Better use data ;
Minkyu lagi duduk di ruang tamu rumahnya Ryujin. Yap, Papanya Ryujin -Johnny nyuruh Minkyu masuk dulu, cerita-cerita tadi kok bisa nganterin Ryujin pulang.
"Jean, kamu buatin temen kamu minum dulu sana. Tau diri lah udah dianterin." Ucap Papanya Ryujin. Gadis itu memanyunkan bibirnya menandakan ia tidak mau disuruh. Tapi tetap saja gadis itu berjalan menjauhi ruang tamu menuju dapur.
"Oh iya, nama kamu siapa tadi? Aduh saya lupa." Ucap Johnny.
Minkyu mengulurkan tangannya sopan, "Nama saya Minkyu, Om." Minkyu memperkenalkan dirinya.
Uluran tangannya disambut baik oleh Johnny.
"Saya Johnny, Papanya Jean- eh maksudnya Ryujin."
"Perasaan saya Ryujin nggak pernah cerita dia punya temen yang namanya Minkyu." Ucap Johnny bingung.
"Iya om, saya sama Ryujin masih baru kenal." Balas Minkyu. Johnny menganggukkan kepalanya memahami.
"Ryujin kenapa pulangnya diantara sama kamu? Kata Chenle sama Yiren, tadi Ryujin pulangnya naik grab." Tanya Johnny.
Minkyu terdiam sejenak, bingung ingin berkata apa. Takut salah bicara bisa-bisa Ryujin mengamuk kepadanya.
"Tadi saya ketemu sama Ryujin di butik, pas saya mau pulang Ryujin nggak sengaja nabrak saya sambil nangis terus keluar butik. Tapi, tadi ada ibu-ibu minta saya supaya nemenin Ryujin."
Johnny menaikkan sebelah alisnya.
"Maksud kamu wanita dewasa?"
"I-iya Om." Johnny memegangi dagunya sambil berfikir.
"Mungkin aja itu mamanya." Ucap Johnny santai.
Minkyu bingung mau balas apa.
"O-oh gitu ya om?" Balas Minkyu
"Kamu sekelas sama Jean?"
"Nggak Om."
"Kamu disekolah satu ekskul?" Tanya Johnny lagi dan lagi.
"Nggak juga Om."
"Terus kok bisa kenal."
Ryujin kemudian datang membawa dua cangkir teh hangat, "Papa kepo banget." Ucap Ryujin.
"Kan papa nanya." Ucap Johnny.
"Tapi kan papa bisa nanya sama Jean." Balas Ryujin.
"Kamu suka bohong, nanti malah macem-macem."
Minkyu diam aja sambil senyum kaku, bingung mau gimana.
"Jadi gimana kok bisa kenal sama Ryujin." Tanya Johnny sekali lagi, Ryujin memutar bola matanya malas kemudian duduk disamping papanya.
"Beberapa hari yang lalu dia nyita piercing Jean, Pa." Ucap Ryujin menyahut. Ceritanya masih ga terima piercing nya disita.
"Ha? Kamu nyita piercing anak saya?" Tanya Johnny sedikit menaikkan suaranya karena kaget.
Minkyu bingung, kaget juga tiba-tiba aja Johnny ngegas ngomongnya.
Dengan sigap Minkyu menjawab iya.
"Wah keren banget kamu bisa nyita barang anak saya. Sebagai Papa nya Jean, saya susah banget mau nyita barangnya. Merengek terus minta dibalikin, mau gak mau saya kasih lagi." Tutur Johnny menceritakan kepada Minkyu.
Ryujin yang mendengarnya merasa muak, Papanya selalu saja menceritakan hal-hal buruk yang ada pada dirinya kepada orang lain. Ryujin akhirnya kesel.
"Papa udah deh, gak usah dilanjutin lagi." Ucap Ryujin kesal.
"Kamu diem-diem aja duduk disini, supaya Minkyu nggak kaget kalau temenan sama kamu. Makanya Papa cerita, kalau dengernya dari mulut orang lain malah bakalan beda versi."
Minkyu menganggukkan kepalanya setuju.
"Emangnya Ryujin nggak minta balikin piercingnya? Nyatanya anak saya pemaksa, nggak mungkin gak minta." Tanya Johnny.
Minkyu menjawab dengan sigap di awali senyuman, "Dia minta terus Om, katanya barang pemberian Chenle. Saya bukannya gak mau ngasih, tapi barangnya udah disimpan sama guru BK. Jadi yang harus Ryujin yang ngambilnya sendiri."
Johnny melirik anaknya, "Gih sana ambil sendiri."
"Idih gak mau, enak aja." Jawab Ryujin kemudian menyilangkan lengannya.
Setelah itu terjadi perbincangan mereka berubah menjadi keluarganya Minkyu, of course Johnny yang nanya. Kenapa mesti nanyain tentang keluarga? Karena bagi Johnny, dia harus tau seluk-beluk keluarga teman anaknya.
"Papa saya nerusin perusahaan kakek saya." Ucap Minkyu singkat.
"Kalau boleh tau nama Papa kamu siapa?" Tanya Johnny.
"Nama papa saya Jinyoung."
"Ohh-eh, Jinyoung?" Johnny mengerutkan keningnya sambil berpikir.
"Papa jangan sok kenal gitu dong, malu tau ga." Bisik Ryujin kepada Papanya.
"Jinyoung dulunya jurusan Arsitektur bukan? Papa kamu Arsitektur kan ya?" Tanya Johnny.
Minkyu menganggukkan kepalanya, "Iya, Om."
"Ternyata memang dunia sesempit ini." Ucap Johnny heran.
Obrolan mereka jadinya makin panjang, ditambah lagi Johnny menceritakan bagaimana masa SMA nya bersama Jinyoung -Papanya Minkyu. Ryujin makin ngantuk dengernya. Setiap kali Ryujin menguap Minkyu selalu sadar. Dia juga gak enak bertamu kerumah orang sampe kelamaan gini. Mau pamit tapi gak enak, kesannya gak sopan.
Handphone Minkyu bergetar, panggilan masuk dari papanya tertera. Dengan sopan Minkyu izin mau angkat telpon dari Papanya.
"Iya, Pa"
"Lagi dirumah temen."
"Bentar lagi pulang, papa sama Mama makan aja gak apa-apa. Tadi Minkyu udah makan malam."
"Oke."
Seusai panggilan dimatikan, Minkyu langsung pamit buat pulang. Gak enak juga sama Ryujin sampe ketiduran di sebelah papanya.
"Om saya mau pamit pulang dulu. Udah jam 9, Ryujin juga udah capek banget kayanya." Ucap Minkyu untuk pamit.
"Oh iya, makasih ya tadi udah nganterin anak saya pulang. Sering sering main kesini. Temennya Chenle juga kan? Nah main bareng aja disini nemenin Ryujin, kasian gak ada temen main."
Minkyu menganggukkan kepalanya, "Kemungkinan kedepannya saya bakalan lebih sering main kesini nemenin Ryujin."
via-mnds2 Klean bosen kan, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
new eyes ° Minkyu - Ryujin
FanfictionRazia-adalah hal yang wajib diwaspadai, bagi kebanyakan siswi SMA Hanrim razia adalah hal yang cukup ditunggu-tunggu. Kenapa? Karena yang ngerazia ganteng banget. Sulit di definisikan. start: June 2019 revisi: April 2020 end: June 2020