Rindu

1.4K 146 14
                                    

~Mean pov~

"Apa hari ini plan masih tidak makan banyak?". Tanya ku pada salah satu pelayan dirumahku.

"Tuan plan masih makan sesuai jadwal tuan. Hanya saja tidak banyak. Lebih banyak yang tersisa. Kadang saya mendapati tuan plan hanya memakan roti tawar dan sekaleng bir". Jawabnya dengan ekspresi khawatir. Jujur saja, jika bukan karena infonya aku juga tidak tau jika sudah tiga hari ini nafsu makan plan sangat menurun.

Aku memang menyadari bahwa plan sedikit murung tapi secara keseluruhan dia terlihat baik baik saja.

"Ah tuan...., mungkinkah tuan plan merindukan seseorang? Karena beberapa kali saya melihat beliau terdiam menatap layar ponselnya. Mungkin saja dia merindukan seseorang".

Aku tidak membalas pertanyaannya. Aku tidak ada gambaran siapa sosok yang mungkin dirindukan oleh plan.

Apa mungkin keluarganya?. Kurasa tidak. Lalu siapa? Berdasarkan  penyelidikan yang dilakukan oleh orang suruanku, plan tidak memiliki kekasih selama kurun waktu beberapa bulan ini. Dia memang punya banyak mantan kekasih perempuan namun tidak ada yang tampaknya menjadi sosok spesial baginya.

Kekasih pria? Aku sangat yakin tidak ada, karena dia tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang lelaki, bahkan dia tidak memberi kesempatan bagi mereka untuk mencoba.

Lalu apa yang membuatnya bertingkah seperti itu?.

"Tuan mean....". Kembali pelayanku menginterupsiku. "Perilaku aneh tuan plan dimulai siang hari ketika 3 hari lalu. Saat itu saya perhatikan tuan plan banyak diam dan tidak ceria seperti biasanya. Apa terjadi sesuatu 3 hari lalu?". Katanya bertanya padaku.

"3 hari lalu?". Aku mencoba mengingat apa yang terjadi 3 hari lalu.

~mean pov end~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~FLASH BACK 3 HARI LALU~

"Mean bangun...., lihat! Aku menyiapkan sarapan untukmu". Katanya bangga. plan sedang menduduki perut telanjang mean dikasur.

"Apa kau gila?". Mean menghela pelan karena kesal dibangunkan terlalu cepat.

"Aku tidak gila, aku hanya perhatian mean. See......". Plan menunjuk roti panggang setengah hangus yang diolesi selai kacang dan terdapat telur mentah yang menurut penjelasan plan adalah telur mata sapi.

Mean dengan berat hati menoleh ke meja kecil disebelah kasur melihat makanan yang terlihat seperti sisa makanan yang akan dibuang.

"Selain gila kau juga mau membunuhku?". Kata mean kesal.

"Maksudmu?!". Tanya plan tidak paham.

"Kau lihat saja sendiri makanan itu!. Siapa yang mau makan makanan yang bentuknya seperti itu?". Mean menunjuk makanan yang plan siapkan itu.

Plan mengkerutkan dahinya tersinggung dengan perkataan mean yang tidak menghargai jerih payahnya. "Ou ada apa dengan makanan ku! Tidak ada yang salah". Kata plan kesal dan menyingkir dari tubuh mean.

"Tsk! Haruskah kita berdebat untuk sesuatu yang seperti ini plan? Kau lihat saja sendiri makanan itu! Siapa yang mau makan makanan seperti itu? Presentasinya saja mengerikan, meskipun rasanya bisa saja enak tapi siapa yang perduli! Tidak akan ada yang akan mau makan". Mean menarik selimutnya dan kembali melanjutkan tidurnya. Saat itu mean tidak memperhatikan perubahan ekspresi diwajah plan.

~flash back end~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Wait! Apa dia marah karena masalah makanan?". Kata mean dalam hati.

Mean menyapukan rambutnya kebelakang dan mengehela nafasnya.

"Ah......  bodohnya aku!!". Mean menunduk menutup erat matanya. Kedua tangannya bertolak dipinggangnya. "Harusnya aku tidak perlu sejauh itu".

Forever, Mine ( End )Where stories live. Discover now