T U J U H B E L A S

196 22 7
                                    

Alea menatap Romeo tajam. "Kenapa lo bisa bilang dengan yakin kalo gue gak pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta?" Alea berusaha mengatur suaranya agar santai. Jangan terlihat emosi.

Tarik nafas, buang. Lakukan sebanyak 3 kali.

Romeo menatap Alea kaget. Ia jadi gelagapan. Mulutnya memang keterlaluan. Alea, wanita normal.

"Bukan gitu maksud gue. Maksud gue lo kan gak pernah pacaran."

"Meo, kalo gue bilang gue punya mantan gimana?" suara lembut Alea terdengar panas di hati Romeo.

"Maksud lo?" nada suara Romeo sedikit keras.

"Enggak. Apasih lo, gitu aja langsung marah. Dasar posesif padahal cuma temen," Alea berusaha terkekeh.

"Ya, bukan gitu Al, gue panik kalo lo deket sama cowok. Entar lo sakit hati. Gue gak mau dulu lo ngerasain sakit hati. Cukup gue aja."

Bacot sekali. Ingin Alea mengatakan itu. Nyatanya ia sudah sakit hati duluan.

"Yaudah terus lo mau gimana. Jujur aja nih ya, gue bosen denger curhatan lo tentang Deby."

Romeo menatap Alea. Kata kata yang keluar dari mulut gadis itu sangat lembut. Nada bicara Alea juga stabil. Kenapa Romeo jadi merasa bersalah?

Romeo memeluk tubuh Alea erat tiba-tiba. Entah mengapa, Romeo juga tidak tahu. Ia hanya ingin memeluk sahabat kecilnya.

Alea diam mematung. Tak menolak namun tak membalas juga. Hati Alea terombang ambing jika terus terusan begini. Perlahan, Alea menjauhkan tubuhnya dari Romeo.

"Makin berani lo ya nyentuh gue. Kemaren tiba-tiba nyium, ini tiba-tiba meluk. Dasar mesum!" celetuk Alea.

Romeo terkekeh. "Gak papa. Lo kan friendship gue."

"Bacot," sindir Alea.

"Eh Le! Ke alun-alun yuk," ajak Romeo semangat.

Alea menggeleng malas. Sudah dipastikan, alun-alun pasti ramai dan jalanan pasti akan macet.

"Ayo dong! Masih jam delapan nih," paksa Romeo.

"Mau ngajak adik gue kemana lo!" Alian tiba-tiba datang menimbrung.

"Malem mingguan lah! Emang lo pacaran serasa jomblo," ledek Romeo pada Alian. Alea tertawa.

"Gue udah senior ya, jadi gak perlu tiap malem minggu jalan jalan. Apaan tuh, alay macem cabe cabean sama terong terongan." sinis Alian.

Alea dan Romeo kembali tertawa. Ekspresi Alian seperti orang ingin muntah.

"Kak Fhiya kemana Bang?" tanya Alea di sela sela tawanya.

"Biasa tugas," jawab Alian dan melanjutkan keinginan yang sempat tertunda. Yaitu pergi ke dapur.

"Yok Le. Entar gue traktir makan semau lu deh."

Alea segera bangkit dari duduknya untuk berganti pakaian sambil mencibir.

👑👑👑

"Lo mau apa?" Tanya Romeo pada Alea yang masih memerhatikan keadaan alun-alun. Ramai dan padat. Rata rata diisi oleh mereka yang sedang kasmaran.

Romeo terus menggandeng tangan Alea. Takut hilang katanya.

"Lo mau apa ale ale jeruk nipis?" kesal Romeo membuat Alea menoleh. Aneh nih orang!

"Gak tau. Kan lo yang ngajak gue," balas Alea heran.

Romeo terlihat berpikir. "Biasanya, menurut pandangan gue dari novel novel yang sering gue baca. Kalo lagi malem mingguan, cewe minta dibeliin gulali atau lolipop. Pokoknya makanan yang manis manis gitu deh!" Romeo menjelaskan dengan nada bak profesor.

Alea membuat ekspresi ingin muntah. Sejak kapan Romeo baca novel begituan? Yang ada si Romeo baca novel tema psikopat.

"Ada street music tuh! Nonton yuk!" Romeo segera menarik tangan Alea.

Ada hati yang termanis dan penuh cinta
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi tiada lagi
Yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu

Romeo semakin mempererat kaitan tangannya pada jari Alea. Alea sendiri menikmati.

Haiiii, setelah menunggu lama akhirnya update juga hehe.

Gimana nih part 17? Komen ya!
Gimana gimana tugas online-nya, makin banyak ga? Susah ga?

Semangat and enjoy ur day all!

Friendzone Not Friendship [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang