Bonus

1.2K 126 42
                                    

~one day~

*Mean POV*

Ow hi!.
Maaf aku sibuk. Mari bicara lain kali.

Huh? Aku sedang apa?.
Aku sedang mengawasi anak bungsuku.  Tolong jangan ganggu aku.

Tunggu!
Apa aku melihat sesuatu diwajah blizz?.
Oh?!. Apa itu kumis diwajahnya?!.

"Blizz......, blizzard. Ayo bangun! Mari, coba ayah lihat wajahmu lebih dekat". Kataku padanya. Oh tidak, aku tidak sedang bersamanya, aku sedang diluar negri dan saat ini sedang melakukan video call dengannya.

"Ayah.............😪 ". Blizz menggeliat malas dikasurnya. Nampaknya dia masih mengantuk.

"Blizzard, nanti lanjutkan tidurnya. Ayo bangun, ayah mau lihat wajahmu". Kataku membujuknya yang masih enggan berpindah.

Aku sangat khawatir dengannya. Blizz selalu menghabiskan waktunya dengan tidur. Jika tidak ada yang mengawasi, dia bisa tidur sampai esok hari tanpa makan dan minum.

Satu satunya yang bisa kuandalkan untuk mengawasi jam tidur blizz hanya gale. Terakhir kali aku meminta tolong stormy mengawasi blizz, blizz malah  tertidur sampai dua hari lamanya.

Siapa? Plan?!.
Really?.... tidak terima kasih. Dia tidak jauh berbeda dari stormy. Pengalamanku meminta bantuannya, dia malah ikut tidur seharian bersama blizz.

Aku akan menghubungi rumah.

"Ha to the lo ....., Stormy piravich a.k.a sitampan idola para gadis disini. Ada yang bisa kubantu yo?".

"Bicara yang baik stormy!".

"Shit! Ayah?".

"Stormy!!!!".

"I..iya maaf yah. Ada apa?".

"Hah....., kau benar benar ya!. Siapa dirumah?".

"Semua ada dirumah yah. Papa tidak memberi ijin siapapun keluar hari ini".

"Hah? Ada apa? Apa kau membuat masalah lagi?".

"Ow ayah kenapa selalu aku? Tentu saja tidak. Papa kalau marah lebih menakutkan dari ayah".

"Oh! Pantas saja, kalau ayah larang kau masih saja melakukannya ya? Kau tidak takut pada ayah begitu?".

"Wih! Bukan begitu yah! Ow, kenapa malah aku yang dimarah marahin?".

"Ya sudahlah! Ada apa dirumah? Kenapa sampai kalian semua dihukum papa?".

"Hmn.... itu yah. Papa menemukan selinting rokok ditas gale".

"Rokok?".

"Hmn".

"Gale?".

"Iya".

"Kau yakin gale, bukan kau stormy? Kau tidak menjebak kakakmu?".

"Oi..... ayah! Aku nakal tapi tidak jahat! Lagi pula Papa tidak akan sebegini marah jika hanya rokok yang ditemukannya".

"Lalu?".

"Itu.., hmn..., itu ........ selinting rokok ganja yah".

"Apa?!. Kau yakin itu bukan punyamu Stormy Piravich?".

"Oh! Bukan yah itu......., ow sebentar yah. ..............  ayah, ini papa na".

"Halo? Baby? Ada apa dirumah? Apa benar kau menemukan ganja ditas gale? Haruskah aku pulang? Oh tidak, aku akan pulang sekarang juga!!".

Forever, Mine ( End )Where stories live. Discover now