D U A P U L U H D E L A P A N

158 19 11
                                    

Alea membaca pesan Romeo dengan pipi memerah dan memanas. Gila! Modusnya dapet banget!

Alea belum sempat membalas ketika mendengar ketukan pintu rumahnya. Sudah dapat dipastikan jika tamu tak diundang itu adalah Romeo.

Alea membukakan pintu dengan wajah ketusnya. Romeo hanya terkekeh melihat wajah itu. Sudah biasa.

"Ayo temenin gue makan! Tapi sebelum itu temenin nyari ale ale dulu di warung." Ucap Romeo yang hanya dibalas deheman oleh Alea.

Atas kegilaan Romeo, mereka benar benar mencari ale ale rasa jeruk untuk teman makan lele.

Beberapa warung sudah mereka datangi tetapi mereka tak kunjung menemukan ale ale. "Minum yang lain aja napa sih," Gerutu Alea. Dirinya sudah lelah berjalan kaki begini.

"Satu warung lagi belom." Romeo berjalan mendahului Alea.

"Enggak ada rasa jeruk yang ada rasa anggur sama apel."

Romeo ingin berbicara namun segera dipotong alea cepat. "Gak apa apa Mbak!" Alea segera mengambil ale ale rasa anggur dan apel itu masing-masing dua dan membayarnya. Ia segera menyeret Romeo agar pergi dari warung tersebut dan segera pergi ke angkringan depan komplek.

"Ihh Alea mau bawa Romeo kemana? Jangan macem-macem! Romeo masih suci! Jangan nodai Romeo!"

Alea mendelik mendengar ocehan tak bermutu Romeo! Bisa bisanya. Seharusnya yang begitu Alea, dia seorang perempuan dan dengan tanpa persetujuan diajak pergi malem malem begini.

Sambil menunggu pesanan Romeo, Alea dan Romeo saling diam. Tak ada percakapan sebelum akhirnya Romeo memulai.

"Lo gak pesen?" Tanyanya basa basi seperti biasa.

"Udah makan."

Romeo memasukkan sedotan ke dalam penutup cup ale ale. Ia meneguk ale ale itu dengan cepat.

"Kayanya gue lagi kena syndrome deh Le," Ucap Romeo membuat Alea menatap lelaki itu heran.

"Iya, syndrome friendzone." Lanjut Romeo dengan suara lemah.

Alea masih menatap Romeo dengan wajah heran, kaget, dan tidak tahu lagi. Intinya wajah yang sulit diartikan. Begitulah.

"Awalnya gue kena syndrome friendship dulu, tapi karena kelamaan dibiarin, gak diobatin dia jadi makin ganas dan berubah jadi friendzone."

Alea ingin membuka mulut namun segera ditutupnya kembali ketika Bu Suk datang mengantarkan makanan Romeo.

"Gue makan ya." Romeo segera memakan nasi dan lele goreng itu dengan lahap.

Alea diam. Diam diam memerhatikan. Aneh!

"Lo mau gak?" Romeo menyodorkan nasi dan lauknya kepada Alea.

Alea menatap tangan Romeo. Lelaki itu makan tidak menggunakan sendok. Alea menggeleng. Bukan karena jijik hanya saja gugup berlebihan.

"Yaudah," Romeo menyuapkan nasi itu kedalam mulutnya. "Padahal suapan tadi gue kasi ikannya banyak karena untuk lo." Romeo mengucapkan itu sambil mengunyah namun tetap jelas setiap kata yang dilontarkannya.

👑👑👑

"Romeo lo sadar gak sih?" Ucapan menggantung Alea membuat Romeo menghentikan langkahnya.

"Lo sadar gak sih kalo sebenarnya lo aneh?" Sambung Alea dan kembali berjalan begitupun dengan Romeo.

Romeo terkekeh. "Iya, gue aneh karena lo!"

"Gembel."

"Gombal sayang. Ujian harian bahasa Indonesia kemaren nyontek ya makanya dapet nilai tinggi?" Gurau Romeo dengan suara lembut.

Alea memukul lengan Romeo pelan. Ia melakukan hal itu untuk menutupi salah tingkah.

"Eh tapi gue serius tentang syndrome yang gue derita." Ucapan Romeo membuat Alea diam dan kaku?

"Kayanya tuh syndrome bisa sembuh deh kalo pacaran sama lo." Ucapan Romeo barusan mampu membuat Alea menjadi batu sementara. Tubuhnya tak bisa digerakkan. Seluruh tubuhnya menjadi kaku.

Ini Romeo menembaknya atau bagaimana? Ini mimpi atau nyata? Ini asli atau khayalan? Ini Romeo atau bukan?

Alea masih diam. Kakinya seolah olah terpaku di jalan komplek yang sunyi dan sepi.

Alea beruntung ini sudah malam. Dan dapat dipastikan jika pipinya merah padam.

"Le?"

"Alea?"

"Al?"

"Lo gak kerasukan setan penghuni jalan komplek, kan?"

"Kalo bener gue tinggal nih."

"Jawab dong jangan diem!"

"Gue beneran takut ini anjir!"

"Mulut lo buka dan keluarkan kata kata."

"Al? Lo gak bakal mati berdiri kan?"

"Gue gak mau jadi tersangka ya!"

"ALEA!!!" Romeo berteriak tepat di telinga Alea.

Alea segera sadar dan memukul Romeo membabi buta. Romeo gak tau apa kalo Alea jadi aneh gini karena dirinya?

Alea segera meninggalkan Romeo. Ingin mengelak sementara saat ini tetapi sepertinya takdir tak mengizinkan karena besok mereka harus berangkat sekolah bersama.


Update di tengah riwehnya tugas. Sumpah pusing akutuuu liat tugas, mo nangis aja😭

Kasihtau kalo ada typo ya gaissss. Do'ain moga tugasku cepat selesai ya!

See u

Friendzone Not Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang