Proses evakuasi korban kecelakaan lalu lintas beruntun yang terjadi semalam berjalan lancar. Dr. Arthur bisa pulang tanpa membawa beban darinya, hanya rasa lelah yang harus segera mendapat perhatian.
Rasa lapar ternyata juga turut menyerangnya. Dr. Arthur membuka tudung saji di meja makan. Senyum geli terpancar dari wajahnya. Fea sungguh sangat dewasa untuk wanita seusianya, "saya laki-laki yang bukan keinginannya merasa mendapat perhatian dan dihormati seperti ini. Ya, Fea memang pandai memilah dan mengelola emosinya" gumam Dr. Arthur dalam hati. Pesan ucapan terimakasih atas makanan kesukaan yang tersaji sudah terkirim ke Fea.
Dr. Arthur membalik piring makannya dan segera mengusir rasa lapar dari perutnya. "Enak juga masakan buatan wanita sibuk itu" ucap Dr. Arthur sambil tertawa sendirian. Ditengah tawa singkatnya, dia teringat pertemuannya semalam dengan Iora.
Sewaktu SMA Dr. Arthur sangat menyukai Iora. Iora mempunyai senyuman yang menawan. Bahkan kecantikannya bisa diikutkan di barisan Fea. Dr. Arthur berharap kalau Iora belum menikah atau pernah menikah juga tidak masalah, asalkan sudah bercerai. Dengan begitu dirinya bisa mendekatinya lagi, rasa yang sudah tertata rapi di history ternyata tidak sulit untuk digugah kembali ke permukaan.
Terlebih Dr. Arthur tidak mungkin memaksakan pernikahannya dengan Fea. Dia tidak menganut konsep konservatif tentang pernikahan yang pokoknya kalau sudah menikah perempuan harus tunduk dan hak opsinya dibatasi. Dr. Arthur sangat bijaksana seperti yang sering dia ujarkan ke Fea. Deskripsi dapat dibuat sendiri sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Dr. Arthur pun tidak mungkin membiarkan dirinya sendiri melakukan perbuatan tidak bertanggung jawab. Setiap keputusan selalu sepaket dengan tanggung jawab. Dan apapun hasil diskusinya dengan Fea dan keluarga nanti, setidaknya Dr. Arthur sudah merasa siap dengan adanya Iora yang diharapkan dapat menjadi penenang baginya nanti.
"Jadi yang terpenting sekarang adalah aku harus segera mengirim pesan untuk PDKT dengan Iora, aku yakin Fea tidak masalah dengan ini".
Dr. Arthur mengetik pesan "Hai Iora, ini aku Arthur. Save ya".
**************************
Iora yang sedang fokus mengetik berita untuk diterbitkan hari ini, harus bergeming karena bunyi ponselnya. "Oh pesan dari Arthur" ucapnya dalam hati.
"Ok baik Arthur"
"Lagi apa Ra?"
"Mmm lagi bikin berita kecelakaan semalem".
"Kayaknya kamu juga perlu bikin notes peristiwa penting pertemuan kita semalam deh Ra, hehehe".
"Hahaha ada-ada saja Dr. Arthur. Makin berumur makin jago gombal deh".
"By the way aku nggak sembarangan gombalin orang lho Ra".
"Yaiyalah masa cowok mau kamu gombalin juga, ya kan?"
"Hahahaha susah juga ya gombalin kamu. Saya mundur dulu deh, mau siap-siap buat berangkat ke rumah sakit lagi".
"Hahaha apasih Dr. Arthur. Iya silahkan".
"Kalau kita lanjutin obrolannya nanti weekend bisa nggak Ra?".
"Mmm gimana ya, soalnya kan pekerjaanku kayak gini Dr. Arthur, sewaktu-waktu kalau ada peristiwa penting harus gercep meliput. Nanti saya kabari lagi deh".
"Ok baik. Saya sedang tidak berbasa-basi ya Ra".
"Iya-iya pasti saya akan agendakan".
Sambil terus mengetik menuangkan berita ke dalam kata-kata yang sesuai fakta, Iora menaruh rasa curiga. "Kenapa ya Dr. Arthur sepertinya ngebet banget ketemu saya. Padahal selama ini sampai pertemuan tidak sengaja semalam kami benar-benar lost contact".
To be continued.........................
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Woman Rush
General FictionShafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti keseruannya menjalani hari-hari sebagai seorang aktris merangkap ibu profesional versinya dan segala dr...