28. Leave or Stay

1.1K 62 43
                                    

Seseorang yg mendengarkan percakapan mereka hanya bisa terdiam sambil menahan rasa kaget yg luar biasa. Dengan langkah gontai, orang itu kembali ke kamarnya. Ya.. dia adalah ibu wana, ibu nya pie.

Di kamar.. ibu wana selalu mengingat kata2 yg baru saja di dengarnya. Kata2 kimpie tersebut bagai lagu yg berulang2 di putar dalam kepalanya.

Bagaimana mungkin putri kesayangan nya melakukan hal seperti itu. Hubungan terlarang yang di benci oleh Tuhan. Ada rasa sakit yang Beliau rasakan hingga tanpa di sadari air mata nya mulai turun jatuh ke bantal.

Ibu wana terus saja berpikir, apa yg harus dilakukan bila putrinya sampai nekat melanjutkan hubungan itu. Dia sangat menyukai kim, anak sopan yg berhati baik. Tapi kim adalah wanita dan bagaimana mungkin dia merestui hubungan seperti itu.

"Pie..apa yg harus ibu lakukan?ibu bukan tidak ingin kamu bahagia tapi cinta terlarang ini hanya akan membuat mu makin menderita. Ibu akan lakukan sesuatu untuk masa depan mu nak" ucap ibu wana dalam hati

Malam itu ibu wana tidak bisa tidur, dia terus saja berpikir apa yg akan di lakukan kepada kim dan pie tentang hubungan ini.

Keesokan harinya di saat pie sedang pergi mengajar, ibu wana menghampiri kim yg sedang bermain dengan Nadine di halaman rumah. Ibu wana memang sengaja menunggu situasi yg tepat untuk berbicara dengan kim. Keadaan rumah saat ini cukup sepi karena yg lain sedang sibuk dengan rutinitasnya masing2.

"Kim..bisa ibu bicara sebentar di dalam?"tanya ibu wana dengan sikap yg agak dingin

"Baik bu.."jawab kim seraya mengikuti langkah ibu wana, kim agak bingung dengan sikap ibu wana pagi ini yg berbeda dengan kemarin.

"Ada apa bu?"tanya kim ketika sudah berada di ruang tamu

"Duduklah"ucap ibu wana tegas sambil mengambil alih nadine ke dalam pangkuan nya.

Kim menuruti perintah ibu nya pie, walau dalam hatinya terus bertanya ada apa. Ditambah sikap ibu wana yg tidak bersahabat dan tatapan mata nya membuat kim bertambah kikuk.

"Ibu mau nanya, ada hubungan apa kamu dengan pie?"tanya ibu wana dengan nada mengintrograsi

"Mm..maksud ibu?"jawab kim agak canggung, karena kim seperti nya tau arah pembicaraan mereka kemana.

"Apa pertanyaan ibu kurang jelas kim?" Tanya ibu dengan sorot mata nya yg tajam

Kim menarik nafas panjang dan membuang nya perlahan untuk menutupi kerisauan nya. Kim teringat kata2 pie yg tidak ingin ibu nya tau.

"Kami tidak ada hubungan apa2 bu, kami cuma teman biasa"jawab kim berbohong, sementara tangan nya mulai gemetar menahan semua itu.

Ibu wana melihat tingkah laku kim yg gelisah itu, kembali meneruskan pertanyaan nya seakan memojokkan pernyataan kim.

"Jangan berbohong..ibu sudah dengar semua pembicaraan kalian semalam" Tandas ibu pie dengan nada sedikit meninggi

Kim hanya bisa menundukkan kepala nya, karena dia tidak tau harus berkata apa lagi. Dia takut perkataan nya malah hanya akan memperkeruh keadaan. Terlihat jelas betapa ibu wana tidak menyukai kebenarannya.

"Ibu minta kamu tinggalkan pie" ucap ibu wana pelan tapi jelas dan sangat menusuk hati kim.

"Tapi bu..saya tulus mencintai anak ibu bahkan melebihi diri saya sendiri" balas kim akhirnya mengakui kebenaran itu.

"Ibu tau kamu anak yg baik tapi bagaimana mungkin wanita dengan wanita bisa membangun rumah tangga? Bagaimana bisa kalian punya anak? Dan bagaimana dengan Tuhan? Apa kamu pernah memikirkan hal itu? Ibu tidak akan pernah setuju dengan hubungan ini" ucap ibu pie tegas seperti tidak ingin mendengar apapun pembelaan kim lagi.

"Saya mohon bu..tolong berikan kesempatan pada cinta kami, saya sangat mencintai pie, saya mohon.." ucap kim sambil bersujud di hadapan ibu nya pie sembari menahan air mata yang turun perlahan seakan mewakili perasaan nya saat ini.

Ada rasa iba di hati ibu wana yg melihat permohonan tulus kim. Beliau tau kim anak yg baik dan sangat jelas baginya untuk merasakan ketulusan cinta anak muda ini. Tapi cinta sesama jenis itu takkan pernah bisa di terima oleh Tuhan dan juga masyarakat.

"Kalau kamu mencintai pie..tolong tinggalkan pie demi kebaikan nya. Pie adalah wanita yg normal tolong jangan buat dia menjadi salah. Hidup dia masih panjang, jangan kamu hancurkan dengan cinta terlarang ini" ucap ibu pie mulai melunak

"Karena aku mencintainya, aku ada di sini sekarang bu.. aku janji akan membahagiakan pie seumur hidupku, bila aku ingkar aku terima langit menghukumku" ujar kim tulus

"Aku tau kamu tulus nak..tapi tolong pikirkan lagi tentang hidup pie bila bersama mu. Apa kamu mau pie hidup dalam dosa?apa kamu mau pie menjadi gunjingan semua orang?belum lagi pie harus menerima cibiran mulut tetangga yg menusuk hati.. apa kamu rela pie menerima semua itu? Bila kamu mencintai pie tolong pikirkan masa depan nya" jelas ibu wana mengutarakan isi hatinya

Kim hanya bisa memeluk kaki ibu nya pie sambil menangis sejadi2nya. Rasa sakit yg di rasakan saat ini sangat dalam. Rasa nya sangat sesak hingga sulit untuk berkata lagi. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan pie? Bagaimana bisa hidup tanpa belahan jiwa nya itu? Tapi perkataan ibu pie benar, sebesar apapun cinta nya tetap takkan bisa menjadi benar di mata siapapun termasuk Tuhan.

Nadine yg melihat kim seperti itu seperti ingin di gendong oleh nya. Tangan nya di rentangan ke depan berusaha menggapai kim. Walau dia masih kecil dan tidak tau apa yg terjadi, tapi dia bisa merasakan ada kesedihan di diri kim yg teramat besar.

Kim yg melihat nadine seperti itu semakin terenyuh hati nya. Anak kesayangannya dengan pie itu, seakan menahannya untuk tetap tinggal.. haruskah aku melupakan kalian? Kenapa ini terjadi padaku? Tuhan.. sekali saja, aku mohon.. tolong buat hidupku berarti! Seru batin kim seakan berteriak.

LEAVE OR STAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang