D U A P U L U H T I G A

176 22 7
                                    

"Eh, kok gue gak pernah ngeliat Ratna lagi?" Tanya Alea sambil mengikat tali sepatunya. Romeo duduk di samping Alea menunggu gadis itu. Mereka akan berangkat bersama.

"Tuh anak kemaren di marahin Deby karena ngedeketin gue," jelas Romeo santai.

Mata Alea melebar. "Kasian dong!" Serunya spontan.

Romeo terkekeh melihat ekspresi Alea. "Gue udah jelasin ke dia dan minta maaf." Tambah Romeo.

"Ahh PHP lo!" Alea menepuk nepuk sepatunya. Entah apa tujuannya tapi ia selalu melakukan hal itu setelah selesai memakai sepatu.

"Lo juga!"

Alea menatap Romeo tak terima. "PHP apaan? Gue cewe baik baik ya," Alea memukul lengan Romeo pelan.

"PHP lah! Katanya sayang sama gue, tapi kok dijadiin sahabat terus," Romeo segera naik keatas motornya dan menyalakan mesin. Tak lama, ia mematikan mesin motornya lagi. Alea dibuat heran dan bingung dengan tingkah absurd makhluk astral ini.

Romeo membuka jok motornya. Mengeluarkan sebuah helm berwarna putih bertuliskan my girlfriend. Apa lagi ini? Please ya Romeo jangan buat Alea baper di pagi hari ini.

"Apa nih? Kado buat Deby? Bagus kok!"

Romeo tak menanggapi ucapan Alea. Ia memakaikan helm tersebut pada Alea. Memasangkan tali helm. Membuat jantung Alea berdetak begitu keras.

Pagi ini Alea gak mau minta aneh aneh sama Tuhan. Dia cuma mau minta agar Romeo tak mendengar suara detak jantungnya.

"Selesai!" Seru Romeo bahagia.

👑👑👑

Selama di perjalanan, Romeo tak henti hentinya membuat jantung Alea berdetak kencang. Romeo terus melancarkan aksi gombal recehnya pada Alea.

Alea mencoba membuka tali helm namun ia sedikit kesulitan. Helm baru sih, jadi suka macet.

"Sini gue bantuin! Bilang tolong sama suami sendiri apa susahnya sih," Romeo membantu membukakan tali helm Alea.

Alea merapikan rambutnya yang berantakan. "Eh Le, di pipi lo ada apa tuh?" Romeo menunjuk pipi Alea dengan jari telunjuknya.

Alea segera memegang pipinya. "Apaan?" Tanyanya heran.

"Itu item item," Romeo masih menunjuk pipi Alea.

Alea menggosok gosokkan telapak tangannya di pipi. Ada apa sih? Debu? Serangga?

"Sini gue ilangin." Romeo menatap sekeliling. Sepi. Kosong. Sunyi. Ia kemudian tersenyum lembut.

Cup!

Alea mematung. Apa itu tadi? Hangat.

Romeo menatap sahabat kecilnya yang bagaikan manekin bernafas. Ia tersenyum.

"Morning kiss beb. Bye bye, sampai jumpa di kelas!" Dengan santai Romeo berjalan meninggalkan Alea begitu saja.

Dasar tidak bertanggung jawab! Alea ambyar.

Alea memegang pipinya. 2 kali. Ini kedua kalinya Romeo mencium pipinya dan lebih parah lagi ini di sekolah!

👑👑👑

"Ehh sumpah gila gila parah!" Lena berteriak nyaring membuat semua yang mendengarnya menutup telinga. Mungkin kalo benda mati di kelas punya telinga mereka bakalan tutup telinga juga.

Alea yang duduk persis di sebelah Lena menutup telinga. "Apasih Len! Teriak teriak bikin budek aja," sungutnya yang dibalas dengan kekehan Lena.

"Tau lo pagi pagi bikin telinga gue meronta ronta minta lepas dari tempatnya karena lelah dan gak tahan sama teriakan maut lo!" Sahut Romeo.

"Ikut ikut aja lo! Ini loh Alea, tas ucul incaran kita diskon 50% anjir! Gue harus beli! Gue mau pesen sekarang juga!" Lena kembali duduk di bangkunya dan memainkan ponsel dengan santai dan serius.

Romeo melirik Alea yang mengerucutkan bibirnya. "Giliran uang gue abis ada diskon," Gumamnya yang masih bisa didengar oleh Lena dan Romeo.

Haiiii sesuai janji di part sebelumnya, kalo udah 5 vote aku bakalan post next chapter. Makasiii yaa udh ngasi vote.

Maaf juga ya misalnya aku gabales komen kalian, bukannya sombong atau apa aku cuma bingung harus bales apa tapi aku seneng bacain komen kalian kok.

Ohiyaaa seperti biasa kalo ada typo kasihtau ya dan happy sunday.

Note: aku lagi cari cari lagu tentang friendzone nii, kalo kalian ada saran lagu komen yaw!

Friendzone Not Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang