38. Back Home

967 53 17
                                    

Setelah pie dan hongyok pergi, nan langsung investigasi kim tentang siapa hongyok dan bagaimana mereka bisa kenal. Kim menjelaskan semua nya dari awal, dan nan mendengarkan nya dengan seksama.

"Tapi kenapa kamu jadi kepo banget sih nan soal hongyok?" Tanya kim heran

"Kamu ingat gak, aku pernah cerita bertemu bidadari?" Tanya nan balik

"Ingat kok... Oh my god.. jangan bilang, bidadari itu.."jawab kim hampir tidak percaya

Nan hanya membalas nya dengan senyuman khas orang kasmaran.

"Nadine..kalo uda besar jangan lebay seperti teman daddy ini ya" ledek kim

Tak lama pie dan hong pun kembali, kim senang karena mereka terlihat sangat akrab. Kim memang sudah menganggap hong selayaknya adik sendiri.

"Nan.. kayak nya aku harus pulang sekarang, banyak hal yg mau ku lakukan. Lagipula hong uda ketemu juga kan, aku lega.." ucap kim seraya menghembuskan nafas nya

"Buru2 banget bro.." balas nan gak rela sahabat nya pulang terlalu cepat

"Aku mau antar pie pulang ke kota nya, dan maaf bila seperti nya aku gak bisa menjemputmu bila pulang nanti" Ucap kim serius

"Apa??" Tanya nan dan hong bersamaan

"Kok dadakan banget pie?" Tanya hong pada pie

"Bukan dadakan hong.. ini sudah dibicarakan semalam. Seandainya kamu sudah ketemu, kim mau mengantarku pulang segera. Ada hal yg harus kami selesaikan" jawab pie

"Tapi gak lama kan kim?"sela nan

"Aku usahakan secepatnya nan, tergantung situasi di sana. Sementara aku ga ada titip rumah ya hong" pesan kim dan hong pun mengangguk

"Nanti kalo aku kangen gimana?" tanya nan sambil memanyunkan bibirnya

"Jangan bikin geli nan" balas kim  sambil tertawa di iringi tawa pie dan hong juga, suasana pun ramai.

Akhirnya mereka pamitan untuk persiapan sebelum sore nya berangkat ke kampung nya pie. Kim packing baju seadanya saja karena memang tidak ada rencana lama2 di rumah pie.

Beruntung mereka berhasil mendapatkan tiket walaupun dadakan, sehingga tidak perlu menunda2 waktu lagi.

Selama di perjalanan pie selalu memeluk erat lengan kim. Banyak hal dia takutkan tapi keputusan kim sepertinya tidak bisa di rubah lagi. Kim ingin memiliki pie dengan restu ibunya bukan dengan cara membawa lari anak orang.

Kim mengerti keresahan hati pacarnya, sejujurnya dia pun takut bila nanti dipisahkan lagi. Apalagi bila mengingat ucapan terakhir ibu nya pie dulu yg melarang hubungan mereka. Tapi rasa nya jahat bila bahagia di atas penderitaan orang lain apalagi beliau adalah orangtua. Maka dengan segala resiko nya, kim memilih untuk berjuang sekali lagi. Karena cinta nya tulus pada pie, bukan sekedar perasaan ingin memiliki semata.

Hari sudah sangat larut dan pie pun akhirnya tertidur di pelukan kim. Begitulah dengan nadine yg terlihat nyaman dalam dekapan kim. Sesekali kim mencium kening dua sosok yg sangat penting dalam hidup nya ini.

"Pie.. seandainya aku terlahir dengan tubuh seorang pria, pasti cerita kita takkan serumit ini.. terhalang restu orang tua.. cemooh orang banyak.. tapi aku tetap bersyukur, karena di tubuh wanita lah aku bisa menemukan cinta sejati ku. Cinta yg tidak pernah meninggalkan ku untuk alasan apapun.. dan cinta yg mau menerima aku apa ada nya. Bahkan kao pun tak mampu seperti mu, mempertahankan ku seperti ini. Terima kasih telah berani mencintaiku sejauh ini, aku sangat mencintaimu"ucap kim dalam hati, diam2 setetes air mata mengalir dari pelupuk mata kanan nya.

Memang kim terharu atas sikap pie yg lebih memilihnya daripada orang tua nya sendiri. Tapi kim tidak mau pie jadi anak durhaka. Kim terus berpikir hingga fajar menyingsing sampai pada akhirnya kim pun tak  mampu menahan rasa kantuknya sendiri dan akhirnya tertidur dengan lelapnya.

Matahari mulai menyapa dunia dengan sinarnya, tidur pie pun terusik karena cahaya itu. Perlahan pie bangun dan melihat tangan lembut yg mendekapnya erat. Tangan hangat milik kekasihnya seolah selalu menjaga nya... di tatap nya wajah kim dalam2, tak lama senyum manis pun menghiasi wajah cantiknya. Oh Tuhan.. betapa beruntung nya orang di cintai oleh kim. Dan aku ingin selalu dicintai nya seperti ini.

Selama hidup, pie memang tidak pernah merasakan cinta yg begitu besar dari seseorang termasuk Amp suami nya sendiri. Kim orang pertama yg membuat nya merasa sangat di cintai. Cinta yg begitu besar dengan kehangatan yg luar biasa, hanya baru x ini dia dapatkan dari kim. Wajar bila pie tak rela kehilangan semua itu, pie hanya ingin bahagia selama nya dengan kim. Tanpa sadar pie membalas dekapan kim jauh lebih erat dari sebelumnya. Alhasil nadine jadi terganggu karena tangan pie ikut merengkuhnya.

"Eeeeee......aaaaaaaaaaaa...."tangis nadine perlahan2 mulai terdengar membuat kim pun ikut terbangun

"Mmm... Nadine sayang kenapa nangis?"tanya kim setengah sadar

"Mmaaaa...mmmaaa...neennnn" tangis nadine manja

"Seperti nya anak kita haus yank.." ucap pie sambil membuatkan susu.

"Haus ya..hehe lucu nya anak daddy tapi gak perlu nangis juga anak manis" ucap kim sambil mencium gemas nadine

Setelah beberapa jam dalam perjalanan, tiba lah mereka di kampung nya pie. Rasa takut semakin menyelimuti mereka sehingga rasa lelah pun tidak lagi mereka rasakan. sepanjang jalan ke rumah pie.. kim tidak pernah melepaskan genggaman tangan nya. Begitupula dengan pie, seolah tidak ingin melepaskan tautan nya dari kim.

Rumah pie sudah terlihat dari kejauhan, dan perasaan dilema pun semakin dirasakan kedua nya. Mereka menghentikan langkah nya sejenak lalu berpandangan sesaat. Terlihat jelas dalam mata pie, ketakutan akan kehilangan kim begitupun sebaliknya.

Tapi dengan senyum tipis, kim mencoba menenangkan hati pie. Walau yg dia rasakan sendiri sebenarnya sudah sangat bercampur aduk. Hanya saja keputusan nya sudah bulat untuk memiliki pie dengan cara yg benar. Dan kim memegang teguh prinsip itu.

Di genggam nya tangan pie dengan sangat erat, sejalan dengan langkah nya yg mantap ke arah rumah pie.

Jarak semakin dekat dan terlihat sebuah motor terparkir dihalaman rumah pie..dan pie tau itu milik siapa.

Tok tok tok
di ketuk nya pintu rumah berkali2 oleh kim.

"Sebentar"sahut suara dari dalam

Pie sangat mengenali suara itu, keringat dingin mulai turun dari dahi nya dan genggam nya pun semakin erat pada kim. Kim merasakan kerisauan pie, dan memandang pie seolah berkata its ok.. semua akan baik2 saja.

Kreeekk..... pintu rumah mulai terbuka dan betapa terkejutnya sang pemilik rumah ketika melihat siapa tamu yg datang.

Sejenak suasana menjadi hening tanpa ada yg berbicara sedikitpun, sampai pada akhirnya..

"Pie... "

LEAVE OR STAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang