Pagi menjelang dan mean membuka matanya dengan tidak suka. Yah tidak suka!. Karena setelah menunggu selama 4 hari, akhirnya hari ini plan akan bertemu dengan perth.
Menunggu 4 hari untuk membawa perth sesungguhnya adalah waktu yang lama bagi seorang mean piravich. Karena jika dia mau, dia bisa membawa siapa saja kehadapannya kurang dari setengah hari.
Awalnya, mean sengaja mengulur ulur waktu, akan tetapi asisten pribadi mean memberi kabar bahwa perth tidak bersedia datang kerumah mean. Jika memang mau, maka perth akan menjemput plan dan mereka akan bertemu diluar saja.
Mean sadar itu semua hanya akal akalan perth saja, dia sengaja melakukan hal itu agar membuat mean marah dan terpancing emosinya.
Setelah 3 hari, akhirnya perth bersedia datang ke rumah mean dengan satu syarat, dia ingin menginap disana selama beberapa hari dan tidak ada yang boleh tau bahwa perth ada dirumah mean.
Mean mengkerutkan dahinya melihat perilaku plan pagi itu, beberapa hari lalu dia terlihat sangat tidak sabar menanti kedatangan perth, tapi pagi ini setelah bangun dia hanya terdiam menatap wajah mean dikasur mereka.
"Apa lagi?". Tanya mean yang masih saling tatap dengan plan.
"Mean kenapa orang sangat takut padamu?". Plan merapikan rambut mean yang menutupi mata mean
"Siapa yang takut padaku?".
"Semua orang. Aku perhatikan semua orang takut padamu. Beberapa bahkan membencimu. Aku membaca komentar komentar orang lain dibeberapa artikel online yang membahas karirmu. Mereka bilang kau jahat, iblis, dan tidak punya perasaan".
"Entahlah. Mungkin mereka hanya cemburu dengan kesuksesanku...., Lagipula mereka juga tidak mengenal siapa aku kan?. Wajar mereka memandangku seperti itu".
"Hmn.... begitukah? , perth juga jarang bicara dan sedikit tersenyum, tapi kenapa banyak orang yang menyukainya mean? Apa bedanya perth dengan mu?".
Mean lagi lagi dibuat badmood oleh plan karena dibanding bandingkan dengan pria berkepribadian suram seperti perth.
"Yang benar saja... kau membandingkan ku dengan pria berkepribadian suram sepertinya?". Mean meremas pipi plan dengan gemas. "Jika aku tampil telanjang didepan orang banyak seperti dia, aku yakin banyak orang juga akan menyukaiku".
"Mean....!!., perth tidak pernah tampil telanjang". Protes plan.
"Apa bedanya? Setiap kali kalian tampil kalian selalu membuka bajukan?". Kata mean dengan nada dingin.
"Hmn.. i..iya... sih, tapikan se...sekali saja.. haha... saat suasana mulai panas....". Plan berkata mengalihkan matanya dari tatapan tajam mean.
"Sesekali huh?". Mean meremas pelan rahang bawah plan dengan tangannya dan bermain main dengan pipi mulusnya. "Kau kira aku tidak tau betapa liarnya kehidupan mu selama 7 tahun ini?. Hmn.....?!?!.... apa lagi alasanmu? Kau tau aku tidak pernah suka kau membuka bajumu didepan orang banyak kan?!".
"Akh.... sakit mean....". Plan menggeliat dikasur dan perlahan mendekat memeluk ketubuh mean. Plan menggesek gesekkan rambut hitamnya keleher mean agar mean berhenti menyiksa pipi malangnya. "Itukan hanya pekerjaan mean. Hidup didunia hiburan itu kejam..... jika tidak begitu aku dan perth akan hidup dijalanan".
"Ya ya.....". Jawab mean mengalah. Dia memeluk plan dan mengelus elus perut rata plan. "Plan.... ayo menikah na...., jumlah sel telur tidak akan sama selamanya plan....". Bujuk mean sedikit manja.
"Mean! Apa kau kucing yang sedang birahi?. Pagi pagi sudah bicara seks!". Plan menjauhkan wajahnya dari mean
"Hais... kau yang kucing birahi! Siapa yang bicara tentang seks?. Aku bicara masalah keturunan plan, aku ingin punya anak bersamamu na....., aku tau kau tidak nyaman aku bicara masalah keturunan denganmu karena trauma keguguran mu dulu., tapi kita yang sekarang sudah berbeda plan, kita sudah dewasa, kita bisa menjalani ini. Na... na...na .. satu anak saja juga tidak masalah".
YOU ARE READING
Forever, Mine ( End )
FanfictionPlan yang konyol, dan mean yang serius. Lucu tapi ada sedihnya. "Sedikit random, dan hayal seperti yang menulis". 🤓🤣🤭 Anda bingung di vol 1, lanjut baca. Anda akan paham 😎 *Cerita ini berlanjut ke The Piravich triplet diary*