D U A

381 41 11
                                    

"Eh neng lele udah dateng. Lama amat sih bu, perasaan tadi udah ngiket tali sepatu deh," teriak Romeo begitu Alea memasuki kelas.

Alea segera duduk di bangkunya. Depan Romeo. "Al, lo udah belajar? Hari ini ulangan bahasa Inggris," ucap Lena, teman sebangku Alea.

" Udah kok."

👑👑👑

"Kantin yuk Al," ajak Lena begitu bel istirahat berbunyi.

Alea segera keluar kelas bersama Lena, saat menuju pintu kelas, Alea melirik ke arah belakang tempat duduknya. Romeo sudah tak ada disana. Pasti di kelas Deby.

Saat Alea tengah santai menikmati baksonya, tiba-tiba saja pengganggu datang.

"Le, pinjem duit lo dong! Uang gue ilang sumpah!" Romeo datang dengan wajah memelas.

Alea ingin teriak rasanya. Ini orang dari tadi gangguin Alea mulu.

"Uang gue pas pasan buat ongkos pulang," balas Alea cuek.

"Ah pelit lo. Mana janji lo yang katanya sahabat disaat susah dan senang," ucap Romeo sambil menyeruput jus jeruk Alea.

Alea memukul lengan Romeo sebal. "Gue lagi susah, lo lagi susah. Dimana gue ingkarnya?" Alea menatap Romeo jengah.

"Kali ini aja Le, entar gue traktir deh. Kasian Juliet gue udah kelaperan," Romeo menunjuk kearah Deby yang tengah menatap Alea tajam.

Alea terdiam lama hingga suara Lena membuyarkan lamunannya tentang Deby si cewek ular.

"Kasih aja kali Al, ganggu banget nih orang." Romeo menatap Lena tak terima. Masa iya ia dibilang pengganggu.

Alea mengeluarkan selembar uang 10 ribunya. "Entar pulang gue nebeng lo," ucap Alea kemudian.

Senyum Romeo merekah seketika. "Siap Yang! Meo ke istri pertama dulu ya," Romeo menepuk pelan kepala Alea.

Lena hanya diam memperhatikan. Setelah Romeo kembali pada meja Deby, Lena menatap Alea penuh selidik.

"Romeo selingkuh sama lo?" tanya Lena curiga.

Alea melotot garang. "Busuk banget mulut lo."

👑👑👑

Alea menunggu di depan kelas. Ternyata hari ini jadwal si Romeo piket. Alea menghela nafas kasar melihat Deby berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya.

Keadaan buruk dan darurat.

"Romeo Sayang!" teriak Deby di depan pintu kelas. Membuat beberapa murid yang sedang piket menoleh dan kemudian kembali pada pekerjaan masing-masing.

Romeo tersenyum lebar. Membuat Alea terpesona sekaligus ingin muntah.

"Kenapa By?" tanya Romeo berjalan menghampiri Deby dengan tangan yang masih memegang serokan sampah.

Alea berdiri, tepat disebelah Deby. "Hari ini aku balik bareng kamu ya," ucap Deby manja.

"Gak bisa!" tegas Alea cepat.

Deby menatap Alea geram. "Siapa lo ngatur ngatur?"

Romeo menatap kedua perempuan yang ada di hadapannya. Iya, Romeo tahu jika dirinya ganteng bahkan sangat tapi jangan pake berantem juga kali.

Alea memutar kepala menghadap Romeo. "Lo udah janji ya sama gue," ucap Alea tajam.

Romeo tersenyum. " Kita tarik tiga aja gimana?" Ucap Romeo santai.

"Romeo! Kamu lebih belain dia daripada aku! Pacar kamu siapa disini? Yang kamu sayang siapa? Yang kamu cinta siapa?" seru Deby.

Alea menatap Deby aneh. Lebay sekali ucapan Deby. Alea jadi semakin mual berada di dekat cewek ular ini.

"Aku gak belain siapa siapa. Aku sayang dan cinta sama kalian berdua," Romeo menatap Deby dan Alea bergantian.

Boleh gak sih kalau Alea baper dengan ucapan Romeo. Tapi, maksud sayang dan cinta dalam rumus hidup Alea itu banyak. Ibarat pohon, bercabang. Romeo sayang dan cinta sebagai apa? Sahabat? Temen? Saudara? Tetangga? Atau lebih.

Duh, kepala Alea jadi pusing memikirkan pikirannya yang bercabang. Dasar Romeo!

Friendzone Not Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang