Dr. Arthur merupakan sosok yang tegas dan netral. Dia tidak pernah merasa terlalu direpotkan ataupun memberatkan Fea. Dia merasa selalu bisa menyeimbangkan dan mengendalikan dirinya. Terlepas dari sudut pandang penerimaan Fea, itu bukanlah perkara baginya.
Hubungan Dr. Arthur dengan Sondea pun cukup intim. Sondea sudah bisa menangkap radar sosok Dr. Arthur sebagai ayahnya. Padahal sangat jarang sekali frekuensi kebersamaan mereka.
Sondea selalu dibawa oleh Fea dalam setiap agenda hariannya. Kadangkala di sela-sela kesibukan, Fea bersedia mengangkat videocall dari suaminya yang ingin bercanda dengan Sondea secara online.
Awalnya Sondea menangis, mungkin dipikirannya ponsel yang menayangkan gambar ayahnya yang mencoba menghibur dirinya, adalah benda yang menakutkan dan mengancam jiwanya. Namun sudah tidak demikian setelah berkali-kali Fea dengan sabar mengenalkan Sondea dengan benda tersebut.
**************
Ponsel Fea berdering. Panggilan dari Vivian sahabatnya. "Hallo Vi, ada apa tumben nelpon gue?".
"Gue kangeeeeen banget sama lo Fe, kapan bisa kongkow lagi sama anak-anak?".
"OMGGGGGGGG Viviaaaaaaan, gue juga kangen banget sama lo, banyak banget yang mau gue omongin ke lo" jawab Fea sambil merengek manja.
"Fe gue merasa kehilangan lo banget setelah lo menikah setahun lalu, gue udah ga sebebas dulu buat habisin waktu lo".
"Maafin gue Vi, ini semua rasanya seperti mimpi, gue juga gak ngerti apa yang seharusnya gue rasain".
"Entah kenapa gue sedih banget Fe, intinya gue kangen lo dan pengen cepet-cepet ketemu sama lo".
"Kalau mau cepet lo samperin gue ke rumah aja ya Vi, gue khawatir sama kesehatan Sondea, belakangan ini dia lagi gampang nangis".
"Gak masalah Fe, ntar malem gue kabarin lagi ya".
"Ok, see ya Vi". Fea mematikan ponselnya.
Fea berjalan ke ruang kerjanya untuk segera menyusun rencana balas dendam atas kezonkannya hari ini. Fea membagi rata jadwal hariannya supaya tidak terlalu kewalahan. Dia menyelipkan hari ganti atas pembatalan tadi siang di hari Minggu. Fea perlu persetujuan agensi untuk hal ini. Fea pun menelepon Mas Egi.
"Hallo Mas Egi".
"Iya hallo Bu Fea, ada apa?".
"Gi lo bisa kan bikin agenda hari ganti pembatalan tadi siang ke hari Minggu?".
"Iyaaaaaaa baik Bu Fea, saya agendakan hari Minggu ya. Saya tau diri Bu kalau telinga saya tidak diasuransi".
"Ya! Masih sempat kamu meledek saya" sahut Fea sambil mendengus sedikit kesal.
"Sudah Bu pokoknya Ibu tenang saja semuanya pasti gak beres, eh beres" jawab Egi sambil tertawa cekikikan. Kemudian mematikan teleponnya begitu saja.
Dasar si Egi gak waras, seharusnya dia ke RSJ kalau gue ke psikiater, umpatnya dalam hati sambil tersenyum jahat. Di tengah keseriusan Fea menatap layar Macbooknya, ponselnya berdering, tanda pesan masuk. Rupanya dari Vivian yang mengabarkan kalau dirinya sudah dalam perjalanan ke rumah Fea.
Fea membalas pesan itu dan segera bergegas ke kamarnya. Membersihkan make up yang masih menempel dengan kapas. Mengecek Sondea yang terlelap di ranjang bayi. Setelah memastikan Sondea baik-baik saja, Fea bergegas masuk ke kamar mandi.
Fea terkejut sampai-sampai badannya membentur pintu. Dr. Arthur terlihat cukup menyeramkan saat memakai krim cukur yang menggantung. Hampir saja membuat Fea jantungan.
"Menyebalkan, kau mengagetkanku" Fea mendengus kesal kepada suaminya, sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri karena terbentur gagang pintu.
"Apakah ini masih menjadi kesalahanku juga?" jawab Dr. Arthur santai.
"Itu masalahku, tapi kalau kau menyadari setidaknya itu lebih baik". Fea selalu tak ingin kalah kalau beradu kesinisan dengan suaminya.
"Keluarlah, aku akan mandi. Vivian sebentar lagi sampai sini" perintah Fea.
"Aku tak mau", goda Dr. Arthur dengan tatapan maksud.
Fea memicingkan mata tanda tak suka.
"Tenanglah aku tidak akan dan tidak bisa bersikap murahan, bahkan kepada orang yang berstatus istriku. Sungguh dunia macam apa ini. Aku yakin kali ini kau sepaham denganku Fea".
Fea memberikan tanda setuju dengan mengerucutkan bibir, mengangkat alis dan mengangguk mantap. "Jadi sekarang keluarlah dan jangan berisik, Sondea sedang tertidur lelap".
To be continued..........

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Woman Rush
Fiksi UmumShafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti keseruannya menjalani hari-hari sebagai seorang aktris merangkap ibu profesional versinya dan segala dr...