu, tapi beda dengan lena- korban kesayangannya yang ia mutilasi.

lena kelihatan soul-less, dan hampa. lena sayang banget sama jaemin- more like obsession jadi apapun yang jaemin lakukan, ia turuti dan dukung.

beda dengan minju yang- masih waras? jaemin merasa mental gadis ini kuat. karena setelah disakiti dan dikurung oleh dirinya, mendapati pacarnya ternyata psikopat & pengedar narkoba, ia tidak terlihat gila.

atau mungkin ia berusaha terlihat baik - baik saja?

"masuk," ucap jaemin dan diangguki minju, ia langsung mengambil selimut dan beberapa camilan dan langsung duduk sedangkan jaemin sibuk mengatur film yang akan ditonton.

"jangan yang gitu - gitu lagi, romantis aja!"

jaemin tertawa, "aku gak suka film romantis."

"seru tau, gak pernah nonton?"

"gak pernah, dan gak suka, aneh."

"coba deh nonton satu aja,"

akhirnya jaemin pun menurut, dia pun menyetelkan satu film yang disuruh oleh minju, minju belum menontonnya tapi hanya melihat trailer nya sekilas.

sedangkan jaemin bener - bener gak tau film ini.

satu hal yang jaemin sadari, minju selalu menggigit jari kerika ada adegan romantis yang ada- seperti ketika pemeran laki - laki memeluk pemeran perempuan.

jaemin jadi gemas, tapi ia tetap fokus menonton.

dan satu hal yang minju juga sadari, bahwa jaemin senyum - senyum sendiri ketika menonton film ini. minju jadi ngakak sendiri lihatnya.

"oh... itu toh jatuh cinta."

minju noleh, "hah? belum pernah ngerasain?"

"hm? belum, emang gimana rasanya?"

"ya muncul sendiri,"

jaemin menghadap ke minju, "ciri- cirinya?"

"kalau kamu sering lihatin cewek itu, perhatiin dia diam - diam, selalu mikirin dia dikala senggang, atau selalu deg - deg' an ketika dia dideketmu, then it's love."

jaemin membuka mulutnya seolah kagum, "wah.."

jaemin menoleh kearah minju yang masih menonton film itu, "keknya aku pernah ngerasain deh," ucap jaemin sambil melihat minju lalu ia melihat ke layar lagi.

minju yang masih fokus sambil memakan popcorn pun mengangguk, "oh ya? siapa emang?" tanya minju.

tak lama jaemin menoleh lagi kearah minju, tidak menjawab sepatah katapun dan hanya tersenyum tipis.

and that's how minju taught him what falling in love was.

CAPTIVE | JAEMINJU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang