S E M B I L A N

225 26 3
                                    

Up lagi gaesss!!! Maaf kalo banyak typo, nanti bakal aku revisi... Happy Reading yall!!!

Alea tengah duduk di kursi belajarnya. Salah gak sih kalau naksir sahabat sendiri? Ngomong ngomong, mulai kapan ya Alea jatuh hati pada Romeo?

Alea menatap jalanan kompleks yang terlihat dari jendela kamarnya.

"Alea! Alea! Main main yuk!" pintu kamar Alea digedor dengan cepat.

"Masuk aja," teriak Alea malas.

Romeo masuk dengan cengiran lebarnya. Lelaki itu langsung merebahkan dirinya diatas kasur Alea. Semenjak putus dengan Deby, Romeo semakin sering berkunjung ke rumah Alea.

"Mau ngapain?" Alea menatap Romeo.

"Gak ada. Cuma kangen sama lo," jawab Romeo asal.

Alea diam. Hatinya terlalu lemah untuk semua hal yang berhubungan dengan Romeo.

"Le, mantan gue udah banyak, masa lo masih gak ada sih?" Romeo bangun dari posisi tidurnya.

Alea menatap Romeo. "Kenapa emangnya?"

"Ya enggak, lo normalkan?" tanya Romeo hati hati.

Alea segera melempar Romeo dengan novel yang berada di dektanya. Apa ini, Romeo mengira Alea suka sesama jenis. Padahalkan Alea sukanya sama Romeo.

Romeo tertawa. "Gue khawatir aja kalo lo gitu," jari Romeo membentuk tanda petik ketika mengucapkan kata 'gitu'.

"Oh iya menurut lo adek kelas yang ngechat gue kemaren gimana? Cantik gak?"

Oh jadi Romeo hanya memandang fisik. Pantas saja Alea tak pernah masuk daftar kriterianya.

"Siapa? Adek kelas banyak yang chat lo!" ketus Alea.

Romeo terkekeh. Ia menunjukkan sebuah profil instagram. Tertera nama ratnadwi. Lumayan manis sih, tapi Alea tetap gak suka.

"Terus, kalo gue bilang dia cantik mau lo pacarin? Iya? Gitu?" tanya Alea.

"Ya enggak sih. Gue kan gak tau sifatnya."

Kenapa harus capek capek kenalan terus pdkt sih kalo udah ada yang dekat, yang kita udah tahu seluk-beluknya bagaimana.

Alea diam begitupun dengan Romeo. "Le."

Alea masih tetap diam.

"Lele!"

Tak ada jawaban.

"Ale ale rasa anggur!"

"Berhenti manggil gue dengan sebutan sebutan aneh! Nama gue Alea!" seru Alea sebal. Kenapa ia jadi badmood?

"Napa sih lo! Makin lama makin gak jelas! Lo udah mulai bosan sama gue? Lo udah males dengerin curhat gue?" Romeo memandang Alea serius. Jujur saja, Romeo jadi ikutan kesal kalau Alea begini. Perasaan Alea tak pernah begini selama mereka berteman.

Alea balas menatap Romeo. "Iya! Gue capek, bosan dan kesel sama lo! Udah jelaskan?!" seru Alea keras.

Alea tidak tahu mengapa ia bisa mengatakan begitu. Ia hanya tersulut emosi. Ia cemburu berlebihan.

"Oke kalo itu yang lo rasain! Gue gak bakal ganggu hidup lo lagi! Gue bakal ngejauh dari lo! Lagian gue juga capek harus sahabatan sama cewe judes dan galak kaya lo!" Romeo segera berjalan keluar kamar Alea.

👑👑👑

Alea menangis sesenggukan. Ia kembali memikirkan ucapan Romeo. Hatinya jadi sakit kembali memikirkan 'rasa'nya yang belum tuntas.

"Dek!" Alea segera menghapus air matanya dan berjalan membuka pintu.

Alian berdiri menatap Alea. "Berantem sama Romeo?" tebak Alian.

Alea hanya diam. Alian segera masuk dan duduk di tepi kasur Alea. "Gue heran deh sama kalian berdua, makin dewasa makin sering berantem. Perasaan dulu pas kecil akur banget sampe gue yang sebagai abang lo aja iri ngeliat lo lebih deket sama anak tetangga."

Alea menatap abangnya. "Romeo itu egois, dia maunya dimengerti tapi dia gak mau ngertiin Alea," adu Alea.

Alian menatap Alea dan segera membuang nafas. "Gara gara apa sih?" tanyanya pelan.

Alea diam menatap Alian dan kemudian memeluk tubuh abangnya erat. "Abang jangan tinggalin Alea kaya Romeo ya!"

Friendzone Not Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang