Chapter 28

2.1K 62 6
                                    

Dering telepon rumah mengagetkan Fea yang tak sengaja tertidur di depan TV.  Fea bisa memakluminya,  dan berjalan mendekati telepon tanpa rasa kesal.

"Hallo,  ini dengan siapa? ".

"Selamat malam,  ini dari kepala Rumah Sakit Eternity Bu.  Bisa saya berbicara dengan Dr.  Arthur? ".

"Oh iya,  mohon tunggu sebentar ya,  saya akan panggilkan".

Fea bergegas menuju Salah satu ruang dirumahnya yang diduganya Dr.  Arthur ada disana.  Dugaan Fea benar,  Dr.  Arthur ada di toilet.  Bunyi gebrakan pintu terdengar nyaring dari dalam.

"Ada apa Fea?  Bisakah kau hentikan gebrakan pintumu itu? ".

"Ada telepon untukmu dari rumah sakit.  Aku yakin itu pasti sangat penting. "

Meskipun Fea tidak memiliki perasaan layaknya pasangan kepada Dr. Arthur,  tapi Fea hafal kebiasaan mandi malam yang dilakukan Dr. Arthur.  Ternyata seorang dokter pun tak selalu berdisiplin gaya hidup sehat untuk dirinya sendiri.

*********************

Dr.  Arthur mengangkat telepon.

"Halo dok,  ada apa?."

"Mmm begini langsung saja ya Dr. Arthur,  saya perintahkan anda untuk turut serta dalam upaya menolong korban kecelakaan lalu lintas beruntun di Bogor bersama dengan dua rekan dokter lainnya".

"Saat ini juga dok? ".

"Ya iyalah,  masa tahun depan?  Keburu gentayangan".

"Baiklah dok,  saya siap-siap dulu"

"Ya, nanti tolong beri kabar kalau ada informasi penting atau butuh bantuan".

"Iya baik dok".

************************

"Kamu mau berangkat malam ini jg Dr. Arthur?" Tanya Fea yang sedari tadi menyimak pembicaraan tersebut.

"Iya lah Fea,  ini kan sudah tugas saya".

"Tapi saya mengkhawatirkanmu Dr.  Arthur".

"Saya bisa diandalkan Fea,  tenang saja".

"Saya bertanya-tanya kenapa saya belum muak juga dengan sikap terlalu percaya diri andalanmu itu Dr. Arthur".

"Hahaha,  sudah saya pamit bertugas dulu Fea,  jaga diri dan rumah baik-baik".

"Hmmmmm,  hati-hati Dr.  Arthur".

Senyuman manis Fea mengantarkan laju mobil Dr.  Arthur menembus kegelapan malam.

*************************

Sesampainya di TKP sudah terlihat banyak sekali orang-orang berkerumun.  Sebagian sibuk memberi pertolongan,  sebagian sibuk olah TKP,  sebagian sibuk meliput,  dan sebagian terbesar lainnya hanya menjadikannya tontonan.

Terlihat dari kaca spion agak jauh di belakang mobil Dr. Arthur memarkir mobilnya,  sudah ada dua rekan dokternya di Rumah Sakit Eternity tengah gesit memberikan pertolongan pertama.

Dr. Arthur turun dari mobilnya untuk segera bergabung bersama mereka. Ketika Dr. Arthur membuka pintu mobilnya, tak sengaja mengenai seseorang yang sedang berjalan sambil sibuk dengan kamera dan daftar pertanyaan pamungkasnya.

"Aduh!" spontan orang yang tubuhnya terpentok pintu mobil memasang wajah kesal dan sudah bersiap untuk memaki Dr. Arthur.

"Lihat-lihat dong Pak kalau mau keluar. Mentang-mentang anda sangat dibutuhkan disini, bukan berarti bisa seenaknya ya". Teriak orang itu sambil menatap sinis atribut yang dipakai Dr.  Arthur.

Di kegelapan malam dengan dibantu cahaya lampu lalu lintas,  Dr.  Arthur memicingkan mata mencoba mengingat-ingat bahwa sepertinya orang yang mengomel barusan itu tidak asing baginya. Dan tepat sebelum orang itu mengucapkan omelan panjang keduanya,  Dr.  Arthur menyela.

"Hmmmm sepertinya kamu tidak asing bagi saya,  tapi saya cukup kesulitan mengingatnya".

Orang itu lebih tepatnya seorang wanita yang berprofesi sebagai seorang jurnalis.

Wanita itu pun ikut memicingkan mata pula sambil menatap Dr.  Arthur.  Setelah beberapa detik berlalu Dr.  Arthur berhasil mengingatnya.

"Ya saya berhasil mengingat kamu.  Kamu Iora kan?"

"Benar" meski sempat merasa kesal kepada Dr.  Arthur,  Iora cepat mengubah sikapnya ketika suasana telah berubah menjadi sedikit akrab.

Sebelum Dr.  Arthur membuka mulut untuk memperkenalkan dirinya.  Wanita itu dengan sigap menghentikannya.

"Tunggu,  biar saya ingat-ingat juga siapa anda.  Saya juga tak kalah mempunyai ingatan yang bagus" disertai senyum simpul.

Dr.  Arthur mengangkat alis pertanda mempersilahkan Iora untuk berkutat sejenak dengan memorinya. Tak dibutuhkan waktu lama juga, wanita itu berhasil mengingatnya.

"Km Arthur kan? teman sekolahku waktu SMA".

"Benar sekali.  By the way kamu masih kelihatan muda ya Ra di umur 30an".

"Bahahaha bisa aja kamu Dr.  Arthur".

"Beneran tau, kamu nggak lihat saya yang sudah seperti om om. Kita kan seumuran.  Hahaha".

"Eh sudah dulu ya Dr.  Arthur ayo segera bertugas,  ini kan urgent.  Obrolan bisa dilanjut kapan-kapan lagi.Bye" pamit Iora sambil bergegas dengan langkah cepatnya.

"Ehhh tunggu dulu Iora" cegah Dr.  Arthur sambil menarik tangan Iora.

"Bagaimana bisa kita melanjutkan obrolan kalau kita tidak bertukar kontak ponsel".

"Oh iya"  Iora mendikte nomor teleponnya dengan tergesa-gesa.
" 082133321415. Sudah ya bye Dr.  Arthur".

Rupanya Iora mengejar narasumber incarannya yang mulai tenggelam dikerumuni jurnalis lain.

To be continued....................

Wonder Woman RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang