Badai Piravich

1.9K 146 35
                                    


*Deg* *Deg*

Suara jantung mean berdetak begitu cepat hingga mungkin detakannya bisa didengar oleh pasangannya yang berbalut jas berwarna senada dihadapannya.

"Berhenti tersenyum seperti itu! Kau membuatku semakin gugup!". Bisik mean pelan pada plan didepannya.

Oh bukan!. Ini bukan senyum mempesona yang dimaksud mean, tapi senyum jahil yang sangat mengganggunya.

"Baiklah, plan Rathavit, apakah kau bersedia menikah dengan Mean Piravich?". Singkat kalimat, kira kira itulah yang ditanyakan oleh pendeta pada plan yang saat ini berdiri begitu tampan dan mempesona didepan kurang lebih 20 tamu.

*hening*

"Saudara plan?". Kembali pendeta tersebut bertanya.

Sejenak menatap pendeta tersebut dengan tatapan polos alaminya, tiba tiba saja ekspresi plan berubah jahat dan tersenyum semakin jahil pada mean.

"Jangan kau coba coba sialan! Ini hari penting! Jangan buat masalah!". Bisik mean pada plan dengan tatapan mengancam.

"Hehehehe.........". Plan semakin menjadi jadi ekspresi jahatnya.

"Plan....! Coba saja!!". Kembali mean mengancam sipembuat masalah didepannya.

"Aku ti.......da....k.....". Sengaja plan menjawab dengan sangat pelan, membuat semua tamu undangan yang tak lain adalah keluarga mereka menjadi khawatir.

"EKHEM....!!!". Tiba tiba suara batuk yang begitu kuat dan dingin terdengar hingga membuat plan dan mean menoleh kearah sumber suara.

"Ow shit!". Kata plan ketakutan.

Mean tersenyum menang. "Rasakan!". Bisik mean pelan pada plan.

Sekejab wajah jahil plan lenyap ketika mendapati sosok yang terbatuk itu adalah tuan piravich yang sedang menatap plan dengan tatapan yang sangat menyeramkan seakan berkata. "Lakukan dan lihat saja apa yang akan papa lakukan!".

"Bersedia! Aku bersedia!". Seketika plan berucap komitmen dan menatap horor pada pendeta disebelahnya.

*Muah*

Terdengar suara kecupan bibir yang kencang.

"Sah! Kami sah menikah!". Teriak plan melepas ciuman tiba tibanya dibibir mean kemudian menatap ke arah ayahnya. "Hehe.... aman pah, kami sudah sah!".

"Hahahahahaha..........". Semua tamu pun tertawa lucu melihat perilaku plan tadi.

'Oh tuhan! Terbuat dari apa sebenarnya otaknya! Dihari penting dalam hidupnya pun dia masih ingin menjahiliku!'. Keluh mean dalam hati sembari memijat dahinya.

*********************

Hari ini adalah 3 bulan setelah kejadian dimana mean mempertaruhkan nyawanya untuk mendapat restu dan menjemput plan pulang bersamanya.

Setelah melalui pembicaraan yang alot dengan ayah plan, akhirnya mean dan ayah plan sepakat menetapkan hari ini sebagai tanggal pernikahan sederhana keduanya.

Bagaimana dengan plan?.

Untuk perihal tanggal dan semua persiapan pernikahan, dia tidak dilibatkan oleh mean karena takut plan akan berulah dan merusak semua persiapan matangnya.

***********************

~Flash back~

"Apa tidak mau dibicarakan dulu dengan plan?". Tanya nyonya Rathavit pada dua pria berwajah ketat didepannya.

"Tidak!".

"Jangan!".

Secara serentak tuan Rathavit dan mean menjawab.

Forever, Mine ( End )Where stories live. Discover now