Tepat ketika Fea sedang menyusun cemilan di nampan, Vivian sudah memencet bel. Fea berteriak kegirangan "iya Viiiiiii tunggu bentar, gue bukain pintunya" pekiknya sambil berlari tak sabar segera berjumpa dengan sang sahabat.
*********************
"Emmmmmm gue kangen banget sama lo Feeee" teriak Vivian sambil memeluk Fea erat-erat.
"Apalagi gue Viiiiiiiii kangen parah sama lo" jawab Fea yang tak mau kalah menunjukan tingkat kekangenannya sambil mempererat pelukan ke sahabatnya itu.
"Apasih kalian berdua sudah macam apa itu hijau merah kuning yang loncat-loncat" Dr. Arthur menimbrung. Sayang sekali, mereka berdua tidak menghiraukan ledekan Dr. Arthur. Mereka terlalu asyik melepas kerinduan.
Setelah puas menikmati pertemuannya yang menggembirakan, mereka berdua baru menyadari kalau Dr. Arthur masih menunggui respon atas ledekannya tadi.
"Ok baiklah, dengar ya, kami berdua terlalu mahal untuk terlihat seperti teletubbies yang konyol. Pilihan obyek yang kurang tepat suamiku" ledek Fea balik.
"It's okay, mmmm sebentar biar kuperhatikan, sepertinya aku melihat siluet Nevan di kedua bola matamu. Pasti itu topik pertama yang akan kau tanyakan ke Vivian kan" selidik Dr. Arthur.
"Apakah kau sedang cemburu?".
"Tidak tidak, aku hanya memberimu rekomendasi tindakan yang akan kulakukan seandainya aku berjumpa kawan lamaku". Dr. Arthur sepertinya masih melanjutkan ledekannya ataukah berusaha mengukur seberapa besar perasaan kepemilikan Fea atas dirinya.
"Oh ya, terimakasih kalau begitu, bahkan aku akan menanyakan lebih banyak tentang Nevan kepada Vivian, lebih banyak dari yang akan kau tanyakan ke kawan lamamu". Fea menyahut sambil menjulurkan lidah ke suaminya.
**********************
Vivian dan Fea mengobrol di halaman belakang yang luas, memang tempat itu sangat cocok untuk bersantai. Menghamparkan suasana akrab jika dibandingkan mengobrol di ruang tamu yang terkesan kaku.
Fea membuka pembicaraan "Eh Vi lo tau kabar Nevan ga, gue liat-liat sekarang dia jarang update di sosmednya".
"Ngga tau Fe, cuman dua minggu yang lalu gue sempet berpapasan sama dia waktu nganter Oma gue check up ke klinik. Ya gue cuman sekedar say hello aja ke dia".
"Dia ga ada nanya ke lo gitu tentang gue?".
"Cielah segitunya Fe, emang ya cinta yang belum dalam definisi matang sesulit itu untuk ditanggalkan" ledek Vivian.
"Sotoy lu Vi, gak ada Vi definisi cinta yang bisa mewakili dan disetujui semua manusia. Aliasnya relatif sesuai perspektif".
"Lo masih belum paham juga ya Fe. Lo kan udah jadi istri Dr. Arthur".
"Sejauh ini gue belum bisa membuat pernikahan gue dan cinta menjadi satu kesatuan Vi. Bagi gue itu semua benar-benar berbeda dan tidak bisa dipaksa utuh".
"Terus apa yang mau lo perbuat dengan cinta lo itu Fe?" Vivian meremehkan ocehan Fea barusan.
"Itu yang masih menjadi masalah Vi, selalu gue pikirkan. Kalau situasi dan kondisi mendukung gue pasti bertindak Vi". Fea menjawab dengan penuh semangat ditaburi sedikit rasa kebencian.
"Impossible Fe, tapi saran gue jangan hopeless. Tetap cari peluang".
"Gimana sih lo tadi aja ngeremehin gue, sekarang lo semangatin gue, sebel deh".
"Ya itulah gue Fe, hahaha".
Di sudut halaman belakang Dr. Arthur sibuk mengelap lensa kacamatanya. Entah itu hanya alibi untuk menguping, atau memang tidak sengaja, hanya Dr. Arthur yang tau.
Sejenak Fea dan Vivian hening. Sedang asyik memakan cemilan sehat hasil kreasi mereka berdua waktu masih sering bersama. Yang ternyata sampai sekarang keduanya masih selalu membuatnya.
Dari sudut halaman belakang Dr. Arthur memecah keheningan dengan berdeham. Vivian dan Fea yang menyadarinya kali ini tidak mau membuat Dr. Arthur kecewa. Mereka merespon dehaman Dr. Arthur.
"Apakah suamimu seorang penguping Fea?" Tanya Vivian bercanda.
"Ya, seperti yang lo saksikan Vi" Fea cekikikan sambil membayangkan sosok suaminya yang kaku menjadi seorang penguping.
"Hahaha tidak tidak, Aku hanya tidak sengaja mendengar istriku sangat termotivasi untuk mengejar cintanya".
"Kalau begitu kau mau berbuat apa Dr. Arthur?" Tanya Vivian.
"Menurutmu apa yang akan kulakukan Fea? Memarahimu? Atau mengurungmu dirumah?" Dr. Arthur mengoper pertanyaan kepada Fea.
"Hahaha aku tau kau tidak sekejam itu Dr. Arthur. Menurutku kau akan membebaskanku untuk mendapatkannya. Bukan begitu?".
"Kamu terlalu percaya diri Fea. Tapi selama itu menguntungkan buatku tentu tak masalah".
Fea dan Dr. Arthur mempunyai hubungan yang fleksibel. Mereka bisa mengatur perasaan sesuai porsinya. Itulah yang membuat Fea tidak frustrasi dengan pernikahan yang diluar kendalinya.
To be continued..........

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Woman Rush
General FictionShafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti keseruannya menjalani hari-hari sebagai seorang aktris merangkap ibu profesional versinya dan segala dr...