Bab 3

10.4K 694 4
                                    

"Kau sudah bangun? bagaimana tidur mu?" Tanya Aqilla yang sedang merapihkan beberapa obat herbal yang berserakan di meja kecil

"Sudah berapa lama?" Tanya Afta Tak mengindahkan pertanyaan Aqilla

"3 hari." Jawab Aqilla, dia membalikan badannya menatap sahabatnya. "Kau lapar?mau ku ambilkan makan?"

"Tidak. Dimana bibi?"

Aqilla memberi isyarat dengan matanya, dia menunjukkan bahwa bibinya ada di luar. "Mau ku panggilkan?" Afta mengangguk sebagai jawaban.

Aqilla langsung bergegas keluar kamar sambil membawa beberapa obat herbal yang ia bereskan tadi.

Tak berselang lama, Sella masuk dengan raut wajah yang sedikit panik, "Kau sudah merasa baikan, sayang?" Tanyanya

"Sudah, Bi" Jawab Afta. "Boleh ku tau maksud dari mimpiku?" Kini Afta menuntut penjelasan rinci dari bibinya

"Kau bermimpi?" Tanya Sella, afta mulai menceritakan mimpinya tentang bertemu ibunya

"Aku akan menceritakan ulang kisah tragis kami dahulu dan mengapa kita disini, serta sebab dari meninggalnya orangtua-mu."

.
.

Flashback (15 tahun lalu)

"Bersiaplah! Kita akan perang." perintah dari sang raja wizard

Hal tersebut berhasil membuat seluruh orang yang mendengarnya langsung diam tak berani menentang

"Gibran! Kumpulkan seluruh prajurit terkuat dan siapkan beberapa alat perang. Suruh tabib membuat banyak ramuan obat untuk berjaga-jaga." Perintahnya pada orang yang paling ia percaya, Gibran

"Baik raja. Saya permisi." Sahut Gibran sambil sedikit membungkuk tanpa waktu lama, lelaki itu beranjak pergi

"Maaf menyela Raja, tapi kita akan berperang dengan siapa dan karena apa kita harus berperang?" Tanya seorang perempuan yang berada di satu ruangan yang sama dengan rajanya

"Kaum demon. Seperti yang kalian tau, sudah banyak ramuan langka yang mereka curi dari kastil, mereka juga mengirim mata-mata pada kerjaan!. Lebih parahnya, Ratu kalian, Queen lacia telah mereka jadikan tahanan. Maka dari itu, aku sebagai Raja kalian! Mengirim surat pada mereka untuk mengadakan perang!." Tutur sang raja.

Semuanya yang ada di satu ruangan diam, bukannya takut tapi mereka marah. Marah karna merasa telah diremehkan oleh kaum demon.

Esoknya, perang itu benar-benar terjadi. Ini diluar dugaan mereka, kaum demon maupun kaum wizard.. Keduanya sama-sama kuat, dan butuh waktu lama untuk mencari sang pemenang.

Mereka berperang disebuah hutan yang masih bersih dan sangat indah namun sayangnya saat ini menjadi saksi pertumpahan darah

hutan itu sekarang dinamai 'hutan terlarang'

Banyak yang telah tewas, na'asnya mereka semua tewas dengan kondisi tubuh yang tidak lagi utuh. Bahkan ada yang langsung menjadi abu.

Eloss, Raja wizard itu sadar bahwa perang ini tak akan pernah usai, butuh waktu lama untuk selesai. Pastinya korban akan bertambah seiring waktu berjalan.

Eloss memerintahkan Gibran serta beberapa orang setianya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Bukannya tak peduli pada kaumnya tapi jika semua yang sedang berperang mendapat perintah eloss untuk mundur maka yang jadi bahaya adalah mereka para demon yang menangkap kelengahan kaum wizard

Tidak peduli dengan dendamnya pada kaum wizard, eloss hanya tak ingin orang setianya mati mengenaskan. Soal Queen lacia, eloss memiliki rencana lain

THE KING D. || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang