that's it!

5.2K 195 31
                                    

(Kamu akan bingung di chap 1 & 2. Lanjut baca saja, anda akan paham 😎👍)

***********

Mean Pov

Selamat pagi dunia yang indah......
Selamat pagi cuaca yang baik.........
Dan, huft..........
Selamat pagi nasibku yang buruk.

Tidak tidak tidak........
Aku bukannya mau pesimis pagi pagi,
Aku tau apa yang menunggu ku hari ini.

"Ukh....., perutku keram!". Kataku sembari turun menuju ruang makan.

"Mean, perutmu keram lagi? Ibu akan membuatkan mu obat herbal yang bisa membuat keram diperutmu menghilang. Ibu juga selalu meminumnya. Obat ini sangat ampuh!. Oh ya mean, ibu juga sudah menyiapkan semua yang kau pesan, semua ada dilemari kamar mu. Oh sayang, selamat pagi. Mau kubuatkan kopi mu sekarang?".

Wah wah wah, lihat siapa yang pagi pagi sudah sangat bersemangat!. Pasti kemarin malam kencan mereka sangat panas dan memuaskan. Tsk, awas saja sampai kebobolan. Aku tidak mau punya adik di usia ini.

"Selamat pagi cinta". Balas ayahku pada ibu yang sudah merentangkan tangannya minta diberikan pelukan hangat oleh ayahku.

*Cup*

Ciuman bibir ke bibir terekspos didepan mataku.

"Eewwww...!, ini masih pagi. Jangan merusak pemandangan". Tentu saja aku protes melihat kemesraan ayah dan ibuku.

Bukannya aku tidak senang melihat keromantisan mereka, hanya saja aku sudah terlalu dewasa untuk pura pura tidak melihat kemesraan mereka yang terlalu di umbar itu.

"Hahaha, mean..mean..., Kau hanya cemburu pada ayah. Lihat sudah berapa tahun pernikahan kami dan kami masih sangat romantis". Seperti biasa ayah ku selalu pamer keromantisan mereka padaku.

"Oh, anak ibu cemburu ya?. Uh..... kasihan. Makanya kau cari pacar sayang. Upss .....". Tsk selalu saja menyindirku.

"Apa menurut ibu aku pada posisi bisa punya kekasih?!. Ah sudahlah! Aku sudah selesai makan".

Aku mengambil ranselku di kursi dan berjalan ke arah kamarku berniat mengambil sesuatu yang hampir lupa ku bawa. Bisa gawat jika lupa membawa barang sakral ini di saat saat ini.

Mean pov end
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Dasar anak itu, akhir akhir ini dia sangat sensitif. Diajak bercanda saja tidak bisa". Keluh nyonya piravich pada suaminya.

"Keram perutnya kambuh lagi?".

"Emm, seperti biasa. Ini juga sepertinya sudah jadwalnya. Kemarin mean sudah minta di stok lagi. Oh ya sayang, sebaiknya jangan tanya tanya mengenai ini padanya ya, atau dia akan ngambek seharian karena tidak senang.

"Ok cinta". Jawab tuan piravich dengan senyuman.

Begitulah keseharian dari keluarga Piravich. Keluarga yang sangat berpunya ini tidak pernah kehilangan keharmonisan dikeluarga mereka.

Mean piravich adalah anak tunggal dari pasangan romantis ini. Mean sendiri adalah pria dengan kepribadian sedikit tempramental namun sangat bertanggung jawab.

Banyak gadis yang mengejar ngejarnya karena katampanan dan fisiknya yang sempurna. Belum lagi latar belakang keluarganya yang kaya raya membuat mean menjadi incaran setiap predator harta.

Apakah mean punya kekasih?. Boleh jujur?. Hmm...., baiklah. Jawabannya adalah 'tidak yakin'.

Mengapa tidak yakin?.

Pertama karena dia tidak pada posisi bisa mengencani seorang gadis lagi, Kedua karena dia memang sudah tidak bisa saja. Yah sama saja sih, intinya dia memang masih single.

"Bu...., kenapa membeli yang berbeda merek?". Keluh mean pada ibunya.

"Tsk dasar anak ini. Tidak masalah berbeda merek mean. Yang penting fungsinya sama". Balas nyonya piravich.

"Duh bu......, ibu ini seperti baru pertama kali saja membeli pembalut. Jika pakai yang biasa maka setengah hari sudah harus ganti bu".

"Ok ok, kalau begitu bawa yang untuk malam saja, selain menyerap lebih banyak juga ukurannya lebih panjang".

"Oiiiii......., bu!. Kalau pakai yang untuk malam, nanti kelihatan dari celananya. Itu terlalu tebal".

"Hmm, ok!. Ibu yang salah, ibu yang salah. Baiklah. Ini ambil uangnya, nanti kau mampir saja ke apotik dan beli sesuai keinginan mu". Nyonya piravich memberikan sejumlah uang pada anak tunggalnya.

"Huftttt..., ibu selalu saja begini. Pasti ibu sengaja kan?. Ouch!, kenapa kepala ku dipukul bu?".

"Karena kau sangat menyebalkan.!, huh, harusnya dulu aku setuju pada ayahmu ketika mengajak menambah anak".

"Iya iya, maaf bu, baiklah aku berangkat kalau begitu. Bye!". Mean segera keluar dari rumahnya tidak ingin ibunya semakin marah.

Pada akhirnya mean berangkat ke sekolah dengan wajah yang tertekuk karena kesal. Ibunya selalu saja salah membelikannya pembalut. Selalu tidak sesuai dengan pesanannya, padahal dia sudah menjelaskan sejelas jelasnya tentang merek mana yang dia inginkan.  

*
*
*

Tidak lebih dari 15 menit mean sudah tiba di sekolahnya. Saat ini mean adalah siswa tingkat 2 menengah atas.

Mean sendiri adalah sosok siswa yang berprestasi dan juga disukai oleh semua orang dilingkungan sekolahnya. Selain karena mean ramah, juga karena mean sangat low profile.

Namun ada satu mitos tentang mean yang sampai saat ini masih beredar dan dipercayai oleh orang orang sekitarnya.

'Jika disuatu pagi mean datang ke sekolah dengan wajah yang kesal dan mengeluh keram perut, maka jangan sekali sekali mendekatinya, menyapanya, apalagi menyentuhnya. Karena jika itu terjadi, seringan ringannya, orang tersebut akan dibuat menangis seharian karena perlakuan kasar mean'.

Dan yah, hal itu memang fakta. Sudah ada yang pernah jadi korbannya. Belajar dari pengalaman itulah, teman teman mean akhirnya menyebarkan berita itu untuk menghindari jatuhnya korban korban selanjutnya.

Tapi tunggu dulu!.

Ada satu orang yang tidak terpengaruh dengan mitos itu. Satu satunya pria yang sudah berada dihidup mean semenjak mean lahir.

"Plan Rathavit!, ada yang lihat dimana plan?!". Mean berteriak ke ruangan kelas plan.

"Hai mean, selamat pagi. Ada yang bisa ku bantu?". Tanya teman sekelas plan pada mean.

"Lihat plan?".

"Oh dia!, jika tidak digudang bersama anak baru, mungkin ada dilapangan basket".

"Anak baru?".

"Heem. 2 hari lalu ada anak pindahan masuk ke kalas kami. Dan ......  yah kau pasti paham apa yang terjadi". Jelas salah satu gadis dikelas plan dengan sedikit ketus.

"Apa gadis itu bertubuh mungil, berwajah polos, dan berkulit putih?".

"Hmm, dan berpikiran naif . Kau kenal ?". Tanya teman sekelas plan kaget dengan tebakan mean yang sangat pas.

"Tidak. Tapi itu tipe wanita kesukaan plan. Sama seperti mu. Bukannya kau juga kekasihnya?".

"Tsk! Mantan!. Aku tidak rela jadi kekasih pria brengsek seperti dia!".

"Ok ok.., sorry. Bye".

Mean melenggang dari kelas tersebut menuju ke kelasnya sendiri. Dia membatalkan niatnya menemui pria yang sudah menjadi sahabatnya semenjak bayi itu.

"Yah lihat saja nanti!. Pasti kau akan meraung raung mencariku hari ini!".

Mean begitu yakin dengan tebakannya.

Dia malas mencari plan, dia tidak ingin melihat plan bercumbu panas dengan seorang gadis di gudang. Terakhir kali dia nekat mencari plan, dia tidak bisa tidur satu minggu dan harus meditasi untuk membersihkan pikirannya dari adegan panas yang tersaji didepan matanya.

Forever, Mine ( End )Where stories live. Discover now