Chapter 19

2.1K 87 0
                                    

Sekembalinya Fea ke villa, dia membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Menarik napas dalam-dalam sembari menenangkan diri. "Bukannya ketenangan yang kudapat disini, tapi malah pikiran yang semakin menjadi" keluh Fea. Dirinya terlalu lelah untuk berpikir lebih jauh, sampai pada akhirnya terjaga dalam tidurnya.

*************************

Dr. Arthur baru saja mengirim pesan teks kepada Ivanka. Satu menit..... Dua menit..... Sepuluh menit..... Dua puluh menit..... Satu jam..... Tetap tak ada jawaban. Waktu terakhir dilihatnya pun masih tetap sama.

**********************

Furla tengah sibuk mengatur agenda Fea selanjutnya. Cuti tiga hari yang diambil Fea berada di waktu yang salah. Ada banyak orang yang berkorban demi ketenangan batin Fea. Rela pontang-panting mengurus urusan yang sementara waktu ditinggalkan Fea. "Gue harus ngapain ya, supaya Fea gak terus-terusan musuhin gue. Dan dia bisa bersikap normal lagi ke gue". Furla merasa sedih dan sangat sungkan bercampur aduk jadi satu. Bagaimanapun juga dirinya telah berbuat lancang.

***************************

Di sebuah dapur yang berukuran besar, seorang wanita terlihat tengah sibuk membentuk nasi hingga mengerucut sempurna. Sepertinya dia sedang membuat nasi tumpeng. Ivanka membuka jasa catering di rumahnya. Selama menunggui Rendra di rumah sakit, dirinya telah melewatkan banyak pesanan. Akibatnya kondisi keuangannya stuck ditempat. Tak tanggung-tanggung hari ini Ivanka menerima banyak pesanan. Ponsel yang sedari tadi berbunyi tak dihiraukannya.

******************************

Iring-iringan petani bunga yang berjalan menuju kebun masing-masing, menambah cantik suasana pagi itu. Ditambah sorot sinar matahari pagi berwarna oranye cerah memancar ke seluruh semesta yang tertangkap layar kamera DSLR milik Nevan. Di kanan kiri jalan utama terlihat berbagai macam bunga bermekaran, sangat indah. Tiba-tiba Nevan teringat Fea. Teringat kenangan liburan bersama di Chocolate Hills, Filipina.

Sekelompok orang yang ditemui Fea kemarin ternyata adalah kru Nevan. Mereka semua tengah sibuk mempersiapkan tempat. Sepertinya akan ada pemotretan disana. Tidak ada artis ataupun model disana. Hanya Nevan saja yang tampak rapi dengan setelan pakaian berwarna navy. Nevan sedang berusaha membunuh kebosanan karena menunggu dengan bidikan-bidikan kameranya ke seluruh penjuru arah.

********************************

Fea sudah terlihat lebih segar jika dibandingkan dengan keadaannya ketika beranjak tidur. Pagi-pagi sekali juga Fea sudah menyelesaikan rutinitas paginya baik untuk dirinya ataupun Sondea.

Fea berencana untuk berjalan-jalan di sekitar villa. Sinar matahari pagi sangat bagus untuk pertumbuhan tulang Sondea bukan, pikirnya.  Fea mendorong kereta bayi menuruni halaman villa yang lebih tinggi daripada jalanan aspal di depannya. Sondea tampak ceria menikmati paginya yang indah.

Dari kejauhan terlihat hiruk pikuk orang yang sedang mendekorasi tempat. Tampak pula seorang lelaki yang asyik dengan kameranya. Lelaki itu terlihat rapi dengan setelan jas yang tampak pas di badannya. Badan yang setiap detilnya sangat dikenali Fea. Prasangka itu semakin terasa benar, Fea teringat mobil Nevan dan sekelompok orang yang memakainya kemarin.

Muncul pikiran macam-macam dalam benak Fea. "Apa Nevan sedang pemotretan prewedding? Sedih sekali rasanya. Padahal aku membencinya, tapi aku juga tak rela kalau dia dimiliki orang lain". Perasaan sedih dan kehilangan entah sudah lapis yang keberapa, segera menggelayuti hati Fea.

To be continued............................

Wonder Woman RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang