Chapter 26

1.7K 63 0
                                    

LOKASI SYUTING

Semangat Fea menggebu-gebu selama menjalani jadwal syutingnya yang kian dikejar-kejar dateline. Belum ada dua minggu tayang, sinetron ini sudah mendapat rating peringkat teratas. Aji mumpung, Fea tak mau menyia-nyiakan momen berharga di hidupnya yang sempat terjeda. Baginya kebersamaan bersama Nevan adalah hal paling berharga dalam hidupnya.

Terik matahari telah membuat wajah pemeran yang sedang memainkan tarian cheerleadersnya tersengat. Semakin mempertegas kesan yang ingin disampaikan si sutradara. Wajah energik yang lelah alami menambah nilai estetika perannya. Tak sia-sia mereka bersusah payah, karena tim basket yang mereka semangati untuk sementara waktu unggul tiga poin dari tim lawan. Kapten tim basket itu bernama Darren yang diperankan oleh Nevan. Ketika istirahat setelah babak ketiga usai, dia hanya mengusap keringat di dahi dan lehernya dengan handuk tanpa memalingkan pandangannya dari kursi penonton. Aktingnya terlihat sempurna meskipun itu retake yang kelima. Sorot matanya mencari-cari sosok perempuan yang berjanji akan menonton dan menyemangatinya bertanding.

Perempuan yang dimaksud adalah Kayla, siswi autis yang diperankan oleh Fea. Dia duduk di barisan teratas karena tidak bisa berebut untuk mendapatkan kursi yang lebih dekat dengan lapangan basket. Secara fisik Kayla normal dan lincah, tapi ketika sudah berbicara dan beradu argumen dengan orang lain disitulah autis membatasi hidupnya. Kayla akan merasa gelisah terancam dan bicara tergagap-gagap menghadapi kengeyelan lawan bicaranya.

**********************

Di teras belakang rumah, Ivanka menikmati cuti yang dibuatnya sendiri. Dua hari belakangan dia menolak orderan kue yang membanjiri akunnya. Ivanka memang wanita yang sangat mencintai dirinya sendiri, terlebih kegagalannya dalam pernikahan telah memberinya banyak pelajaran.

Buku-buku berserakan di meja dan lantai dekat kursi lipat dimana Ivanka bersantai. Ada satu buku ditangannya yang sekarang diletakkan diatas perutnya. Tangan itu kemudian mengambil biskuit buatannya sendiri yang tersaji di piring dekat kepalanya. Sungguh pagi yang menenangkan, memudahkan energi yang menguatkan menyatu dengan jiwa baru Ivanka, yang setiap hari selalu terperbarui. Mata dan jarinya mulai bosan dengan buku yang barusan diletakkannya. Kini dia beralih ke ponselnya, membuka aplikasi yang menyajikan berita. Jempolnya menscrolling layar ponsel itu, sengaja melewatkan berita yang tidak disukainya. Sesekali mengintip artikel yang judulnya menarik, dan akan segera dilewatkan setelah rasa penasarannya terjawab atau bahkan hilang karena tidak sesuai ekspektasinya.

Jempolnya mengklik lagi sebuah artikel dengan gambar sepasang anak SMA yang wajahnya familiar baginya. Fea dan Nevan? Sementara matanya berhenti mengartikan susunan huruf-huruf di hadapannya, otaknya berpikir sejenak "tunggu, jangan-jangan ini masalah penting yang ingin mamanya Fea bicarakan dengan Dr. Arthur" Ivanka menahan pemahamannya sendiri.

"Aku harus memberitahu Dr. Arthur".

Ivanka merasa mantap dengan niatannya itu. Tapi dia melupakan apa informasi yang benar-benar didapatnya dari foto itu. Yang bahkan dirinya baru akan membaca artikel yang tertulis di bawah foto itu.

To be continued...................

Wonder Woman RushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang